Scroll untuk baca artikel
Ekonopedia

Mengerti APBN [Bagian Tujuh]

Redaksi
×

Mengerti APBN [Bagian Tujuh]

Sebarkan artikel ini

Jenis belanja yang cenderung mengalami peningkatan signifikan selama beberapa tahun terakhir adalah pembayaran bunga utang. Padahal pada era 2005-2013, kecenderungannya telah menurun.

Meski laju kenaikan melandai pada 2019 dan 2020, namun Kembali meningkat pada 2021. Dengan tambahan utang yang jauh lebih besar pada tahun 2020 dan 2021 dibanding kondisi normal, akan berdampak pula pada pembayaran bunganya.

Pembayaran Bunga Utang dan Porsinya dari BPP, 2005-2021

(Sumber data: Kementerian Keuangan; 2005-2019: LKPP; 2020: Perpres 72; 2021: APBN)

Jenis belanja yang menarik dianalisis adalah belanja subsidi. Belanja Subsidi adalah alokasi anggaran yang diberikan kepada perusahaan/lembaga yang memproduksi, menjual, mengekspor, atau mengimpor barang dan jasa, yang memenuhi hajat hidup orang banyak sedemikian rupa sehingga harga jualnya dapat terjangkau oleh masyarakat (UU APBN).

Belanja subsidi terdiri atas subsidi energi dan subsidi nonenergi. Subsidi energi terdiri atas BBM dan subsidi listrik.

Sementara itu subsidi non energi terdiri atas subsidi pangan, pupuk, benih, bunga kredit program, subsidi/bantuan PSO, dan subsidi pajak/DTP.

(Sumber data: Kementerian Keuangan; 2005-2019: LKPP; 2020: Perpres 72; 2021: APBN)

Nilai belanja subsidi amat berfluktuasi, terutama jika dikaitkan dengan era pemerintahan. Subsisi cukup mencerminkan pilihan politik anggaran yang diambil.

Sebagai contoh, pada era 2005-2009 porsi subsidi mencapai 29,85% dari total BPP. Bertambah lagi menjadi 31,82% pada era 2010-2014. Namun hanya sebesar 14,47% pada era 2015-2019. Penurunan drastis terjadi pada tahun 2015, dengan pengurangan subsidi BBM secara besar-besaran.

Pada saat pandemi, pilihan jenis belanja pun tidak terlampau kepada subsidi, sehingga nilainya berkurang. Porsinya pun hanya menjadi 9,72% pada 2020, dan 8,97% pada 2021.

Kontributor: Awalil Rizky