Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Khazanah

Dampak Cinta Jalaluddin Rumi, Pikiran dan Hatinya Tentang Ma’syuq

:: Redaksi
31 Agustus 2020
dalam Khazanah
Rumi

Jalaluddin Rumi

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

Barisan.co – Syair cinta dalam prespektif tasawuf ada tokoh bernama Jalaluddin Rumi. Ada juga satu tokoh perempuan berbicara konsep cinta yakni Rabiah Al Adawiyah. Jika Rabiah Al Adawiyah dengan konsep mahabahnya. Berbeda dengan Jalaluddin Rumi melalui syair-syairnya yang indah.

Namun nama asli dari Jalaludin Rumi yang sebenarnya Jalal Al-Din Muhammad. Kemudian dikenal dengan Jalal Al-Din Rumi atau Jalaluddin Rumi bahkan sekadar nama Rumi. Jalaluddin Rumi dilahirkan di Balkh pada 6 Rabi’ul Awal 604 Hijriyah atau bertepatan 30 Setember 1207.

Perlu diketahui bahwasanya orang-orang Arghan dan Persia lebih suka memanggil Jalaluddin Rumi dengan panggilan Jalaluddin Balkhi. Oleh karena Jalaluddin Rumi dan keluarganya tinggal di Balkhi.

Setiap diri manusia ada rasa yang bernama cinta. Tentu pernah merasakan cinta itu, baik cinta kepada sesama. Cinta kepada Tuhan maupun cinta kepada benda maupun barang yang dicintai.

BACAJUGA

puisi cinta rabiah al adawiyah

Inilah Puisi Cinta Rabiah Al Adawiyah, Konsep Mahabbah 

14 Januari 2023
udud

Tasawuf Udud

25 November 2022

Lalu apakah ada dampak dari cinta itu sendiri? Cinta itu memang sangat berpengaruh besar pada sikap dan perilaku. Cinta juga mampu membuat seseorang mabuk asmara, seperti kisah Qois dan Laila dalam Laila Majnun. Cinta sangat berperan penting dalam mengubah segalanya.

Syair Jalaluddin Rumi melalui menyatakan:

Sungguh, cinta dapat mengubah yang pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara berubah menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi nikmat.

Cintalah yang mampu melunakkan besi, menghancur leburkan batu karang, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya, serta membuat budak menjadi pemimpin.

Cinta sangat berpengaruh besar pada jiwa manusia. Siapa yang mencintai, ia akan menemukan gelombang energi yang dasyat. Sehingga tiba-tiba ia merasakan suatu ekstase perubahan pada dirinya. Cinta dapat mempercepat perjalanan manusia menuju sang khalik atau Tuhan.

Melalui syair Jalaluddin Rumi berkata:

Cinta punya lima ratus sayap, dan setiap sayap (mengembang). Dari atas langit ke bawah bumi. Orang yang zuhud (zahid) berlari; kekasih (Tuhan) terbang Lebih cepat dari kilat dan angin.

“Bebaskanlah dirimu dari dunia dan cara jalan kaki, karena (hanya) elang sang raja yang menemukan jalannya kepada sang Maharaja.”

“Cinta”, ujar Jalaluddin.

Cinta adalah penyembah bagi kebanggaan dan kesombongan, dan pengobat bagi seluruh kekurangan diri. Hanya mereka yang berjubah cinta sajalah yang sepenuhnya tidak mementingkan diri.

Wahai para pecinta yang ingin mendapatkan cinta dari kekasihnya. Maka ia harus mencuci dirinya baik lisan, hati, dan jiwanya. Menghilangkan kesombongan, kedengkian, dan kebanggaan atas apa yang ada pada dirinya.

Ketika dirinya sudah terlumuri asmara cinta, apa yang ada pada dirinya berupa sikap dan perilaku keduniaan akan sirnya. Tidak tampak apa yang seharusnya dapat diindera.

Maka cinta terhadap kekasih akan melenyapkan egoisme dan cinta diri sehingga luhurlah jiwanya. Cinta menumbuhkan kebebasan dan jiwa untuk menjadi cinta.

Cinta Rumi kepada kawannya, Syamsuddin Tabriz, membuatnya bebas untuk menemukan ungkapan jiwanya sendiri yang menemukan saluran melalui puisinya. Cinta, jiwa, dan kebebasan menyatu.

Namun, pada saat itu terjadi, kehidupan Rumi berputar balik. Setelah menyatakan kebebasannya untuk mencintai dari jiwanya, Rumi tidak lagi berperilaku layaknya syaikh yang baik dan tidak lagi peduli dengan harapan-harapan yang lazim. Ia menjadi benar-benar bebas, hanya mempedulikan jiwanya sendiri dan cintanya yang bebas kepada Tuhan.

Jalaluddin Rumi berkata :

Lagi-lagi, aku berada dalam diriku sendiri

Aku berjalan pergi, tetapi ke sinilah aku berlayar kembali,

Kaki di udara, jungkir balik,

Seperti seorang wali ketika dia membuka matanya

Ditengah doa : sekarang, ruangan,

Taplak meja, wajah-wajah yang akrab.

Cinta Rumi kepada Ilahi menghendaki “keadaan mabuk” di mana keadaan ini mengisyaratkan tentang keintiman cinta Rumi kepada Tuhan. Dalam konteks ini, Rumi menerangkan simbol-simbol tertentu yang berkenaan dengan kemabukan, seperti anggur dan cawang. “Tuhan adalah cawang dan anggur: Dia tahu cinta seperti apa pun situasiku”.

Dalam syair berikut, Rumi mengekspresikan ekstase yang hebat ketika anggur cinta Ilahi menyentuh jiwanya :

Rembulan yang tak pernah disaksikan langit bahkan dalam mimpi, telah kembali.

Dan datanglah api yang tak bisa dipindahkan air apa pun.

Lihatlah rumah tubuh, dan pandanglah jiwaku, Ini membuat mabuk dan kerinduan itu dengan cawang cintanya.

Ketika pemilik kedai itu menjadi kekasih hatinya,

Darahku berubah menjadi anggur dan hatiku menjadi “kabab”.

Ketika pandangan dipenuhi ingatan kepadanya, datang suara:

Baguslah wahai cawang, hebatlah, wahai anggur.

Cinta ilahi membutuhkan keikhlasan yang dapat memelihara hati manusia dari syirik (kemusyrikan) dan mengantarkannya pada tingkat tauhid yang paling tinggi, yaitu ma’rifat kepada Allah (ma’rifatullah).

Jalaluddin Rumi, ketika mabuk cinta mencapai puncaknya, perkawinan jiwa dalam penyatuan mistik terjadi. Dalam penyatuan inilah perbedaan antara pencinta dan yang Dicinta sirna oleh perubahan ke dalam Hakikat Cinta Universal. Keadaan Rumi seperti ini, karena dipengaruhi oleh cinta yang begitu membara di hatinya. Cinta bisa mengkonsentrasikan semua daya.

Dengan adanya cinta semua potensi yang dimiliki oleh sang pencinta, pikiran, perilaku dan sepak terjang pencinta akan disatukan dan dikerahkan untuk mencari sesuatu yang tidak terjangkau oleh indra lahiriah. Karana itulah hatinya hanya terisi oleh pikiran tentang ma’syuq (yang Dicintai).

Topik: Jalaluddin RumiRabiah Al AdawiyahTasawuf
Redaksi

Redaksi

Media Opini Indonesia

POS LAINNYA

wakaf uang
Khazanah

Mengenal Wakaf Uang, Sejarah dan Fatwa Ulama

25 Januari 2023
Kenapa Rumput Tetangga Lebih Hijau?
Khazanah

Kenapa Rumput Tetangga Lebih Hijau?

21 Desember 2022
Serat Tripama
Khazanah

Serat Tripama dan Ajaran Tentang Cinta Tanah Air

15 Desember 2022
umur para nabi
Khazanah

Umur Para Nabi, 25 Nabi yang Wajib Diketahui Hingga Nabi Khidir dan Nabi Uzair

13 Desember 2022
kitab al-filaha
Khazanah

Kitab Al-Filaha Ibnu Awwam, Induknya Ilmu Pertanian

6 Desember 2022
buntil
Khazanah

Buntil, Makanan Khas Jawa yang Kian Langka

5 Desember 2022
Lainnya
Selanjutnya

Sang Panggung: Pakeliran Sampakan Ki Sindhu

Chusnatul Jannah

Tilik yang Menggelitik

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

peran mahasiswa

Didik J Rachbini: Peran Mahasiswa Sekarang Bertanggungjawab Menyuarakan Kebenaran

27 Januari 2023
Relawan ANIESWANGI Hadiri Peresmian Graha Restorasi Partai Nasdem

Relawan ANIESWANGI Hadiri Peresmian Graha Restorasi Partai Nasdem

27 Januari 2023
Jabatan Kades

Desa Bisa Jadi Sarang Korupsi Kalau Jabatan Kades Diperpanjang

27 Januari 2023
Proyek Meikarta

Deret Masalah Meikarta: Izin Seret, Proyek Mangkrak, hingga Kecewakan Konsumen

27 Januari 2023
normalisasi

Normalisasi Perburuk Sedimentasi Sungai, Ciliwung Institute Kritik Keras Jokowi

27 Januari 2023
Impor Gula Akan Meningkat Tahun 2023

Impor Gula Akan Meningkat Tahun 2023

26 Januari 2023
Demo Kepala Desa

Perpanjangan Masa Jabatan Kepala Desa Dinilai Ugal-ugalan

26 Januari 2023

SOROTAN

Jabatan Kades
Sorotan Redaksi

Desa Bisa Jadi Sarang Korupsi Kalau Jabatan Kades Diperpanjang

:: Ananta Damarjati
27 Januari 2023

Korupsi di desa tinggi, perlu perbaikan tata kelola, bukan perpanjangan masa jabatan kades. BARISAN.CO – Dewan Perwakilan Rakyat musti cermat...

Selengkapnya
Anak yang Tumbuh Miskin, Saat Dewasa Sulit Lepas dari Jerat Kemiskinan

Anak yang Tumbuh Miskin, Saat Dewasa Sulit Lepas dari Jerat Kemiskinan

25 Januari 2023
Mengapa Ridwan Kamil Baru Sekarang Masuk Parpol?

Mengapa Ridwan Kamil Baru Sekarang Masuk Parpol?

23 Januari 2023
Dua Jalan Sehat dalam Satu Hari

Dua Jalan Sehat dalam Satu Hari

22 Januari 2023
Imlek, Kesetaraan, dan Keadilan di Jakarta

Imlek, Kesetaraan, dan Keadilan di Jakarta

22 Januari 2023
BIN Ingatkan Potensi Ancaman 2023 Ekonomi Bakal Gelap, Kenapa Pemerintah Tak Hentikan Bangun Infrastruktur Mercusuar?

BIN Ingatkan Potensi Ancaman 2023 Ekonomi Bakal Gelap, Kenapa Pemerintah Tak Hentikan Bangun Infrastruktur Mercusuar?

21 Januari 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang