Scroll untuk baca artikel
Kesehatan

Penderita Kanker Tak Bisa Sembuh, Tapi Hanya Remisi

Redaksi
×

Penderita Kanker Tak Bisa Sembuh, Tapi Hanya Remisi

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Jumlah penderita kanker di dunia mengalami kenaikan setiap tahunnya. Dalam peringatan Hari Kanker Sedunia yang lalu, Kementerian Kesehatan mengungkapkan kasus kanker cenderung meningkat sejak 2008.

Setiap 1.1 detik ada satu orang yang terdiagnosa kanker dan setiap dua detiknya ada yang meninggal. Diperkirakan penderita kanker di tahun 2040 akan mencapai 29,5 juta dengan total kematian 16,3 juta jiwa.

Di antara lima benua yang ada di dunia, Asia menjadi negara dengan kasus kanker tertinggi yaitu sekitar 48, 4 persen. Kanker lebih banyak menyerang negara dengan Low – Middle Income (LMICs), salah satunya Indonesia.

Kanker sendiri merupakan sel abnormal dalam tubuh yang dapat berkembang dengan cepat tanpa ada yang bisa menghalangi. Termasuk daya tahan tubuh yang seharusnya bisa menjadi polisi atau tentara yang akan mencegah kanker itu berkembang.

Setiap manusia sebenarnya memiliki sel kanker. Jadi siapapun bisa terkena penyakit kanker jika ada pemicu untuk sel jahat itu bangkit.

Menurut dokter spesialis penyakit Mayapada Hospital Tanggerang (MHTG), Dr. dr. Noorwati Sutandya Sp. PD (KHOM), tubuh memiliki siklus sel. “Siklus sel adalah lingkaran kehidupan dari setiap sel tubuh baik sel normal maupun sel kanker,” papar Noorwati dalam video Instagram yang diunggah di akun @mayapadahospital pada 5 Februari lalu.

Sel-sel tersebut kemudian pecah berlipat ganda. Dari dua menjadi empat, empat menjadi 16, dan seterusnya. Sementara itu kecepatan sel normal lebih lambat daripada sel kanker.

“Sel kanker lebih cepat, walaupun dari sel satu dengan lainnya berbeda,” katanya.

Kanker memiliki kemampuan membelah diri walaupun tidak diransang oleh sel-sel lain. Seperti tanaman tanpa pupuk namun tetap bisa berkembang. Setelah besar, sel kanker memerlukan tempat atau rongga untuk berekspansi.

Nah itu pinternya dia membuat jalan sendiri, membuat pembuluh sendiri,” ungkap konsultan hematologi dan onkologi medik ini.

Misalnya otak hanya memiliki pembuluh sedikit. Tapi sel kanker dalam otak bisa membuat pembuluh sendiri dan bisa ke tempat lain. Bisa ke paru-paru dan organ lainnya.  “Jadi dia berkembang seperti yang dia mau saja,” ujarnya.

Noorwati menjelaskan sebenarnya sel kanker memengaruhi tubuh mulai saat berkembang. Khususnya sel kanker yang tumbuhnya cepat. Sebab sel kanker memproduksi zat seperti pemicu infeksi. Makanya gejala awal kanker biasanya demam, nyeri, mual, kembung,  dan tak nafsu makan.

Untuk mengobati kanker, biasanya penderita harus melakukan terapi seperti konsumsi obat-obatan dan kemoterapi. Namun penderita tak bisa sembuh total. Karena sel kanker itu tetap ada. Dia hanya tidur atau remisi.

“Bicara sembuh, tidak bisa. Di dalam tubuh ada sel kanker, hanya dalam kondisi tidur atau G-0 (Zero). Menyendiri dan tidak masuk dalam siklus sel,” terang Noorwati.

Bagi pasien yang dinyatakan remisi diperlukan pencegahan agar ia tidak bangun lagi. Namanya secondary prevention.

Cara mencegahnya tentu dengan menerapkan gaya hidup sehat. Juga menghindari semua pemicunya dan screening  secara berkala.[]