Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Ekonopedia

Memahami Indikator Ketimpangan [Bagian Dua]

:: Redaksi
1 September 2020
dalam Ekonopedia
Memahami Indikator Ketimpangan [Bagian Dua]

Ilustrasi barisan.co/Bondan PS

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

Barisan.co – Berdasar data pengeluaran penduduk bulan Maret dan September, BPS menghitung pula beberapa ukuran ketimpangan selain rasio gini. Salah satunya disebut Indeks Theil. Penurunan indeksnya dianggap indikasi perbaikan pemerataan atau pengurangan ketimpangan.

Cara menghitungnya serupa rasio gini, namun lebih sensitif terhadap perubahan distribusi pengeluaran penduduk pada kelompok atas. Perbaikan angka indeksnya merupakan akibat pengeluaran kelompok pendapatan atas mendekat pada kelompok tengah dan bawah.

Dapat dikatakan bahwa pada saat Indeks Theil meningkat, maka porsi pengeluaran kelompok atas meningkat lebih cepat dibanding kelompok menengah dan bawah.

Data Indeks Theil Nasional menunjukkan kondisi ketimpangan cenderung fluktuatif selama kurun waktu 1996 sampai dengan 2019. Tahun 1996-2005 cenderung menurun. Meningkat drastis pada tahun 2006. Setelahnya berangsur turun, dan kembali meningkat drastis tahun 2011.

BACAJUGA

Ketimpangan Ekonomi Indonesia Belum Membaik

Ketimpangan Ekonomi Indonesia Belum Membaik

21 Januari 2023
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Bertambah pada September 2022

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Bertambah pada September 2022

16 Januari 2023

Sejak 2012, cenderung menurun namun fluktuatif dan perlahan. Indeks Theil Nasional pada tahun 2019 sebesar 0,273 masih lebih tinggi dibanding kurun tahun 1996-2005.


Indeks Theil Nasional
Print  Excel  Download  
Chart by Visualizer

(Sumber data: Badan Pusat Statistik; 2009-2019, kondisi Maret)


Contoh indikator ketimpangan lain berdasar data pengeluaran penduduk dari BPS adalah Indeks-L. Perbedaannya dengan Indeks Theil, indeks ini lebih sensitif terhadap perubahan distribusi pengeluaran penduduk pada kelompok bawah.

Data menunjukkan bahwa sejak 1996, secara umum Indeks-L berfluktuasi. Pada 1999 ketimpangan sempat menurun signifikan, namun perlahan meningkat hingga tahun 2005. Kemudian terjadi peningkatan signifikan hingga tahun 2007. Setelahnya menurun hingga tahun 2010. Pada 2011 kembali meningkat pesat, dan relatif stagnan hingga 2015. Kemudian perlahan turun, dan mencapai 0,239 pada 2019.

Berdasar data Indeks-L, dapat dikatakan terjadi penurunan ketimpangan atau membaiknya pemerataan selama delapan tahun terakhir. Pada indikator ini, lebih dikarenakan peningkatan pengeluaran secara rata-rata dari kelompok bawah cenderung lebih tinggi dibanding kelompok tengah dan kelompok atas.


Indeks-L Nasional
Print  Excel  Download  
Chart by Visualizer

(Sumber data: Badan Pusat Statistik; 2009-2019, kondisi Maret)


Contoh lain dari indikator ketimpangan berdasar data pengeluaran yang dihitung dan dipublikasikan BPS adalah apa yang disebut sebagai kriteria Bank Dunia. Kriteria ini membagi kelompok penduduk menjadi tiga bagian, yaitu 40 persen terbawah, 40 persen menengah dan 20 persen terbawah.

Ketimpangan dikategorikan tinggi apabila 40 persen penduduk terbawah memiliki porsi pengeluaran kurang dari 12 persen. Ketimpangan dikatakan moderat apabila kelompok itu memiliki porsi 12-17 persen. Dan dikegorikan berketimpangan rendah, jika porsinya lebih besar dari 17 persen.

Dari perhitungan BPS mengikuti kriteria ini, Indonesia telah masuk kategori memiliki ketimpangan yang rendah. Ketimpangan sempat meningkat pada kurun 2002 sampai dengan 2011. Dan sempat berkategori ketimpangan sedang selama beberapa tahun.

Perbaikan memang terjadi selama kurun 2014-2020, dan kembali berkategori ketimpangan rendah. Namun, perbaikannya belum tampak signifikan. Porsi pada 2020 sebesar 17,73%, masih jauh dari porsi tahun 1996 hingga tahun 2009.


Porsi Pengeluaran 40% Terbawah
Print  Excel  Download  
Chart by Visualizer

(Sumber data: Badan Pusat Statistik; 2009-2019, kondisi Maret)


Kelompok data yang dipakai untuk mengukur ketimpangan berdasar kriteria Bank Dunia dapat pula dilihat dari sudut pandang berbeda. Yaitu dari sisi porsi pengeluaran 20 persen kelompok teratas.

Porsinya sempat turun dari tahun 1996 hingga tahun 2002, yang berarti ketimpangan membaik. Ketimpangan perlahan memburuk hingga tahun 2013. Kondisinya tampak membaik sejak tahun 2013 hingga tahun 2020, namun tidak signifikan. Porsinya masih sebesar 45,49 persen.

