Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Ekonopedia

Memahami Indikator Ketimpangan [Bagian Satu]

:: Redaksi
31 Agustus 2020
dalam Ekonopedia
Memahami Indikator Ketimpangan [Bagian Satu]

Ilustrasi barisan.co/Bondan PS

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

Barisan.co – Ketimpangan menurut United Nations Development Programme (UNDP) merupakan suatu konsep yang menggambarkan kondisi tidak setara, terutama dalam hal status, hak, dan kesempatan. UNDP membagi ketimpangan dalam dua kategori yaitu ketimpangan hasil (inequality of outcome) dan ketimpangan peluang (inequality of opportunity). Keduanya saling berhubungan erat dan saling memengaruhi.

Wacana publik di Indonesia pada umumnya lebih didominasi oleh kategori ketimpangan hasil dalam perspektif tersebut. Lebih menyempit lagi dalam hal ketimpangan pengeluaran, pendapatan dan kekayaan. Contohnya adalah pengukuran ketimpangan ekonomi yang rutin dilakukan oleh BPS.

Dari publikasi BPS, yang paling sering menjadi narasi kebijakan Pemerintah adalah Rasio Gini. “Ketimpangan pendapatan terus menurun, ditunjukkan dengan semakin rendahnya Rasio Gini dari 0,408 pada Maret 2015, menjadi 0,382 pada Maret 2019,” kata Presiden Jokowi. Hal itu disampaikan pada pidato pengantar Nota Keuangan dan APBN 2020 pada pertengahan Agustus 2019.

Oleh para ahli, Rasio Gini memang diakui cukup memberi gambaran terkait pemerataan pengeluaran penduduk. Terutama jika dilihat perbandingan antarwaktu pada suatu negara dengan metode dan cara penghitungan yang serupa.

BACAJUGA

Oxfam Kritik G20, Begini Tanggapan Awalil Rizky

Ekonom Senior: Periode Kedua Jokowi, Orang Miskin Masih Banyak

20 Mei 2023
Awalil Rizky Sebut Anies Baswedan Memiliki Kecerdasan yang Komplet

Awalil Rizky Sebut Anies Baswedan Memiliki Kecerdasan yang Komplet

19 Mei 2023

Sejauh ini, BPS menghitungnya dari data pengeluaran penduduk, karena masih kesulitan memperoleh data pendapatan secara periodik. Dihitung tiap enam bulan, untuk kondisi bulan Maret dan September.

Rasio gini tersebut dihitung berdasar pada Kurva Lorenz, yaitu sebuah kurva pengeluaran kumulatif yang membandingkan distribusi dari suatu variabel tertentu dengan distribusi seragam yang mewakili persentase kumulatif penduduk.

Koefisiennya berupa angka yang berkisar antara nol hingga satu. Besaran 0 (nol) berarti ketimpangan bersifat merata sempurna. Tiap orang melakukan pengeluaran yang sama dengan yang lainnya. Besaran 1 (satu) artinya ketimpangan bersifat timpang sempurna, yaitu pengeluaran hanya oleh satu orang atau satu kelompok saja.

Dalam wacana akademis (Todaro, 2012), suatu negara dikatakan mengalami ketimpangan yang tinggi apabila rasio gini mencapai 0,5 – 0,7. Dan dikatakan relatif tidak timpang apabila rasio gini terletak pada interval 0,20 – 0,35. Berdasar ini, kondisi ketimpangan Indonesia termasuk berkategori sedang. Tidak terlampau timpang, namun belum termasuk merata.

Data rasio gini Indonesia yang dihitung dengan metodologi serupa oleh BPS, tersedia berupa data sejak tahun 1996. Tercatat sempat ketimpangan relatif rendah pada 1999 hinga 2005.

Rasio Gini Nasional
Print  Excel  Download  
Chart by Visualizer

(Sumber data: Badan Pusat Statistik; 2009-2020, kondisi Maret)

Pada tahun 1996 mencapai 0,356, sempat menurun pada tahun 1999. Kemudian berangsur meningkat kembali hingga mencapai 0,376 pada tahun 2007. Sempat turun pada tahun 2009, dan meningkat kembali pada tahun-tahun berikutnya. Tahun 2013 merupakan ketimpangan tertinggi dengan angka rasio gini mencapai 0,413.

Tahun 2014-2019 memperlihatkan tren rasio gini yang menurun. Klaim Presiden Jokowi di atas memang cukup beralasan. Hanya saja, penurunan terbilang tidak terlampau signifikan. Tampak kurang cepat, tercatat hanya turun sebesar 0,024 selama lima tahun. Dan kondisi tahun 2019 masih lebih timpang jika dibanding kurun waktu tahun 1996 sampai dengan 2010.

Perkembangan rasio gini Indonesia dapat juga dicermati berdasar wilayah perkotaan dan perdesaan. Tercatat, rasio gini perkotaan selalu lebih tinggi dibandingkan perdesaan. Ketimpangan ekonomi berdasar indeks ini, lebih tampak di perkotaan dibanding perdesaan.

