Scroll untuk baca artikel
Kisah Umi Ety

Mengembangkan Rasa Ingin Tahu Anak [Bagian Satu]

Redaksi
×

Mengembangkan Rasa Ingin Tahu Anak [Bagian Satu]

Sebarkan artikel ini

BERKAIT dengan spontanitas anak, saya punya pengalaman. Ketika listrik mati, saya menyalakan lilin. Ira waktu itu masih 7 bulan dalam gendongan saya langsung tertarik dan berusaha memegang apinya lilin. Panas, dia terkejut tapi tetap ingin memegangnya. Rupanya penasaran. Tapi berbahaya kalau diteruskan. Terpaksa saya alihkan perhatiannya.  

Pernah ke rumah tetangga, dia suka menunjuk-nunjuk benda yang berusaha dipegangnya. Waktu itu saklar lampu. Saya tunjukkan, dia pencet, kesetrum. Dia menangis. Tapi tetap berusaha memegang lagi. Setelah dijelaskan kalau bermasalah, biar diperbaiki dulu, barulah dia beralih ke benda yang lain.

Sekali lagi sebagai orangtua kita bertugas menjaga agar proses belajar mengenal benda anak kita aman.

Untuk belajar berkaitan dengan kemampuan motorikpun saya biarkan anak bereksplorasi dengan kekuatan otot tangan dan kakinya. Saya jarang menggendong kecuali perlu atau pada saat bepergian. Sejak bisa tengkurap, saya sering menaruhnya di lantai. Dia bebas berguling, saya tidak khawatir.

Ketika dia sudah bisa merangkak, bagian kaca meja dilepas agar tidak terbentur. Jadi dia rambatan, berlatih berdiri dengan berpegangan di kursi dan kaki-kaki meja. Tidak pernah tetah. Dalam usia 6 bulan Ira bisa duduk dan merangkak, 8 bulan 15 hari dia berdiri dan rambatan, 9 bulan 10 hari dia berjalan. Usia setahun dia sudah bisa berlari walau belum kencang.

Pernah saya terpaksa menasihati satu remaja putri di desa kami tinggal semasa Ira bayi. Adik laki-lakinya yang sebaya dengan Ira, berdiri saja belum bisa. Ira suka menggoda anak itu dengan mengelus-ngelus kepalanya, lalu berjalan cepat setengah berlari sambil tertawa-tawa.

Anak itu mengejar dengan merangkak pelan. Saya berbincang sedikit dengan kakak yang mengasuhnya. Saya jadi tahu karena dia selalu digendong, kurang diberi kesempatan melatih otot-otot kakinya, maka kemampuan berjalannya jadi lebih lambat dari yang seharusnya.

Adli berjalan dalam usia 10 bulan. Aya hampir 1 tahun baru berjalan. Karena pada waktu sudah bisa berdiri, Adli suka main sepeda roda 3 di dalam rumah. Ketika Aya berdiri baru mau mencoba berjalan, saya lihat sepeda Adli melindas kakinya. Kejadian itu hanya satu kali tapi sudah membuat trauma. Jadi setiap melihat Adli bersepeda dia sangat takut dan duduk lagi, mundurlah kemampuan berjalannya.

Karena itu sepanjang tidak membahayakan, biarkan anak bereksplorasi mengenal benda-benda di sekitarnya. Kalau ada anak yang pegang ini itu di toko bangunan atau di rumah selalu saya biarkan.