Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Ekonopedia

Memahami Angka Kemiskinan di Indonesia [Bagian Lima]

:: Redaksi
10 Agustus 2020
dalam Ekonopedia
Memahami Angka Kemiskinan di Indonesia [Bagian Lima]

Memahami kemiskinan di Indonesia/Foto: pixabay.com

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

Barisan.co – Batas atau garis kemiskinan, baik nasional maupun provinsi, merupakan suatu ukuran. Pengeluaran sebenarnya dari penduduk miskin merupakan data yang lain. Ada penduduk miskin yang jaraknya dekat dan ada yang jauh di bawah garis.

BPS menghitung rata-rata pengeluaran dari penduduk miskin terhadap Garis Kemiskinan (GK). Meski, GK nasional Maret 2019 sebesar Rp425.250 per bulan per kapita, namun rata-rata pengeluaran penduduk miskin hanya Rp373.333 dan yang sangat miskin sebesar Rp293.830. Tentu bervariasi tiap provinsi sesuai GK dan daerahnya.

Agar dapat diperbandingkan dan dianalisis, BPS menghitung dan memublikasi ukuran rata-rata kesenjangan itu dalam bentuk indeks, yang disebut Indeks Kedalaman kemiskinan (P1). Semakin tinggi nilai indeks (P1), semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan. Bisa dikatakan makin dalam kemiskinannya.

P1 Indonesia secara nasional memiliki tren yang menurun, meski sesekali mengalami peningkatan. Kecenderungan nilai yang menurun ini menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk semakin mendekati garis kemiskinan.

BACAJUGA

APBN Akan Tetap Defisit, Meski Alami Surplus Semester I-2022

APBN Akan Tetap Defisit, Meski Alami Surplus Semester I-2022

8 Agustus 2022
Ekonom: Utang Sri Lanka, Puncak Gunung Es Masalah

Ekonom: Utang Sri Lanka, Puncak Gunung Es Masalah

13 Juli 2022

P1 wilayah perdesaan selalu lebih tinggi dibandingkan dengan perkotaan. Artinya kesenjangan rata-rata pengeluaran penduduk miskin dengan garis kemiskinan di perdesaan relatif lebih besar daripada di perkotaan.

Untuk kondisi selama 5 tahun terakhir, kedalaman kemiskinan perdesaan dan perkotaan sempat mengalami kenaikan pada 2014-2016, sebelum akhirnya kembali menurun hingga tahun 2019. Penurunan di wilayah perdesaan tampak berjalan lebih lambat.


Indeks Kedalaman Kemiskinan Indonesia (P1) 1999-2019
Print  Excel  Download  
Chart by Visualizer

(Sumber data: Badan Pusat Statistik)


P1 sebenarnya memberi gambaran teoritis tentang besarnya dana yang diperlukan untuk program pengentasan kemiskinan. Yaitu, selisih kurang dari rata-rata pengeluaran penduduk miskin dengan garis kemiskinan kemudian dikalikan dengan jumlah penduduk miskin.

Tentu saja ukuran ini belum realistis, karena tidak mempertimbangkan biaya operasional dan faktor penghambat. Dan yang lebih penting, mengabaikan proses pemiskinan yang mungkin terjadi. Hanya orang miskin yang telah ada pada waktu itu yang diperhitungkan. Bisa dikatakan bahwa indeks hanya berguna sebagai informasi tentang jumlah minimum dana yang diperlukan untuk menangani masalah kemiskinan, seandainya dilakukan melalui transfer dengan target sasaran yang sempurna.

Kelemahan lain dari indeks ini, karena tidak memperhitungkan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin. Perhitungannya terhadap angka rata-rata pengeluaran seluruh penduduk miskin.

Untuk melengkapinya, BPS menghitung pula apa yang disebut sebagai Indeks Keparahan Kemiskinan (P2). Indeks ini memberi gambaran mengenai penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin. Sebagai ukuran ketimpangan di antara penduduk miskin saja, tidak menyertakan seluruh penduduk.

P2 selama periode 1999-2019 cenderung menurun, meski sedikit berfluktuasi. Dapat dikatakan bahwa tingkat keparahan, dalam arti ketimpangan antarpenduduk miskin, cenderung berkurang. Jika dilihat era pemerintahan Jokowi I, memang sempat naik tahun 2015, namun turun kembali pada tahun-tahun berikutnya.

P2 wilayah perdesaan juga masih lebih tinggi dibanding perkotaan. Artinya ketimpangan antarpenduduk miskin di perdesaan masih lebih buruk.


