Scroll untuk baca artikel
Khazanah

Makna Maksiat ketika Sendiri dan Sepi

×

Makna Maksiat ketika Sendiri dan Sepi

Sebarkan artikel ini
maksiat ketika sendiri dan sepi
Ilustrasi/Barisan.co

Kondisi ini menciptakan siklus keburukan yang sulit diputus. Masyarakat perlu memahami bahwa maksiat tidak hanya merugikan orang lain tetapi juga berimplikasi pada diri sendiri, termasuk perilaku, kesehatan mental, dan hubungan sosial.

Kesimpulannya, penting bagi setiap individu untuk menyadari bahwa tindakan yang dilakukan dalam kesendirian adalah bagian dari moralitas dan tanggung jawab mereka sebagai manusia.

Memperkuat iman dan pengetahuan agama akan menjadi penopang penting dalam menghadapi godaan maksiat, menjauhkan diri dari perilaku yang merusak baik diri sendiri maupun orang lain.

Peringatan tentang Makna Maksiat Tersembunyi

Nabi Muhammad Saw memberikan banyak nasihat dan peringatan terkait bahaya keburukan tersembunyi, terutama mengenai maksiat yang dapat menggerogoti keimanan seseorang.

Dalam salah satu hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, beliau menjelaskan tentang individu yang memiliki banyak kebaikan di sisi Allah, namun terperosok ke dalam maksiat.

Hal ini juga sebagaimana hadits tentang berbuat dosa saat sepi atau bermaksit ketika sendiri, Rasulullah Saw bersabda:

عَنْ ثَوْبَانَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ قَالَ : « لأَعْلَمَنَّ أَقْوَامًا مِنْ أُمَّتِى يَأْتُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِحَسَنَاتٍ أَمْثَالِ جِبَالِ تِهَامَةَ بِيضًا فَيَجْعَلُهَا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هَبَاءً مَنْثُورًا ». قَالَ ثَوْبَانُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ صِفْهُمْ لَنَا جَلِّهِمْ لَنَا أَنْ لاَ نَكُونَ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لاَ نَعْلَمُ. قَالَ : « أَمَا إِنَّهُمْ إِخْوَانُكُمْ وَمِنْ جِلْدَتِكُمْ وَيَأْخُذُونَ مِنَ اللَّيْلِ كَمَا تَأْخُذُونَ وَلَكِنَّهُمْ أَقْوَامٌ إِذَا خَلَوْا بِمَحَارِمِ اللَّهِ انْتَهَكُوهَا »

Dari Tsauban, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata, “Sungguh aku mengetahui suatu kaum dari umatku datang pada hari kiamat dengan banyak kebaikan semisal Gunung Tihamah. Namun Allah menjadikan kebaikan tersebut menjadi debu yang bertebaran.” Tsauban berkata, “Wahai Rasulullah, coba sebutkan sifat-sifat mereka pada kami supaya kami tidak menjadi seperti mereka sedangkan kami tidak mengetahuinya.”

Peringatan ini sangat relevan mengingat tidak jarang orang mengira bahwa perbuatan baik yang mereka lakukan akan menutupi dosa atau maksiat yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi.

Penting untuk dicatat bahwa perilaku baik tidak menjamin keselamatan dari keburukan. Dalam konteks ini, kepatuhan terhadap syariat Islam bukan hanya terkait dengan perbuatan yang terlihat di hadapan orang lain, tetapi juga mencakup tindakan ketika sendiri.

Ketika seseorang jauh dari pengawasan lingkungan, ada kemungkinan besar ia tergoda untuk melakukan maksiat, yang pada akhirnya akan menjadi penghalang baginya untuk mencapai kebaikan yang lebih besar.