Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Opini

Juara Menyalahkan Orang Miskin Adalah: Pemerintah!

:: Opini Barisan.co
9 Agustus 2020
dalam Opini
Anatasia

Anatasia Wahyudi/Foto: Barisan.co

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

Oleh: Anatasia Wahyudi

Barisan.co – Beberapa hari yang lalu, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy berbicara tentang keluarga miskin di Indonesia. Menurutnya sesama keluarga miskin besanan akan melahirkan keluarga miskin baru. Sehingga ia berpendapat perlu adanya pemotongan mata rantai.

“Ini perlu ada pemotongan mata rantai keluarga miskin, kenapa? Karena kemiskinan itu pada dasarnya basisnya adalah di dalam keluarga,” kata Muhadjir.

Menanggapi hal itu, anggota DPR RI Dedi Mulyadi menyarankan pemerintah untuk membuat regulasi terkait aturan resepsi pernikahan yang salah satu isinya ialah aturan orang miskin dilarang menggelar pesta pernikahan karena akan melahirkan kemiskinan baru.

BACAJUGA

Anak yang Tumbuh Miskin, Saat Dewasa Sulit Lepas dari Jerat Kemiskinan

Anak yang Tumbuh Miskin, Saat Dewasa Sulit Lepas dari Jerat Kemiskinan

25 Januari 2023
Teori Budaya Kemiskinan, Kritik Kaum Marxis dan ‘Manfaat Kaum Miskin’

Teori Budaya Kemiskinan, Kritik Kaum Marxis dan ‘Manfaat Kaum Miskin’

24 Oktober 2022

Sebelumnya, pada Februari lalu, Muhadjir pernah mengusulkan fatwa orang kaya untuk menikahi orang miskin.

Negara seharusnya memelihara fakir miskin sesuai dengan Undang-Undang 1945 pasal pasal 34 yang berisi: 1)  Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara. 2)  Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. 3)  Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.

Pada dasarnya, tidak ada orang yang ingin terlahir dalam keluarga miskin. Namun, mereka tidak bisa memilih saat dilahirkan. Lalu, ketika orang miskin hanya sanggup memenuhi kebutuhan sehari-hari, tak jua menjadi kaya. Bukan berarti mereka tak berupaya sekuat tenaga. Mereka adalah korban ketidakdilan struktural. Pelakunya? Negara.

Indikator yang harusnya dilihat oleh pemerintah bukan soal urusan pernikahan melainkan struktur yang tidak adil dalam pembagian lapangan pekerjaan bahkan kesempatan dalam mendapatkan pendidikan yang layak. Jika saja negara, dapat memberikan kesempatan untuk orang miskin mendapatkan pendidikan dan pekerjaan yang lebih baik, tentu orang miskin memiliki harapan untuk berkompetisi dengan orang menengah.

Namun apa yang terjadi? Kebanyakan orang miskin hanya bekerja sebagai buruh, petani, petani, dan lain sebagainya karena sistem yang ada tidak memberikan kesempatan bagi orang miskin untuk ikut bersaing. Anak dari keluarga miskin akhirnya lebih memilih untuk menanggalkan seragamnya untuk membantu orangtuanya dalam memenuhi kebutuhan hidup.

Bahkan pada Juli lalu, berdasarkan survei BPS masyarakat berpenghasilan rendah paling terkena dampak dibandingkan masyarakat kelas atas. Survei tersebut menunjukkan 7 dari 10 orang masyarakat berpenghasilan rendah pendapatannya menurun.

Orang kaya memiliki tabungan dan aset yang sewaktu-waktu dapat digunakan saat situasi seperti saat ini. Sedangkan orang miskin tidak kuasa melakukan upaya terutama ketika mereka harus kehilangan pekerjaan di tengah himpitan ekonomi yang harus terpenuhi. Pengusaha dapat melakukan pengurangan karyawan untuk menutup kerugian, tetapi orang miskin hanya dapat menerimanya.

Seharusnya negara berperan untuk memberikan solusi dalam mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Bukan seakan menyalahkan keadaan mereka yang lahir di keluarga yang miskin. Selain itu juga, negara tidak perlu mencampuri urusan privat warga negaranya.


Penulis: Anatasia Wahyudi

Editor: Ananta Damarjati

Topik: Anatasia WahyudiDedi MulyadiKemiskinanMuhadjir EffendyPasal 34 UUD 1945
Opini Barisan.co

Opini Barisan.co

Media Opini Indonesia

POS LAINNYA

Amerika Bicara Utilitas dan Efisiensi Air Sungai, Indonesia Masih Berkutat dengan Proyek Sodetan dan Buang Air ke Laut
Opini

Amerika Bicara Utilitas dan Efisiensi Air Sungai, Indonesia Masih Berkutat dengan Proyek Sodetan dan Buang Air ke Laut

3 Februari 2023
Pakar Hukum: Ditolaknya UAS, Privilege Singapura
Opini

Berkongsi Kita Pecah

1 Februari 2023
Taruhan Alphard, sampai Kapan?
Opini

Taruhan Alphard, sampai Kapan?

1 Februari 2023
Pemilu Serentak Tahun 2024
Opini

Menyongsong Pemilu Serentak Tahun 2024 yang Berkualitas dan Berintegritas

1 Februari 2023
Menanti Keberanian KIB Usung Airlangga-Erick Thohir
Opini

Menanti Keberanian KIB Usung Airlangga-Erick Thohir

31 Januari 2023
Sodetan Ciliwung dan Cara Anies Bekerja dalam Sepi
Opini

Sodetan Ciliwung dan Cara Anies Bekerja dalam Sepi

30 Januari 2023
Lainnya
Selanjutnya
Memahami Angka Kemiskinan di Indonesia [Bagian Lima]

Memahami Angka Kemiskinan di Indonesia [Bagian Lima]

Awalil Rizky: Orangtua Teladan Bagi Anak, Kini dan Selamanya

Awalil Rizky: Orangtua Teladan Bagi Anak, Kini dan Selamanya

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

analisa youtube shorts

Benarkah YouTube Short Bisa Menghasilkan Uang? Inilah Analisa Kebenarannya

3 Februari 2023
Amerika Bicara Utilitas dan Efisiensi Air Sungai, Indonesia Masih Berkutat dengan Proyek Sodetan dan Buang Air ke Laut

Amerika Bicara Utilitas dan Efisiensi Air Sungai, Indonesia Masih Berkutat dengan Proyek Sodetan dan Buang Air ke Laut

3 Februari 2023
website foto gratis

7 Rekomendasi Website Foto Gratis, No Copyright untuk Konten dan Desain

3 Februari 2023
rhoma irama air putih

Rutin Minum Air Putih Hangat, Rhoma Irama Berhasil Diet

3 Februari 2023
kanti w janis

Tadaburan Novel Karya Kanti W Janis

3 Februari 2023
Penerimaan Pendapatan Investasi Lainnya (US$ Juta)

Penerimaan Pendapatan Investasi Lainnya (US$ Juta)

3 Februari 2023
Kabar Pilpres 2024

Pilpres 2024: Hal-hal yang Bisa Disimpulkan Sejauh ini

3 Februari 2023

SOROTAN

Amerika Bicara Utilitas dan Efisiensi Air Sungai, Indonesia Masih Berkutat dengan Proyek Sodetan dan Buang Air ke Laut
Opini

Amerika Bicara Utilitas dan Efisiensi Air Sungai, Indonesia Masih Berkutat dengan Proyek Sodetan dan Buang Air ke Laut

:: Yayat R Cipasang
3 Februari 2023

BANJIR Jakarta tidak sekadar bencana alam tetapi juga sudah sangat politis. Banjir dan cara penanganannya menjadi alat kampanye, glorifikasi atau...

Selengkapnya
Perlindungan PRT

Rentan Alami Kekerasan, Perlindungan Terhadap PRT Perlu Perhatian Serius

2 Februari 2023
Pakar Hukum: Ditolaknya UAS, Privilege Singapura

Berkongsi Kita Pecah

1 Februari 2023
Taruhan Alphard, sampai Kapan?

Taruhan Alphard, sampai Kapan?

1 Februari 2023
Pemilu Serentak Tahun 2024

Menyongsong Pemilu Serentak Tahun 2024 yang Berkualitas dan Berintegritas

1 Februari 2023
Menanti Keberanian KIB Usung Airlangga-Erick Thohir

Menanti Keberanian KIB Usung Airlangga-Erick Thohir

31 Januari 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang