Hakikatnya ramadan adalah kegelapan, terlihat karena semata-mata kekuasaan Allah Swt. Bulan ramadan sebagai cahaya yang terang benderang bagi hamba yang berpikir.
Syekh Ibnu Atha’illah mengajarkan arti melihat Allah di dalam Al-Kaun (alam) yakni segala sesuatu yang ada ini berjalan menurut hukum Allah. Jadi hatinya seorang hamba ketika melihat alam ini, langsung memahami Allah Swt.
Allah Swt berfirman:
ٱللَّهُ خَٰلِقُ كُلِّ شَىْءٍ ۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ وَكِيلٌ
“Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.” (QS. Az-Zumar: 62)
Ramadan adalah bulan penyucian, bulan dimana mendorong seorang hamba untuk muhasabah dengan syukur dan ikhlas serta melaksanakan kewajiban dengan sebaik-baiknya. Sehingga seorang hamba lupa dan bahkan hilang atas kesenangan dan keinginan nafsu.
Ramadan ini sebagai bentuk makna cahaya ilahi, benar-benar seorang hamba mencari cahaya dan berupaya mendapatkan cahaya-Nya.