Selama 10 tahun terakhir rata-rata pengeluaran kelompok ini porsinya mencapai 47,3 persen. Artinya hampir separuh porsi pengeluaran dinikmati oleh 20 persen kelompok penduduk teratas.


Porsi Pengeluaran 20% Teratas
Print  Excel  Download  
Chart by Visualizer

(Sumber data: Badan Pusat Statistik; 2009-2019, kondisi Maret)


Jika dibandingkan antara porsi pengeluaran 20 persen penduduk teratas dengan 40 persen penduduk terbawah, maka rasionya mencapai 2,57 pada 2020. Rasio rata-rata selama sepuluh tahun terakhir sebesar 2,75. Artinya, nilai pengeluaran rata-ratanya sebesar 2,75 kali lipat.

BPS juga memiliki data pengeluaran penduduk menurut masing-masing kuintil. Kuintil merupakan kelompok 20 persen penduduk. Kuintil satu merupakan kelompok terbawah, dan kuintil lima yang teratas.

Pada Maret 2019, kuintil lima memiliki porsi 45,48 persen, sedangkan kuintil satu hanya 6,94 persen. Artinya, pengeluaran kuintil teratas sebanyak 6,55 kali lipat dari yang terbawah. Rata-ratanya selama 10 tahun terakhir sebesar 6,79 kali lipat.


Porsi Pengeluaran Penduduk
Print  Excel  Download  
Chart by Visualizer

(Sumber data: Badan Pusat Statistik; 2009-2019, kondisi Maret)


Kontributor: Awalil Rizky

Topik: Awalil RizkyBadan Pusat StatistikEkonopediaIndeks TheilIndeks-LKetimpangan Ekonomi
Redaksi

Redaksi

Media Opini Indonesia

POS LAINNYA

Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Tiga)
Ekonopedia

Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Empat)

4 Januari 2023
Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Tiga)
Ekonopedia

Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Tiga)

2 Januari 2023
Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Satu)
Ekonopedia

Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Dua)

15 Mei 2022
Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Satu)
Ekonopedia

Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Satu)

5 Mei 2022
Memahami Angka Pengangguran (Bagian Satu)
Ekonopedia

Memahami Angka Pengangguran (Bagian Delapan)

30 April 2022
Memahami Angka Pengangguran (Bagian Satu)
Ekonopedia

Memahami Angka Pengangguran (Bagian Tujuh)

21 April 2022
Lainnya
Selanjutnya
Al-Quran

Utsman Gagal Bernegara, Fokus Mengurus Mushaf

Memahami Indikator Ketimpangan [Bagian Tiga]

Memahami Indikator Ketimpangan [Bagian Tiga]

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

Impor Gula Akan Meningkat Tahun 2023

Impor Gula Akan Meningkat Tahun 2023

26 Januari 2023
Demo Kepala Desa

Perpanjangan Masa Jabatan Kepala Desa Dinilai Ugal-ugalan

26 Januari 2023
Normalisasi Sungai Berlanjut, Ciliwung Institute Pertanyakan Logika Kementerian PUPR

Normalisasi Sungai Berlanjut, Ciliwung Institute Pertanyakan Logika Kementerian PUPR

26 Januari 2023
Kenapa Kita Menangis Saat Menonton Film?

Kenapa Kita Menangis Saat Menonton Film?

26 Januari 2023
Menciptakan Wirausaha Muda

Merdeka Belajar, Menciptakan Wirausaha Muda, Mengapa Tidak?

26 Januari 2023
pH Tubuh

Berbahaya Jika pH Tubuh Terlalu Asam

26 Januari 2023
sholawat bulan rajab

Lirik Sholawat Bulan Rajab Teks Arab, Latin dan Artinya

26 Januari 2023

SOROTAN

Anak yang Tumbuh Miskin, Saat Dewasa Sulit Lepas dari Jerat Kemiskinan
Sorotan Redaksi

Anak yang Tumbuh Miskin, Saat Dewasa Sulit Lepas dari Jerat Kemiskinan

:: Anatasia Wahyudi
25 Januari 2023

Di mana pun mereka berada, anak-anak yang tumbuh dalam kemiskinan menderita dari standard hidup yang buruk, mengembangkan lebih sedikit keterampilan...

Selengkapnya
Mengapa Ridwan Kamil Baru Sekarang Masuk Parpol?

Mengapa Ridwan Kamil Baru Sekarang Masuk Parpol?

23 Januari 2023
Dua Jalan Sehat dalam Satu Hari

Dua Jalan Sehat dalam Satu Hari

22 Januari 2023
Imlek, Kesetaraan, dan Keadilan di Jakarta

Imlek, Kesetaraan, dan Keadilan di Jakarta

22 Januari 2023
BIN Ingatkan Potensi Ancaman 2023 Ekonomi Bakal Gelap, Kenapa Pemerintah Tak Hentikan Bangun Infrastruktur Mercusuar?

BIN Ingatkan Potensi Ancaman 2023 Ekonomi Bakal Gelap, Kenapa Pemerintah Tak Hentikan Bangun Infrastruktur Mercusuar?

21 Januari 2023
Politik Para Pecundang

Politik Para Pecundang: Menebar dan Melempar Buah Busuk

21 Januari 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang