Scroll untuk baca artikel
Kesehatan

Mengenal Lycanthropy dalam Drama Korea Voice 4

Redaksi
×

Mengenal Lycanthropy dalam Drama Korea Voice 4

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Pada episode kedua drama Korea Voice session 4 terdapat adegan seseorang berubah menjadi binatang atau dikenal dengan istilah lycanthropy. Istilah tersebut berasal dari bahasa Yunani yaitu lykoi berarti serigala dan anthropos berarti manusia. Dapat disimpulkan jika seseorang berkeyakinan atau berdelusi bahwa ia telah berubah menjadi binatang.

Pada Maret 2019, sebuah laporan psikiatris menyebutkan seorang laki-laki di Florida Selatan membunuh dan mengunyah pasangannya. Ia menderita delusi lycanthropy yang membuatnya menjadi setengah manusia dan anjing. Diperkirakan berasal dari gangguan skizofrenia atau gangguan mental lainnya yang dikenal dengan delusi manusia serigala.

Stein (1988) menyebutkan jika lycantropy klinis terjadi pada pasien yang memiliki perasaan seperti binatang berupa serigala, harimau, anjing, hyena, dan lainnya atau berperilaku menyerupai binatang seperti menggonggong, menggeram atau merangkak dapat menyebabkan perilaku sadis dan bahkan kanibalistik atau nekrofilik.

Dikutip dari Live Science, Dr. Jan Dirk menyampaikan sejak 1850 terdapat 56 deskripsi kasus asli yang memercayai bahwa mereka telah berubah menjadi binatang. Tiga belas di antaranya memenuhi kriteria lycanthropy klinis atau kondisi yang menekankan kemampuan bermetamorfosis secara fisik menjadi serigala. Sedangkan sisanya merupakan varian dari kondisi tersebut dengan memiliki keyakinan delusi menjadi anjing, ular boa, katau atau lebah, seperti penelitian yang diterbitkan dalam jurnal History of Psychiatry.

Blom mengatakan jika dalam praktik klinis, banyak kasus yang terlewatkan karena profesional kesehatan mental kurang menyadari keberadaan dan keunikan dari gangguan tersebut. Kondisi ini umumnya dianggap sebagai ekspresi tidak biasa dari gangguan lain seperti skizofrenia, bipolar, atau depresi berat.

Dalam tinjauannya, Blom menemukan dari 56 kasus lycanthropy bahwa 25 persen pasien didiagnosis skizofrenia, 23 persen lainnya dengan depresi psikotik, dan sekitar 20 persen mengalami gangguan bipolar. Diantara 56 kasus tersebut, 34 kasus berjenis kelamin laki-laki dan 22 sisanya merupaan perempuan dan gejala yang berlangsung dalam rentang satu jam hingga beberapa dekade.

Kasus pertama lycanthropy klinis diterbitkan pada tahun 1852 yang menggambarkan seorang laki-laki dirawat di rumah sakit jiwa di Nancy, Prancis. Pasien tersebut meyakini dirinya telah berubah menjadi serigala. Untuk membuktikannya, laki-laki itu membuka bibirnya dengan menggunakan jari-jarinya untuk memperlihatkan giginya yang diduga serigala dan mengeluhkan kakinya terbelah. Bahkan tubuhnya ditutupi dengan rambut panjang. Laki-laki itu mengatakan hanya ingin memakan daging mentah, namun ia menolak daging yang diberikan kepadanya karena tidak terlalu busuk.

Blom menyebut jika laporan lain memiliki delusi serupa mengenai perubahan penampilan mereka seperti melihat kepala serigala kala bercermin, tulang-tulang tubuhnya telah digantikan oleh tulang tulang babi, dan merasakan cakar tumbuh di kakinya.

Blom menambahkan jika psikiater hari ini dapat menggunakan electroencephalogram (EEG) atau teknik pencitraan otak lainnya untuk mencari kelainan di area otak yang memunculkan skema tubuh dan rasa diri.

“Namun, karena lycantrophy klinis cenderung terjadi bersama dengan gangguan kejiwaan utama lainnya seperti skizofrenia, depresi psikotik, atau gangguan bipolar, cara terbaik adalah mengobati gangguan yang mendasarinya,” pungkas Blom. (YSN)