BARISAN.CO – Setiap orang tua menginginkan anaknya untuk belajar baik melalui sekolah, saat di rumah, privat maupun dilembaga kursus. Hal ini dilakukan sebagai bekal untuk anaknya dikemudian hari, sebab pengalaman belajar adalah guru terbaik.
Belajar merupakan sebuah proses kegiatan dan unsur fundamental dalam setiap penyelenggaraan pendidikan. Keberhasilan atau gagalnya tujuan pendidikan bagi anak sangat bergantung pada proses belajar yang dialami anak, baik ketika di rumah, lingkungan masyarakat maupun didalam keluarga.
Sedangkan diruang sekolah, hanya sebagai ruang berkelanjutan dari pendidikan keluarga. Sekolah hanya lembaga kecil dimana proses sosialisasi yang kedua setelah keluarga, sehingga berpengaruh terhadap pribadi anak dan perkembangan sosialnya. Begitu juga dengan pendidikan lingkungan masyarakat, sangat berperan aktif dalam mempengaruhi tingkah laku dan sikap anak.
Sangat jelas sekali dalam UU Sisdiknas No. 20 Th 2003 Bab II Pasal 3, pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak. Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa.
Saat ini sekolah sering kali menjadi tumpuan bagi masyarakat untuk membekali anaknya. Pola umum yang telah berkembang dimasyarakat, tawaran penerimaan ijazah belajar disekolah sangat penting.
Belajar telah dijadikan alat untuk hidup. Wajib belajar sembilan tahun juga menjadi kebutuhan yang harus terpenuhi. Sehingga orang tua menginginkan anaknya memperoleh tempat belajar disekolah yang baik, favorit hingga berkelas internasional.
Namun belajar terkadang hanya mendapatkan satu paket kerangka teori, tanpa aplikasi jelas di setiap bidang pelajaran. Bahkan belajar secara verbal masih menjadi pola umum dan terkadang kurang membawa hasil bagi anak. Sehingga perlu dikembangkan dan menjadi kebutuhan konsep-konsep belajar secara realistis, atau belajar sambil bekerja.
Belajar dengan melakukan aktivitas atau bekerja, dirasakan akan lebih banyak mendatangkan hasil. Sebab kesan yang didapatkan akan lebih tertanam, tersimpan dan berinteraksi langsung dengan pengalaman yang didapatkan. Maka pengalaman belajar harus diberikan kepada anak didik oleh guru maupun orang tua.
Pada dasarnya apa yang didapatkan anak adalah hasil sebuah realitas pengalaman, ketika ia mendapatkan kerangka teori maka kesan yang didapatkan berupa rumus kata-kata. Lain lagi jika melalui praktik atau aplikasi pengalaman langsung tentu akan memberikan kesan khusus dalam diri anak sehingga kerangka teori yang didapatkan semakin memperkuat ilmu pengetahuan.
Pengalaman belajar perlu diaplikasikan setiap saat, karena sebagai pendukung aplikasi kebenaran ilmu itu sendiri. (Luk)