Indeks Keparahan Kemiskinan Indonesia (P2) 1999-2019
Print  Excel  Download  
Chart by Visualizer

(Sumber data: Badan Pusat Statistik)


Untuk kondisi selama 5 tahun terakhir, keparahan kemiskinan perdesaan dan perkotaan sempat mengalami kenaikan pada 2014-2016 sebelum akhirnya kembali menurun hingga tahun 2019. Penurunan indeks ini di wilayah perdesaan tampak berlangsung lebih lambat.

Secara umum, P1 dan P2 berdasar wilayah bersesuaian dengan data tentang kemiskinan menurut statusnya, seperti yang dibahas tulisan bagian empat. Penduduk Sangat Miskin (SM) di perdesaan selalu lebih tinggi daripada perkotaan.


Seri tulisan Kemiskinan lainnya:
Bagian Satu
Bagian Dua
Bagian Tiga
Bagian Empat
Bagian Enam
Bagian Tujuh

Kontributor: Awalil Rizky

Editor: Ananta Damarjati

Topik: Angka KemiskinanAwalil RizkyEkonopediaGaris KemiskinanIndeks Kedalaman Kemiskinan (P1)Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
Redaksi

Redaksi

Media Opini Indonesia

POS LAINNYA

Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Satu)
Ekonopedia

Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Dua)

15 Mei 2022
Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Satu)
Ekonopedia

Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Satu)

5 Mei 2022
Memahami Angka Pengangguran (Bagian Satu)
Ekonopedia

Memahami Angka Pengangguran (Bagian Delapan)

30 April 2022
Memahami Angka Pengangguran (Bagian Satu)
Ekonopedia

Memahami Angka Pengangguran (Bagian Tujuh)

21 April 2022
Memahami Angka Pengangguran (Bagian Satu)
Ekonopedia

Memahami Angka Pengangguran (Bagian Enam)

18 April 2022
Memahami Angka Pengangguran (Bagian Satu)
Ekonopedia

Memahami Angka Pengangguran (Bagian Lima)

15 April 2022
Lainnya
Selanjutnya
Awalil Rizky: Orangtua Teladan Bagi Anak, Kini dan Selamanya

Awalil Rizky: Orangtua Teladan Bagi Anak, Kini dan Selamanya

Memahami Angka Kemiskinan di Indonesia [Bagian Enam]

Memahami Angka Kemiskinan di Indonesia [Bagian Enam]

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

Ilham Habibie Beberkan 3 Teknologi yang Paling Dibutuhkan Indonesia

Ilham Habibie Beberkan 3 Teknologi yang Paling Dibutuhkan Indonesia

14 Agustus 2022
Lima Prinsip Relawan ANIES

Lima Prinsip Relawan ANIES

14 Agustus 2022
Demokrasi atau Democrazy, Kasus Indonesia dan Amerika

Demokrasi atau Democrazy, Kasus Indonesia dan Amerika

14 Agustus 2022
jakarta kota yang nyaman

Cerita Orang Jepang: Jakarta Kota yang Nyaman

14 Agustus 2022
potensi diri

6 Langkah Mengenali Potensi Diri, Saatnya Raih Kesuksesan

14 Agustus 2022
Assasin

Assasin – Cerpen Noerjoso

14 Agustus 2022
Salman Rushdie Selamat, Pelaku Didakwa Penyerangan dan Pembunuhan Berencana

Salman Rushdie Selamat, Pelaku Didakwa Penyerangan dan Pembunuhan Berencana

14 Agustus 2022

SOROTAN

Lima Prinsip Relawan ANIES
Opini

Lima Prinsip Relawan ANIES

:: Redaksi
14 Agustus 2022

Oleh: Laode Basir, Koordinator Relawan ANIES Satu simpul relawan yang makin aktif mendukung pencalonan Anies Baswedan sebagai Presiden menyebut dirinya...

Selengkapnya
Filosofi Pohon

Filosofi Pohon

11 Agustus 2022
Kaum Khawarij Modern

Potret Keberagamaan yang Ekslusif Kaum Khawarij Modern

9 Agustus 2022
Sejarah Penetapan Tahun Hijriah dan Arti Bulan-Bulan dalam Kalender Islam

Sejarah Penetapan Tahun Hijriah dan Arti Bulan-Bulan dalam Kalender Islam

1 Agustus 2022
satu abad chairil anwar

Satu Abad Chairil Anwar, Puisi dan Doa

26 Juli 2022
Film Invisible Hopes

Film Invisible Hopes Mengungkap Sisi Gelap Anak-Anak yang Lahir di Jeruji Penjara

23 Juli 2022
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Risalah
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Sastra
  • Khazanah
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang