Scroll untuk baca artikel
Kesehatan

Lansia Rentan Sakit, Ahli Ingatkan Pentingnya Nutrisi dan Aktivitas Fisik

Redaksi
×

Lansia Rentan Sakit, Ahli Ingatkan Pentingnya Nutrisi dan Aktivitas Fisik

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Dalam waktu hampir lima dekade (1971-2020), persentase lansia Indonesia meningkat sekitar dua kali lipat menjadi 9,92 persen atau 26 jutaan. Dimana lansia perempuan lebih banyak dibandingkan lansia laki-laki (10,43 persen berbanding 9,42 persen).

Banyaknya jumlah lansia ini, tentu saja perlu mendapat perhatian khusus karena hidup mereka cenderung lebih berisiko. Dari kehilangan kemampuan menangkal radikal bebas hingga menurunnya fungsi berbagai organ tubuh.

Wakil Menteri Kesehatan dr. Dante Saksono Harbuwono, SpPD-KEMD, PhD mengatakan nutrisi yang tepat akan berdampak pada pada kesehatan fisik dan kesejahteraan para lansia.

“Banyak orang mungkin tidak menyadari bahwa kebutuhan nutrisi berbeda-beda tergantung usia seseorang. Seperti halnya balita yang memiliki kebutuhan makanan yang berbeda dengan remaja, kebutuhan gizi untuk lansia pun berbeda dengan kebutuhan orang dewasa yang lebih muda,” ujar dr. Dante pada talkshow kesehatan virtual untuk publik bertajuk “Peran Nutrisi Harian untuk Lansia Agar Tetap Aktif dan Fit” yang diselenggarakan KALBE Nutritionals, Sabtu (29/5/2021).

Ia melanjutkan, makan sehat bagi lansia tidak hanya berkontribusi pada kesehatan fisik, tetapi juga memiliki pengaruh besar pada memori dan fungsi mental.

“Inilah mengapa nutrisi untuk lansia sangat penting dan bagaimana memastikan lansia menerima nutrisi yang cukup,” ucapnya.

Dokter Penyakit Dalam dan Konsultan Geriatri dr. Lazuardhi Dwipa, SpPD-KGER mengingatkan bahwa pada kelompok usia geriatri terdapat risiko terjadi kerentaan atau kerapuhan.

Kerentaan merupakan proses yang sejalan dengan menurunnya kapasitas fungsi tubuh pada proses menua. Kerentaan lansia umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Kelemahan otot rangka (sarkopenia)
  • Merasa lelah sepanjang waktu (depresi)
  • Banyak penyakit menahun (> 2 tahun)
  • Penurunan performa fisik
  • Malnutrisi

“Tata laksana untuk mengatasi kerentaan pada kelompok geriatri adalah memastikan asupan kalori dan protein cukup dan suplementasi gizi bila diperlukan, olahraga penguatan otot dan stamina, serta kelenturan. Penting juga dilakukan program pencegahan jatuh, suplementasi vitamin D, dan penyakit menahun dikelola dengan baik, serta mencegah efek tidak baik banyaknya obat (polifarmasi),” papar dr. Lazuardhi yang juga pengajar di Universitas Padjajaran ini.

Sependapat dengan dr. Dante, menurutnya lansia membutuhkan nutrisi harian agar bisa menangkal radikal bebas, mendukung fungsi organ agar dapat bekerja dengan optimal, membantu menjaga fungsi otot, serta memperkuat sistem kekebalan tubuh.

Untuk itu, lansia bisa memilih makanan dengan kandungan protein, serat, antioksidan, vitamin, mineral, Omega 3, dan Omega 6, serta nutrisi yang rendah laktosa agar tidak menganggu kondisi pencernaan dan rendah gula.

Selain pentingnya asupan nutrisi, hal lain yang perlu diperhatikan untuk menjaga tetap sehat adalah dengan memerhatikan aktivitasnya.

Olahraga merupakan salah satu pelengkap di samping dari nutrisi untuk lansia agar mereka bisa tetap aktif dan fit sehari-hari. Meskipun ada kekhawatiran seputar lansia yang berolahraga, manfaat kesehatan dari gaya hidup aktif jauh lebih besar daripada risikonya.

“Memang benar bahwa lansia mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk melakukan olahraga intensitas ringan agar mereka tetap kuat dan aktif. Lansia memerlukan 30 menit setiap hari untuk melakukan olahraga, dimana kombinasi gerakannya bisa untuk fleksibilitas, kardio, kekuatan otot dan keseimbangan,” ungkap Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga dr. Antonius Andi Kurniawan, SpKO.

Bertambahnya usia memang tak terelakkan dan membuat terjadinya perlambatan pada mobilitas lansia. Namun hal ini tidak berarti mereka harus berhenti aktif.