BARISAN.CO – Bagi beberapa orang, menjadi tua adalah hal yang menakutkan. Maka, tak heran mereka berupaya untuk menjaga penampilan dan melakukan perawatan dengan biaya yang tak sedikit. Namun, berapa pun banyak uang yang dikeluarkan, penuaan adalah hal yang tak bisa disembuyikan karena mereka akan mengalami masa menopause.
Ashton Applewhite dalam bukunya ‘Let’s End Ageism’ menuliskan jika perempuan mengalami standar ganda atas usia dan penampilannnya. Penuaan bagi kaum perempuan sering dianggap memalukan dan tak menarik lagi, namun laki-laki semakin bertambahnya usia, sering dianggap lebih jantan dan menarik.
Applewhite menyebut inilah yang membuat perempuan bersaing untuk tetap awet muda. Bahkan tak jarang, orang menjadikan awet muda adalah impian.
“Siapa bilang keriput itu jelek? Industri perawatan bernilai miliaran dolar,” kata Applewhite.
Majalah Allure sejak Agustus 2017 tidak lagi menggunakan anti penuaan dalam upaya mengubah pemikiran pembacanya tentang penuaan. Bagi majalah terbitan Amerika tersebut, penuaan harus dihargai karena beberapa di antara kita tidak mendapatkan kesempatan menua.
“Menjadi tua adalah hal yang luar biasa karena artinya kita mendapatkan kesempatan setiap hari untuk menjalani hidup yang bahagia.” tulis Allure dalam salah satu artikelnya.
Allure sempat menggunakan Hellen Miller sebagai sampul majalahnya. Hal itu dilakukan untuk membuktikan selama hampir empat dekade ini, para bintang Hollywood telah membuat kesalahan dengan berusaha keras menutupi usianya.
Sebenarnya, obsesi awet muda bukan hanya dilakukan oleh orang Amerika saja. Beberapa artis di tanah air juga memiliki obsesi seperti itu.
Iklan serta media sosial memengaruhi obsesi tersebut dengan menggambarkan bahwa kaum muda adalah orang yang menarik, seksi dan keren.
Penelitian British Association of Aesthetic Plastic Surgeons (BAAPS) menemukan sejak 2011-2015, jumlah perempuan di Amerika antara usia 19-34 tahun yang melakukan botox dan filler telah meningkat sebesar 41 persen. Bahkan, hingga 2018, pada usia yang sama, pemesan botox untuk mengatasi kerutan dan keriput meningkat menjadi 87 persen.
Penelitian lain juga menunjukkan sebanyak 100.000 suntikan botox setiap tahunnya dilakukan di Inggris. Peningkatan tersebut disebabkan oleh obsesi swafoto dan penggunaan filter di media sosial. Dan semua itu hanya untuk mendapatkan sanjungan, “Kamu terlihat jauh lebih muda!”
Corinne Nunn dari Essex, seperti dikutip dari The Face menceritakan ia mendapatkan perawatan botox pertama kali sebagai hadiah ulang tahunnya. Karena melihat hasil yang memuaskan, ia pun memutuskan untuk pergi setiap tiga hingga empat bulan. “Saya tidak keberatan dengan tampilan palsu.”
Perempuan tersebut mengatakan jika ia juga melakukan face-lift jika dibutuhkan, namun botox dan filler dilakukan secara rutin.
“Kami mungkin lebih terobsesi dengan penampilan dibandingkan 20 tahun lalu, tetapi saya menyalahkan media sosial untuk itu. Orang-orang terlihat sama soal gigi, rambut, dan botoks,” kata Corrine.
Corinne menyebut saat botoksnya hilang, ia merasa tidak segar. “Saya menghabiskan sekitar 1.400 Euro setiap tahun untuk itu. Tetapi itu adalah aturan hidup dan anggaran saya,” lanjut Corinne.
Setiap orang memiliki cara untuk bertahan hidup termasuk soal melawan penuaan. Namun, tanpa mereka sadari, itu hanya akan merusak dan melukai kulit mereka sendiri.
Masyarakat juga berperan dalam ageisme, seperti menganggap keriput adalah hal yang mengerikan. Uban adalah tanda seseorang tidak lagi menarik. Selain itu, perlu juga dipahami bahwa penuaan adalah anugerah yang tak terelakkan terutama bagi mereka yang memiliki kesempatan untuk menikmati usia senja di dunia.
Bersyukurlah atas apa yang ditakdirkan. Karena pada akhirnya, menolak tua adalah perlawanan yang membuat manusia kewalahan serta menghabiskan begitu banyak anggaran. [YSN]
Diskusi tentang post ini