Scroll untuk baca artikel
Pendidikan

Pidato Hari Guru Nasional 2022, Inilah Pesan Mas Menteri Nadiem Makarim

Redaksi
×

Pidato Hari Guru Nasional 2022, Inilah Pesan Mas Menteri Nadiem Makarim

Sebarkan artikel ini

Menyamakan arah perjalanan kita menuju satu tujuan bersama, yakni pendidikan Indonesia yang maju, berkualitas, dan memerdekakan

BARISAN.CO – Hari Guru Nasional 2022 diperingati tanggal 25 November 2022 dengan mengusung tema “Serentak Berinovasi, Wujudkan Merdeka Belajar”. Mendikbudristek, Nadiem Makarim dalam pidato Hari Guru Nasional berpesan untuk menyamakan arah perjalanan kita menuju satu tujuan bersama, yakni pendidikan Indonesia yang maju, berkualitas, dan memerdekakan.

“Terus bentangkan layar kapal besar ini tanpa kenal lelah, dengan serempak dan serentak kita hadirkan inovasi dan transformasi, mewujudkan Merdeka Belajar di seluruh penjuru Nusantara,” imbuh Nadiem dalam pidato Hari Guru Nasional 2022 yang dilansir di laman Kemendikbud, Jumat (25/11/2022).

Perlu diketahui bahwasanya setiap tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional. Peringatan ini sebagai bentuk syukur dan hormat kepada para guru yang disebut juga sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.

Sejarah penetapan Hari Guru Nasional, dilatarbelakangi lahirnya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Dulunya nama PGRI adalah Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) pada 1912.

PGRI menyelenggarakan Kongres 1 pada 24-25 November 1945 atau setelah tiga bulan Indonesia merdeka. Kongres guru tersebut menghasilkan kesepakatan berdirinya PGRI sebagai wadah persatuan guru seluruh Indonesia.

Selain itu, pada tanggal tersebut ditetapkan sebagai Hari Guru Nasional atau tetap selesainya kongres yakni Hari Guru Nasional diperingati setiap tanggal 25 November.

Pidato Hari Guru Nasional 2022

Nadiem Makarim dalam pidato Hari Guru Nasional juga berpesan bersemangat semangat untuk terus berinovasi, menciptakan perubahan dan kebaruan.

Berikut ini isi lengkap pidato lengkap Mendikbudristek NadiemMakarim pada Hari Guru Nasional 2022:

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua,

Om Swastyastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan, Rahayu.

Ibu dan Bapak guru sebangsa dan setanah air,

TIGA TAHUN yang lalu, kita melepas jangkar dan membentangkan layar kapal besar bemama Merdeka Belajar. Ribuan pulau dari Sabang hingga Merauke sudah kita lewati, laut dengan ombak tinggi dan angin kencang sudah kita hadapi.

Ketangguhan ini didorong oleh kemauan kita untuk berubah, meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama yang tidak lagi sesuai dengan tantangan dan kebutuhan zaman. Hal ini juga didorong oleh semangat kita untuk terus berinovasi, menciptakan perubahan dan kebaruan yang membawa kita melompat ke masa depan.

Mungkin di antara kita sampai hari ini masih ada yang ragu untuk melakukan perubahan dalam proses pembelajaran di kelas atau dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin satuan pendidikan. Memang, pada dasamya tidak ada perubahan yang membuat kira nyaman. Jika masih nyaman, itu artinya kita tidak berubah.

Sebenarnya, bukan hanya guru yang terus didorong untuk berubah. Kami di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) juga memacu diri untuk berinovasi, mengubah cara pandang dan cara kerja kami dalam memberikan layanan terbaik bagi pendidik dan peserta didik.

Platform Merdeka Mengajar yang kami luncurkan pada awal tahun ini, sepenuhnya kami rancang untuk memenuhi kebutuhan guru akan ruang untuk belajar, berkarya, dan berkolaborasi. Platform tersebut kami buat berdasarkan kebutuhan yang ada di lapangan, bukan berdasarkan keinginan kami. Ini adalah perubahan besar cara kerja pemerintahan dalam melayani masyarakat.

Dalam Platform Merdeka Mengajar, guru bisa mengakses modul pembelajaran dengan gratis, mengunggah dan membagikan konten-konten praktik baik pembelajaran, dan terkoneksi dengan rekan sesama guru dari daerah lain. Guru di Aceh sekarang bisa belajar dari guru di Papua. Guru di Kalimantan bisa menginspirasi guru-guru yang ada di Jawa.