Scroll untuk baca artikel
Blog

Mengapa Ridwan Kamil Baru Sekarang Masuk Parpol?

Redaksi
×

Mengapa Ridwan Kamil Baru Sekarang Masuk Parpol?

Sebarkan artikel ini

Ada alternatif jika terjadi kebuntuan mencari tokoh internal Golkar untuk disandingkan dalam suksesi kepemimpinan nasional kelak. Lebih mulia lagi adalah sikap negarawan Ketum AH yang menerima dengan lapang dada RK, meskipun dari kalkulasi riil politik, RK adalah kompetitor Ketum Golkar.

Tapi, mari kita menatap sejenak riak politik di tahun 2023 yang sangat dilematis bagi parpol dan pimpinannya. Kalau mengamati latarbelakang RK yang berpikir sangat pragmatis, ini adalah kekhasan sebagai insinyiur dan teknokrat birokrat pada umumnya. Karena itulah mengapa RK baru mau masuk parpol bernama Golkar. Pragmatis karena memang persis di tahun politik yang sedang menimang capres dan cawapres. Bagi RK, walikota dan gubernur sudah diarungi, kenapa tidak yang lebih tinggi lagi? Minimal menjadi menteri di 2024.

Jika ternyata sampai April 2023, misalnya, hasil survey elektabilitas Ketum AH masih di urutan buntut dari kompetitornya dari parpol lain, apakah Golkar akan memecatnya karena di awal pernyataannya berjaket kuning? RK bersuara tegas dan nyaring bahwa RK akan berjuang menyukseskan pencapresan ketumnya AH. Tidak mungkin memecat RK.

Karena, kita tidak bersandar pada hasil survey, namun tetap saja konstelasi politik jaman sekarang sudah sangat melekat dengan rekomendasi hasil survey. Kalau demikian, maka yang diuntungkan adalah RK. Dia bisa jadi bintang baru di Golkar di panggung para elit berbarengan Ketum AH, Zainudin Amali, Ilham Habibie, Ahmad Doli Kurnia, Agus Gumiwang Kartasasmita, Jerry Sambuaga, Dave Laksono, Muhammad Misbakhun, dan lain-lain. Target Golkar bisa saja meleset dalam menempatkan ketum AH sebagai capres, namun mungkin saja target RK utk menjadi menteri atau bahkan cawapres bisa jadi kenyataan melalui Golkar.

Tentu saja Golkar bersyukur jika RK malahan yang menjadi Cawapres atau menteri kelak di 2024. Karena RK sudah menjadi kader Golkar yang diberi karpet merah, meskipun baru seumur jagung di Golkar.

Patut dicatat, Jabar adalah pemilih paling banyak di negara ini. Bukan tidak mungkin ternyata elektabilitas RK melampaui jauh Ketum Golkar maka ramai-ramai parpol lain melirik RK sebagai kader Golkar. Prediksinya, secara logis, RK mau masuk Golkar bukan utama untuk diusung menjadi Gubernur Jabar lagi karena dari Walkot Bandung dan Gubenur Jabar, RK tak perlu masuk parpol mana pun.

Sehingga kuat dugaan RK sengaja masuk Golkar atau dirayu masuk Golkar untuk target alternatif yang lebih tinggi menjadi menteri atau bahkan cawapres dari Golkar. Tentu ini disadari dan sudah dikalkulasikan dengan baik oleh Ketum AH dan bahkan mungkin saja Pak Jokowi. Karena Pak Jokowi menurut khalayak publik selama ini pada pendirian ingin Ganjar Pranowo menjadi Capres, meskipun tidak melalui PDIP dengan kans terbesar cawapresnya dari Golkar, misalnya, tentu saja sebagai parpol terbesar setelah PDIP.