Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Opini

Mengenang Gerakan 1 Maret di Korea dan Bagaimana Mereka Mempertahankan Bahasanya

:: Opini Barisan.co
1 Maret 2021
dalam Opini
Mengenang Gerakan 1 Maret di Korea dan Bagaimana Mereka Mempertahankan Bahasanya

Warga Korea Selatan tumpah ruah ke jalan dengan membawa obor memperingati Gerakan Kemerdekaan 1 Maret di Cheonan, Korea Selatan, (28/2/2021). [Foto: REUTERS]

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp
Oleh: Anatasia Wahyudi

Gerakan rakyat Korea dalam memperjuangkan kemerdekaan dari penjajahan Jepang dimulai pada 1 Maret 1919. Jutaan rakyat Korea di seluruh negeri melakukan aksi demonstrasi dengan damai. Pada hari ini juga terjadi insiden terbunuhnya 7.000 orang yang dilakukan oleh polisi serta tantara Jepang. Gerakan ini juga disebut dengan Demonstrasi Manse atau Pergerakan Samil.

Korea sendiri akhirnya merdeka dua hari sebelum Indonesia meraih kemerdekaannya pada 15 Agustus 1945. Pada hari itu, Jepang menyatakan menyerah tanpa syarat kepada tentara sekutu serta kemerdekaan yang telah lama diidam-idamkan oleh rakyat Korea akhirnya tiba waktunya.

Salah satu yang diperjuangkan oleh negara Korea ialah bahasa. Bukan hal yang mudah karena Jepang yang kala itu menjajah negara tersebut ingin menghapus bahasa Korea dan digantikan dengan bahasa Jepang. Bahkan sekolah dilarang untuk ada pelajaran bahasa Korea. Bagi mereka yang melawan hanya ada dua pilihan: Mati atau Penjara.

Namun, ada sekelompok orang yang berusaha tetap mempertahankan bahasa asli dengan membuat kamus bahasa Korea agar masyarakat dapat berbahasa yang sesuai. Kisah ini sendiri dijadikan film Mal-Mo-E: The Secret Mission. Film dengan latar belakang sejarah di Korea selama akhir tahun 1930-an hingga 1940-an.

BACAJUGA

No Content Available

Para sarjana dan anggota masyarakat mengumpulkan kosakata. Tidak mudah. beberapa diantara mereka harus mati ditembak, ada juga yang dipenjara.

Fakta Menarik Tentang Korea Selatan

Tahukah kamu walaupun bahasa Inggris merupakan bahasa internasional, namun masih banyak masyarakat di Korea Selatan yang tidak menguasainya?

Beberapa tahun yang lalu, saya memiliki atasan orang asli Korea Selatan. Kami kesulitan berkomunikasi. Saya tidak memahami Korea dan ia pun masih belajar bahasa Indonesia. Satu-satu jalan ialah bahasa Inggris. Setidaknya, saya masih bisa memahami sedikit demi sedikit. Namun, yang mengagetkan ialah ketika ia mengatakan bahwa ia tidak bisa bahasa Inggris. Alasannya adalah karena tidak penting untuk dipelajari. Terutama ia bekerja di Indonesia, jadi ia lebih memilih untuk mempelajari bahasa Indonesia.

Sayangnya, banyak ekspatriat yang tinggal dan bekerja di Indonesia masih enggan belajar bahasa Indonesia dengan alasan orang Indonesia mengerti bahasa Inggris. Jadi, tidak perlu repot-repot untuk belajar. Berbanding terbalik, bukan?

Indonesia seharusnya menerapkan kemampuan berbahasa bagi mereka yang bekerja dan berusaha disini. Seperti yang dilakukan para artis K-Pop yang berusaha mempelajari bahasa dikarenakan Indonesia masuk dalam daftar jumlah fans terbanyak di dunia.

Indonesia memang masuk ke daftar 100 negara dengan kemampuan bahasa Inggris terbaik, namun kemampuan Korea yang menginvansi budayanya dengan beragam cara termasuk K-pop dan K-drama membuat bahasa Korea popular.

Buruknya lagi, pada Agustus 2015, Kementerian Tenaga Kerja menghapus syarat bisa berbahasa bagi tenaga kerja asing (TKA) dengan alasan agar tidak menghambat investasi. Jika dibandingkan dengan masyarakat Indonesia yang ingin bekerja di luar negeri, mereka harus memiliki kemampuan berbahasa sesuai dengan negara yang dituju. Ini bukan soal adil atau tidak adil. Namun, membudayakan bahasa sendiri termasuk bagi TKA yang ingin bekerja di Indonesia amat penting. Hal ini dikarenakan Bahasa Indoesia merupakan identitas bangsa negara ini karena yang membedakan negara ini dengan negara lain salah satunya ialah bahasa.