Rasio Gini Perkotaan & Perdesaan
Print  Excel  Download  
Chart by Visualizer

(Sumber data: Badan Pusat Statistik; 2009-2020, kondisi Maret)

Pola pergerakan rasio gini di wilayah perkotaan dan wilayah perdesaan Indonesia tidak selalu searah, dan terutama tidak dalam laju kecepatan yang setara. Sebagai contoh, pada periode tahun 2002-2005 dan 2012-2013, gini rasio perkotaan mengalami peningkatan, sedangkan perdesaan mengalami penurunan.

Pada periode 2015-2019, gini rasio di kedua wilayah sama-sama cenderung turun. Laju penurunan di perkotaan lebih cepat dibanding perdesaan. Ketimpangan di perkotaan membaik lebih signifikan.

Terdapat perbedaan rasio gini yang cukup signifikan antar propinsi. Laju penurunanan ketimpangan pun berbeda-beda. Pada Maret 2020, provinsi yang mempunyai nilai rasio Gini tertinggi adalah Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu sebesar 0,434. Sedangkan yang terendah adalah Provinsi Bangka Belitung yang sebesar 0,262.

Jika dilihat dari rasio gini nasional yang sebesar 0,381, terdapat delapan provinsi dengan angka yang lebih tinggi. Di antaranya: Daerah Istimewa Yogyakarta (0,434), Gorontalo (0,408), Jawa Barat (0,403), DKI Jakarta (0,399), Papua (0,392), Sulawesi Tenggara (0,389), Sulawesi Selatan (0,389), dan Papua Barat (0,382). Provinsi lainnya memiliki ketimpangan yang lebih rendah.


Kontributor: Awalil Rizky

Topik: Awalil RizkyBadan Pusat StatistikEkonopediaKetimpangan EkonomiRasio Gini
Redaksi

Redaksi

Media Opini Indonesia

POS LAINNYA

Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Tiga)
Ekonopedia

Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Empat)

4 Januari 2023
Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Tiga)
Ekonopedia

Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Tiga)

2 Januari 2023
Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Satu)
Ekonopedia

Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Dua)

15 Mei 2022
Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Satu)
Ekonopedia

Mengerti Indikator Inflasi Indonesia (Bagian Satu)

5 Mei 2022
Memahami Angka Pengangguran (Bagian Satu)
Ekonopedia

Memahami Angka Pengangguran (Bagian Delapan)

30 April 2022
Memahami Angka Pengangguran (Bagian Satu)
Ekonopedia

Memahami Angka Pengangguran (Bagian Tujuh)

21 April 2022
Lainnya
Selanjutnya
Rumi

Dampak Cinta Jalaluddin Rumi, Pikiran dan Hatinya Tentang Ma’syuq

Sang Panggung: Pakeliran Sampakan Ki Sindhu

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

Bahlil Lahadalia Menjadi Pengusaha
Terkini

Bahlil Lahadalia Ajak Lulusan Universitas Paramadina Menjadi Pengusaha

:: Redaksi Barisan.co
1 Juni 2023

Orasi ilmiah "Kebijakan Investasi untuk Mencapai Indonesia yang Sejahtera"

Selengkapnya
kandungan gizi tempe

Kandungan Gizi Tempe, Berikut Cara Menggoreng yang Baik dan Renyah

1 Juni 2023
korupsi dan ideologi

Korupsi dan Rontoknya Ideologi

1 Juni 2023
Kalender Jawa Juni 2023 Lengkap, Weton dan Penanggalan Hijriah

Kalender Jawa Juni 2023 Lengkap, Weton dan Penanggalan Hijriah

1 Juni 2023
Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2023

Poster Perhatikan Kebutuhan Pokok Bukan Terus Merokok, Mahasiswa Peringati Hari Tanpa Tembakau Sedunia

1 Juni 2023
ChatGPT Menyesatkan, Pengacara ini Bakal Kena Sanksi Pengadilan

ChatGPT Menyesatkan, Pengacara ini Bakal Kena Sanksi Pengadilan

1 Juni 2023
Dampak Buruk Polusi Cahaya bagi Kesehatan

Dampak Buruk Polusi Cahaya bagi Kesehatan

1 Juni 2023
Lainnya

SOROTAN

korupsi dan ideologi
Opini

Korupsi dan Rontoknya Ideologi

:: Redaksi Barisan.co
1 Juni 2023

Korupsi dan ideologi

Selengkapnya
Pohon Hayat dan Pohon Ditebang

Pohon Hayat dan Pohon Ditebang

31 Mei 2023
Mengawasi Black Campaign

Penguatan Peran Bawaslu dalam Mengawasi Black Campaign di Sosial Media pada Pilpres 2024

31 Mei 2023
Denny Indrayana, Profesor Asli Bukan Kompresor Apalagi Provokator

Denny Indrayana, Profesor Asli Bukan Kompresor Apalagi Provokator

30 Mei 2023
Pemilu Turki: Kemenangan Petahana, Kekalahan Lembaga Survei

Pemilu Turki: Kemenangan Petahana, Kekalahan Lembaga Survei

29 Mei 2023
Era Disrupsi, Pejabat dan Pengamat

Era Disrupsi, Pejabat dan Pengamat

29 Mei 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang