Scroll untuk baca artikel
Edukasi

Membangun Komunikasi Posisif dengan Anak

Redaksi
×

Membangun Komunikasi Posisif dengan Anak

Sebarkan artikel ini

3.  Jadilah pendengar yang baik. Dalam menjalankan komunikasi positif, orangtua sebaiknya mampu menjadi pendengar yang baik untuk anak. Salah satu kegagalan komunikasi adalah minimnya keterampilan mendengarkan.

Setiap orang mau berbicara, menyampaikan keinginan atau pendapatnya, namun sulit memberikan perhatian dan mendengarkan.  Berikut tujuh keterampilan mendengarkan yang perlu dimiliki dan dikembangkan oleh orangtua dalam membangun komunikasi positif dengan anak:

  1. Perhatikan ucapannya. Di sini komunikasi dibangun dengan memberikan segala perhatian antara orangtua dengan anak. Tatap wajahnya, perhatikan mata anak saat dia berbicara dan respons sambil menghadap wajahnya, tidak sambil menengok ke arah lain, tidak sambil menelepon atau menatap layar gadget.
  2. Tanyakan dengan pertanyaan terbuka. Ini adalah salah satu metode menggali informasi lebih mendalam tentang apa yang dirasakan dan dingini oleh anak dalam berinteraksi. Alih-alih orangtua bertanya tentang apa yang dilakukan anak, atau meminta anak diam saat ia merengek. Orangtua sebaiknya berdialog dengan bertanya apa yang ia harapkan dari situasi tersebut, bagaimana sebaiknya yang perlu dilakukan agar masalahnya teratasi tanpa harus merengek.
  3. Ajukan pertanyaan menyelidik. Ini dimaksudkan untuk membangun kemampuan anak berkata sesuai faktanya. Mengomunikasikan kejadian berdasarkan yang dialaminya.
  4. Minta klarifikasi. Dalam hal klarifikasi, orangtua sesungguhnya memberikan kesempatan bagi anak untuk membangun pemahaman dirinya terhadap setiap kejadian atau permasalahan. Di sini juga orangtua melatih anak berpikir rasional dan menghindari cerita yang tidak sesuai, sehingga anak kesulitan mengatakan yang sesungguhnya.
  5. Lakukan paraphrase. Pada kegiatan ini orangtua membantu anak menjelaskan dengan pernyataan yang lebih simpel, atau mudah dipahami oleh orang lain dari perkataannya, atau dari cerita yang ingin disampaikan oleh anak. Karena kadang orangtua sering mengalami kesulitan maksud perkataan anak, sehingga diperlukan kalimat yang disederhanakan atau dibuat lebih jelas dari ungkapan anak.
  6. Selaraskan untuk mereflesikan perasaan. Orangtua dalam posisi ini hendaknya mampu memberikan sikap positif ketika menanggapi ucapan anak. Tangkap perasaan yang sesungguhnya dari anak, kemudian tunjukan empati atau perhatian dengan menyelaraskan diri dalam percakapan.
  7. Ringkaskan. Dalam praktik keterampilan mendengar ini, orangtua membantu anak menyederhanakan cerita, keluhan yang kalimatnya tidak jelas atau tidak relevan. Jika redaksi kalimatnya cukup panjang, maka orangtua perlu menyederhanakan dengan meringkas kalimat menjadi ungkapan yang mudah dipahami dan jelas. [Luk]