Mengutip dari Kontan.co.id, jumlah TKA di Indonesia pada tahun 2020 mencapai angka 98.902 orang. Dari data tersebut TKA asal China berada di peringkat pertama yaitu 36,17 persen atau setara dengan 35.781 orang. Disusul dengan Jepang 12.823 orang, Korea Selatan 9.097, India 7.536, Malaysia 4.816 orang, Philipina 4.536 orang, Amerika Serikat 2.596 orang, Australia 2.540 orang, Inggris 2.176 orang, Singapura 1.994 orang serta sisanya 15.817 dari negara lainnya. []


Anatasia Wahyudi, Staf Barisanco.

Topik: Bahasa KoreaDemonstrasi ManseGerakan 1 Maret 1919Mal-Mo-E: The Secret Mission
Opini Barisan.co

Opini Barisan.co

Media Opini Indonesia

POS LAINNYA

korupsi dan ideologi
Opini

Korupsi dan Rontoknya Ideologi

1 Juni 2023
Pohon Hayat dan Pohon Ditebang
Opini

Pohon Hayat dan Pohon Ditebang

31 Mei 2023
Mengawasi Black Campaign
Opini

Penguatan Peran Bawaslu dalam Mengawasi Black Campaign di Sosial Media pada Pilpres 2024

31 Mei 2023
Denny Indrayana, Profesor Asli Bukan Kompresor Apalagi Provokator
Opini

Denny Indrayana, Profesor Asli Bukan Kompresor Apalagi Provokator

30 Mei 2023
Pemilu Turki: Kemenangan Petahana, Kekalahan Lembaga Survei
Opini

Pemilu Turki: Kemenangan Petahana, Kekalahan Lembaga Survei

29 Mei 2023
Era Disrupsi, Pejabat dan Pengamat
Opini

Era Disrupsi, Pejabat dan Pengamat

29 Mei 2023
Lainnya
Selanjutnya
Milenial & Kepalangmerahan Kita

Milenial & Kepalangmerahan Kita

1 tahun covid-19

1 Maret Menkes Bantah Pernyataan Anies, Kini Covid-19 Jadi Momok yang Menakutkan

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

Bahlil Lahadalia Menjadi Pengusaha
Terkini

Bahlil Lahadalia Ajak Lulusan Universitas Paramadina Menjadi Pengusaha

:: Redaksi Barisan.co
1 Juni 2023

Orasi ilmiah "Kebijakan Investasi untuk Mencapai Indonesia yang Sejahtera"

Selengkapnya
kandungan gizi tempe

Kandungan Gizi Tempe, Berikut Cara Menggoreng yang Baik dan Renyah

1 Juni 2023
korupsi dan ideologi

Korupsi dan Rontoknya Ideologi

1 Juni 2023
Kalender Jawa Juni 2023 Lengkap, Weton dan Penanggalan Hijriah

Kalender Jawa Juni 2023 Lengkap, Weton dan Penanggalan Hijriah

1 Juni 2023
Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2023

Poster Perhatikan Kebutuhan Pokok Bukan Terus Merokok, Mahasiswa Peringati Hari Tanpa Tembakau Sedunia

1 Juni 2023
ChatGPT Menyesatkan, Pengacara ini Bakal Kena Sanksi Pengadilan

ChatGPT Menyesatkan, Pengacara ini Bakal Kena Sanksi Pengadilan

1 Juni 2023
Dampak Buruk Polusi Cahaya bagi Kesehatan

Dampak Buruk Polusi Cahaya bagi Kesehatan

1 Juni 2023
Lainnya

SOROTAN

korupsi dan ideologi
Opini

Korupsi dan Rontoknya Ideologi

:: Redaksi Barisan.co
1 Juni 2023

Korupsi dan ideologi

Selengkapnya
Pohon Hayat dan Pohon Ditebang

Pohon Hayat dan Pohon Ditebang

31 Mei 2023
Mengawasi Black Campaign

Penguatan Peran Bawaslu dalam Mengawasi Black Campaign di Sosial Media pada Pilpres 2024

31 Mei 2023
Denny Indrayana, Profesor Asli Bukan Kompresor Apalagi Provokator

Denny Indrayana, Profesor Asli Bukan Kompresor Apalagi Provokator

30 Mei 2023
Pemilu Turki: Kemenangan Petahana, Kekalahan Lembaga Survei

Pemilu Turki: Kemenangan Petahana, Kekalahan Lembaga Survei

29 Mei 2023
Era Disrupsi, Pejabat dan Pengamat

Era Disrupsi, Pejabat dan Pengamat

29 Mei 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang