Barisan.co – Pendidikan merupakan esensi, menjadi satu elemen terpenting dari kehidupan seseorang. Tingkat pendidikan, baik pendidikan agama maupun pendidikan umum dapat menjadi ukuran tingkat kemampuan berfikir dan bertindak seseorang.
Menunjukkan bahwa pendidikan dalam konteks ini tidak harus diperoleh dari sistem pendidikan formal, melainkan bisa diperoleh dari lembaga-lembaga non formal, dan proses pembelajaran yang dapat menghasilkan perubahan di segala hal termasuk perilaku, sikap dan perubahan intelektual.
Jadi pendidikan itu bukan sekolah. Melankan proses, usaha untuk membantu mencapai kedewasaan pola pikir dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Sedangkan masalah pokok pendidikan di Indonesia saat ini masih mengenai pada soal pemerataan kesempatan, relevansi, kualitas efisiensi dan efektifitas serta sarana prasanana pendidikan. Apalagi saat ini di belahan dunia sedang mengalami Pandemi Covid-19 atau Virus Corona, termasuk Indonesia.
Pandemi Covid-19 telah mengubah tatanan berbagai macam bidang, termasuk bidang pendidikan. Bidang pendidikan mengalami darurat pendidikan, mengutip data UNESCO pada bulan April 2020, 1,6 miliar pelajar diliburkan dari sekolah dan universitas. Bahkan 9,7 juta anak yang terkena dampak penutupan sekolah beresiko putus sekolah secara permanen.
Setelah beberapa bulan mengalami pandemi, New Normal didengungkan. Meski jumlah positif Covid-19 terus meningkat. Namun, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim telah mengizinkan kegiatan belajar di sekolah dengan tatap muka di daerah berstatus zona hijau. Sedangkan daerah yang berstatus zona kuning, oranye, dan merah masih dilarang untuk menggelar kegiatan belajar dengan bertatap muka langsung.
Awalnya, pendidikan mengalami kegagapan menghadapi Pandemi Covid-19. Anak didik diminta untuk belajar di rumah. Para guru, murid termasuk orangtua dituntut untuk menggunakan media virtual sebagai alat pembelajaran. Beragam media digunakan baik melalui Zoom, GoogleMeet, Youtube, Instagram, maupun live Facebook.
Ini adalah keberkahan dari keterpaksaan, ada dampak positif dari pembelajaran daring atau virtual. Dampak positif tersebut seperti adanya percepatan transformasi pendidikan, munculnya aplikasi-aplikasi belajar online, layanan kursus online. Dan paling esensial menjadikan anak didik, orang tua dan pendidik/guru lebih dekat.
Orangtua dan guru seperti berbicara langsung dalam ruang bernama keluarga. Keduanya memperjuangkan impian yang sama membuat anak atau murid menapaki jalan masa depannya. Orangtua dan guru berupaya bahwa mendidik berarti proses yang menghasilkan.
Pandemi Covid-19 sudah diterima. Bukan sekadar mencari jalan keluar, melainkan kolaborasi baik pemerintah, sekolah, dan keluarga. Orang tua dan guru tentu tidak ingin memberikan kemewahan dunia kepada anaknya, sehingga lupa ada lembaran-lembaran buku kehidupan pada diri sang anak.
Marilah kita isi lembaran-lembaran buku pada diri anak dengan sesuatu yang bermanfaat. Orangtua dan guru yang baik akan memberikan hadiah kepada anaknya. Namun, orangtua dan guru yang hebat akan memberikan dirinya.
Selamat menyaksikan videonya “Menjadi Orangtua dan Guru Hebat” Bersama:
- A. Ramdani (Founder Sekolah Orangtua dan Konsultan Pendidikan) – Benahi Cara Pandang Pendidikan Anak
- Nurfadilah Ahmad (Direktur Pergerakan Perempuan Barisan Nusantara/PUAN Nusantara) – Bagaimana Mengelola Rumah Tangga yang Baik
Penulis: Lukni An Nairi