Scroll untuk baca artikel
Ekonopedia

Memahami Indikator Ketimpangan [Bagian Dua]

Redaksi
×

Memahami Indikator Ketimpangan [Bagian Dua]

Sebarkan artikel ini

Dari perhitungan BPS mengikuti kriteria ini, Indonesia telah masuk kategori memiliki ketimpangan yang rendah. Ketimpangan sempat meningkat pada kurun 2002 sampai dengan 2011. Dan sempat berkategori ketimpangan sedang selama beberapa tahun.

Perbaikan memang terjadi selama kurun 2014-2020, dan kembali berkategori ketimpangan rendah. Namun, perbaikannya belum tampak signifikan. Porsi pada 2020 sebesar 17,73%, masih jauh dari porsi tahun 1996 hingga tahun 2009.


Porsi Pengeluaran 40% Terbawah

(Sumber data: Badan Pusat Statistik; 2009-2019, kondisi Maret)


Kelompok data yang dipakai untuk mengukur ketimpangan berdasar kriteria Bank Dunia dapat pula dilihat dari sudut pandang berbeda. Yaitu dari sisi porsi pengeluaran 20 persen kelompok teratas.

Porsinya sempat turun dari tahun 1996 hingga tahun 2002, yang berarti ketimpangan membaik. Ketimpangan perlahan memburuk hingga tahun 2013. Kondisinya tampak membaik sejak tahun 2013 hingga tahun 2020, namun tidak signifikan. Porsinya masih sebesar 45,49 persen.

Selama 10 tahun terakhir rata-rata pengeluaran kelompok ini porsinya mencapai 47,3 persen. Artinya hampir separuh porsi pengeluaran dinikmati oleh 20 persen kelompok penduduk teratas.


Porsi Pengeluaran 20% Teratas

(Sumber data: Badan Pusat Statistik; 2009-2019, kondisi Maret)


Jika dibandingkan antara porsi pengeluaran 20 persen penduduk teratas dengan 40 persen penduduk terbawah, maka rasionya mencapai 2,57 pada 2020. Rasio rata-rata selama sepuluh tahun terakhir sebesar 2,75. Artinya, nilai pengeluaran rata-ratanya sebesar 2,75 kali lipat.

BPS juga memiliki data pengeluaran penduduk menurut masing-masing kuintil. Kuintil merupakan kelompok 20 persen penduduk. Kuintil satu merupakan kelompok terbawah, dan kuintil lima yang teratas.

Pada Maret 2019, kuintil lima memiliki porsi 45,48 persen, sedangkan kuintil satu hanya 6,94 persen. Artinya, pengeluaran kuintil teratas sebanyak 6,55 kali lipat dari yang terbawah. Rata-ratanya selama 10 tahun terakhir sebesar 6,79 kali lipat.


Porsi Pengeluaran Penduduk

(Sumber data: Badan Pusat Statistik; 2009-2019, kondisi Maret)


Kontributor: Awalil Rizky