Scroll untuk baca artikel
Blog

Kesehatan Jiwa Perempuan, Tantangan Ekonomi dan Arus Informasi

Redaksi
×

Kesehatan Jiwa Perempuan, Tantangan Ekonomi dan Arus Informasi

Sebarkan artikel ini

Beberapa hal mempengaruhi kesehatan jiwa perempuan yakni pada saat perempuan menghadapi segala bentuk kekerasan, penderitaan kemiskinan, perubahan kondisi biologis

BARISAN.CO – Dosen Program Studi Psikologi Universitas Paramadina, Devi Wulandari mengungkapkan aspek-aspek yang mempengaruhi kesehatan jiwa perempuan pada webinar mengangkat tema Refleksi tentang Perempuan dan Kesehatan Mental: “Menghadapi Tantangan Perekonomian dan Arus Informasi” yang diselenggarakan Pusat Studi Perempuan Universitas Paramadina (Paramadina Women Institute), Rabu (20/4/2022)

Menurut Devi Wulandari ada beberapa hal yang mempengaruhi kesehatan jiwa perempuan yakni pada saat perempuan menghadapi segala bentuk kekerasan, penderitaan kemiskinan, perubahan kondisi biologis pada saat menstruasi, hamil, melahirkan atau pun menopause dan ketiadaan dukungan sosial ketika menghadapi persoalan, terangnya.

Seminar dalam rangka menyambut Hari Kartini ini bertujuan sebagai ruang diskusi mengenai apa yang terbaik dilakukan. Bagaimana menata diri dan keluarga, serta membekali diri dengan mengatur keuangan, agar tidak terjerat dalam stress dan dapat keluar dari berbagai persoalan.

Dosen Program Studi Manajemen Universitas Paramadina, Prima Naomi mengatakan perempuan harus cerdas dalam keuangan dan cerdas dalam berkomunikasi. Karena bagaimana mengelola keuangan itu tergantung pada cara pandang kita terhadap uang yang berasal dari didikan awal dalam keluarga.

“Makan di restoran mahal bisa dilihat sebagai upaya mengelola stress, tapi dapat dipandang sebagai penghamburan uang jika tindakan ini menyebabkan balance keuangan sudah terganggu,” imbuhnya.

Sementara Dosen Program Studi Teknik Informatika Universitas Paramadina W. Trisari Harsanti Putri menyatakan menyatakan bahwa penggunaan sosial media untuk penyaluran stress tidak masalah, tapi jangan sampai ini dilakukan karena sosial media.

“Bahkan sebaiknya untuk detoks sosial media. Sekali-sekali meninggalkan handphone untuk beberapa waktu dan meluangkan waktu untuk melakukan hal-hal lain, seperti bermain dengan anak, melakukan hobi menyulam misalnya,” ujar Tirsari.