Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Terkini Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi Melorot, Konsumsi Domestik Perlu Digenjot

:: Redaksi
9 Agustus 2020
dalam Ekonomi
Farouk Alwyni

Ilustrasi: Cisfed.org.

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

Barisan.co – Indonesia diambang resesi, pertumbuhan ekonomi kuartal II tercatat minus 5,32 persen. Banyak disebut salah satu sebabnya lantaran belanja pemerintah masih rendah. Bulan lalu, bahkan Presiden Jokowi mengatakan belanja pemerintah merupakan solusi pamungkas penggerak ekonomi.

Pada berita resmi Badan Pusat Statistik, sumbangsih belanja pemerintah tercatat 8,67 persen terhadap PDB. Selebihnya, tampak perekonomian Indonesia kuartal II 2020 didominasi oleh konsumsi rumah tangga yakni sebesar 57,85 persen.

Menurut Chairman Center For Islamic Studies In Economics and Development (CISFED) Farouk Abdullah Alwyni, Sabtu (8/8/2020), belanja pemerintah adalah penting. Tapi, konsumsi domestik perlu mendapat perhatian lebih jauh. Selain sumbangsihnya yang besar kepada perekonomian Indonesia, konsumsi domestik kuartal II 2020 turun drastis dibanding kuartal yang sama di tahun sebelumnya.

“Belanja pemerintah itu satu persoalan. Tetapi lebih penting mewaspadai turunnya konsumsi domestik. Seperti diketahui, konsumsi domestik adalah komponen terbesar. Dan sebab turunnya konsumsi domestik ini dipengaruhi banyak hal. Seperti, pendapatan yang menurun, PHK, mobilitas yang menurun, dan lain sebagainya,” kata Farouk dalam keterangan tertulis kepada tim barisanco.

BACAJUGA

Catatan atas Pertumbuhan Ekonomi -2022 (Bagian Dua)

Catatan atas Pertumbuhan Ekonomi -2022 (Bagian Dua)

12 Agustus 2022
Catatan atas Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II-2022 (Bagian Satu)

Catatan atas Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II-2022 (Bagian Satu)

9 Agustus 2022

Farouk Alwyni menilai, pemerintah harus berbuat seoptimal mungkin. Terutama karena Indonesia adalah negara berbasis pada konsumsi domestik.

Pada saat ini, konsumsi menjadi satu dari tigal hal yang paling mungkin digenjot. Dua di antaranya, yang cenderung sukar dilakukan, adalah ekspor dan investasi. Adapun jika pemerintah dapat memperbaiki konsumsi domestik lewat stimulus yang diberikan, roda perekonomian akan berputar dan meminimalisir resesi yang hampir pasti.

Peluang dan Tantangan

Tanpa adanya penanganan pandemi yang optimal, sulit mengharapkan adanya pemulihan ekonomi di kuartal III 2020. Tapi masih ada peluang. Beberapa sektor termasuk pertanian dan jasa keuangan, masih tumbuh positif dengan masing-masing 2,19% dan 1,03%.

Farouk Alwyni menyebut, pertanian, sektor yang selama ini banyak diabaikan, perlu didorong lebih jauh untuk mengoptimalkan perannya. Penting bagi pemerintah pusat maupun daerah meminimalkan birokrasi, sekaligus menciptakan insentif fiskal & non-fiskal dalam kerangka lebih memberdayakan para petani.

“Perlu dicatat, pengembangan pertanian jangan sekedar membesarkan pemain-pemain yang sudah besar. Melainkan benar-benar bisa bermanfaat untuk para petani kecil di daerah-daerah. Pemerintah bisa membantu dengan memudahkan akses transportasi, irigasi, pemasaran nasional & internasional, bahkan subsidi-subsidi jika perlu,” ujar Farouk.

Selain itu, lanjutnya, tren positif jasa keuangan yang tumbuh 1,03 persen juga perlu dijaga. Yang penting diperhatikan adalah kualitas kredit agar tidak bermasalah, baik syariah maupun konvensional. Dalam pada itu, bank mesti realistis menurunkan bunga kredit (atau margin bagi Syariah).

“Penurunan tingkat bunga/margin tidak berarti menurunkan pendapatan, tetapi justru meningkatkan aset dan pendapatan. Dengan begitu akan ada market creation atau peningkatan pangsa pasar. Bunga yang rendah otomatis akan menumbuhkan minat untuk menggunakan pinjaman,” kata Farouk.

Untuk menuju ke arah sana, Good Corporate Governance dan profesionalisme patut dijadikan syarat. Gaya lama seperti pemberian kick back bagi pihak manajemen bank (atau pihak terkait lainnya), kolusi antarbank dan peminjam, harus dihindari. Hal-hal inilah kontributor besar kredit macet. Pada dasarnya, pemberian kredit/pembiayaan adalah soal merit, bukan berdasar kenalan/koneksi dan lain sebagainya.

“Hal lain yang perlu ditingkatkan adalah kapasitas IT, khususnya perbankan Syariah. Seperti misalnya bagaimana orang bisa membuka rekening tanpa datang ke bank, juga untuk transfer valas. Terkadang perbankan Syariah masih suka ketinggalan dalam hal ini, khususnya dibandingkan dengan bank-bank utama swasta top five.” Pungkas Farouk Alwyni.


Penulis: Ananta Damarjati

Editor: Ananta Damarjati

Topik: Ananta DamarjatiFarouk Abdullah AlwyniKonsumsi DomestikPandemi Covid-19Perbankan SyariahPertumbuhan EkonomiPertumbuhan Ekonomi Triwulan IIResesiSektor Pertanian
Redaksi

Redaksi

Media Opini Indonesia

POS LAINNYA

Semangat Transformasi digitalisasi UMKM, Semua Pihak Harus Terlibat
Ekonomi

Semangat Transformasi digitalisasi UMKM, Semua Pihak Harus Terlibat

14 Agustus 2022
Ekonomi Berbasis Kerakyatan
Ekonomi

Menko PMK: Pentingnya Memiliki Sistem Ekonomi Berbasis Kerakyatan

13 Agustus 2022
Program Pelatihan Ekonomi Pasar Sosial
Ekonomi

Program Pelatihan Ekonomi Pasar Sosial: Pentingnya Kesetaraan

11 Agustus 2022
Pertumbuhan Ekonomi Seharusnya Bisa Lebih Tinggi dari 5,44 Persen, Legislator Ini Tunjukkan Indikatornya
Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi Seharusnya Bisa Lebih Tinggi dari 5,44 Persen, Legislator Ini Tunjukkan Indikatornya

7 Agustus 2022
Jalan, Irigasi, dan Jaringan (Rp Trilyun)
Indikator Ekonomi

Jalan, Irigasi, dan Jaringan (Rp Trilyun)

6 Agustus 2022
harga komoditas
Ekonomi

Meski Tumbuh 5,44%, Ekonomi Indonesia Masih Rentan Tingginya Harga Komoditas Global

6 Agustus 2022
Lainnya
Selanjutnya
Anatasia

Juara Menyalahkan Orang Miskin Adalah: Pemerintah!

Memahami Angka Kemiskinan di Indonesia [Bagian Lima]

Memahami Angka Kemiskinan di Indonesia [Bagian Lima]

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

Ilham Habibie Beberkan 3 Teknologi yang Paling Dibutuhkan Indonesia

Ilham Habibie Beberkan 3 Teknologi yang Paling Dibutuhkan Indonesia

14 Agustus 2022
Lima Prinsip Relawan ANIES

Lima Prinsip Relawan ANIES

14 Agustus 2022
Demokrasi atau Democrazy, Kasus Indonesia dan Amerika

Demokrasi atau Democrazy, Kasus Indonesia dan Amerika

14 Agustus 2022
jakarta kota yang nyaman

Cerita Orang Jepang: Jakarta Kota yang Nyaman

14 Agustus 2022
potensi diri

6 Langkah Mengenali Potensi Diri, Saatnya Raih Kesuksesan

14 Agustus 2022
Assasin

Assasin – Cerpen Noerjoso

14 Agustus 2022
Salman Rushdie Selamat, Pelaku Didakwa Penyerangan dan Pembunuhan Berencana

Salman Rushdie Selamat, Pelaku Didakwa Penyerangan dan Pembunuhan Berencana

14 Agustus 2022

SOROTAN

Lima Prinsip Relawan ANIES
Opini

Lima Prinsip Relawan ANIES

:: Redaksi
14 Agustus 2022

Oleh: Laode Basir, Koordinator Relawan ANIES Satu simpul relawan yang makin aktif mendukung pencalonan Anies Baswedan sebagai Presiden menyebut dirinya...

Selengkapnya
Filosofi Pohon

Filosofi Pohon

11 Agustus 2022
Kaum Khawarij Modern

Potret Keberagamaan yang Ekslusif Kaum Khawarij Modern

9 Agustus 2022
Sejarah Penetapan Tahun Hijriah dan Arti Bulan-Bulan dalam Kalender Islam

Sejarah Penetapan Tahun Hijriah dan Arti Bulan-Bulan dalam Kalender Islam

1 Agustus 2022
satu abad chairil anwar

Satu Abad Chairil Anwar, Puisi dan Doa

26 Juli 2022
Film Invisible Hopes

Film Invisible Hopes Mengungkap Sisi Gelap Anak-Anak yang Lahir di Jeruji Penjara

23 Juli 2022
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Risalah
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Sastra
  • Khazanah
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang