Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Senggang Tokoh & Peristiwa

Roger Waters di Tengah Konflik Israel-Palestina

:: Ananta Damarjati
16 Desember 2020
dalam Tokoh & Peristiwa
Roger Waters di Tengah Konflik Israel-Palestina

Ilustrasi barisan.co/Bondan PS

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

Barisan.co – “Protes adalah kekuatan. Layaknya sebuah paduan suara, orang tidak dapat mengabaikannya.” Kata vokalis Pink Floyd, Roger Waters, dalam sebuah wawancara zoom.

Waters bukan sedang membicarakan karier bermusiknya di Pink Floyd, melainkan menyatakan dukungan kepada aksi demo yang dilakukan kelompok solidaritas yang menamakan diri ‘Palestine Action’ di Shenstone, Inggris, September 2020 lalu.

Palestine Action, kelompok yang terdiri dari aktivis dan musikus punk rock itu, selama 4 hari berturut-turut mengokupasi perusahaan senjata yang memasok peralatan tentara Israel di Gaza: Elbit Systems.

Seperti dicatat oleh Middle East Eye, Elbit Systems UK adalah bagian dari perusahaan pembuat senjata berteknologi tinggi yang memasok lebih dari 80 persen drone militer negara penjajah. Di antaranya termasuk Hermes 900 dan Hermes 450, yang digunakan secara luas dalam serangan 2014 di Gaza, di mana 2.200 warga Palestina, termasuk 500 anak-anak, terbunuh.

BACAJUGA

Filosofi Pohon

Filosofi Pohon

11 Agustus 2022
DeVFias

DeVFias Rilis Single Perdana Bertajuk Sahabat, Lagu Mewakili Perasaan Remaja

8 Agustus 2022
Usia Senja Membela Palestina

Di umurnya yang begitu sepuh, Roger Waters masih aktif berkampanye di berbagai forum atas kebiadaban Israel terhadap Palestina. Dalam sebuah wawancara, ia bercerita bahwa sikap empatiknya itu tidak datang dari ruang kedap.

Pengaruh terbesar barangkali datang dari ayahnya, Eric Fletcher Waters. Ia adalah seorang guru yang pada tahun 1934-1936 dikirim ke Jerusalem untuk mengajar penjaskes dan bahasa Inggris.

Sang ayah, semasa dua tahun hidup di Jerusalem itu, banyak mengirim surat ke rumah dan bercerita tentang keadaan sulit yang dialami penduduk asli Palestina. Namun sayang, ketika Perang Dunia II datang, ia mati muda dan saat itu Roger Waters baru berumur 5 bulan. Waters, oleh itu, tidak pernah punya ingatan tentang ayahnya.

Tapi saat beranjak remaja, Waters membaca surat-surat yang pernah ditulis ayahnya dan ia tumbuh dengan cerita-cerita di dalamnya. Bahwa, jauh di seberang sana, ada negeri bernama Palestina di mana penduduknya hidup melarat dan penuh penderitaan dan tertindas oleh kelompok lain.

Tidak mengherankan bila kemudian, semasa di Pink Floyd, ia banyak menggubah syair yang bicara ketidakadilan, penderitaan, dan bagaimana mengupayakan perlawanan terhadap penindasan. Jadi sejak di sinilah, terlihat di mana keberpihakan Roger Waters terhadap isu-isu sosial.

Dengan tema-tema demikian, Pink Floyd segera mendapat tempat bahkan sejak album pertamanya The Piper at the Gates of Dawn (1967) diluncurkan. Tema yang dipilih Pink Floyd terasa begitu menggerakkan.

Apalagi, pada zaman itu sedang bermekaran gerakan yang berbasis harapan dan cinta untuk mengubah keadan di banyak tempat.

Di Paris 1968, terjadi gerakan perlawanan anak muda terhadap kekuasaan konservatif pemerintahan De Gaulle. Di Cekoslowakia terjadi Revolusi Beludru yang dimulai tahun awal 60’an. Di benua Afrika, banyak negara mulai memproklamirkan kemerdekaannya dan terus berjuang setelah merdeka.

Dan Pink Floyd, dengan lagu-lagunya, mengiringi semua gerakan revolusi yang mayoritas dimotori anak muda itu. Lagunya berjudul Hey You menyediakan jargon ‘Together we stand, divided we fall’ dan itu dipakai oleh banyak kelompok sebagai pelengkap perjuangan.

Roger Waters sendiri juga mengerjakan album solo selain di Pink Floyd. Secara eksplisit ia menegaskan keberpihakannya pada Palestina dalam album solo keempatnya, Is This the Life We Really Want, pada tahun 2007.

Dalam album itu, Waters memasukkan satu karya penyair Palestina, Mahmoud Darwish, di lagu berjudul Wait for Her. Darwish sendiri dikenal sebagai simbol perlawanan bangsa Palestina dan merupakan salah satu anggota Organisasi Pembebasan Palestina, PLO.

Boikot, Divestasi, dan Sanksi

Pembelaan Roger Waters terhadap Palestina bukan hanya berhenti di karya musik. Sejak sekitar 2005, Waters ikut memelopori gerakan sosial BDS (Boikot, Divestasi, dan Sanksi) terhadap Israel.

“Betapa bajingan! Mereka (Israel) membunuh anak dalam keseharian, hampir secara rutin, bahkan bisa dikata itu menjadi bagian dari kebijakan pemerintahannya. Lalu apa yang harus Anda lakukan, menyetem gitar?” kata Waters saat ditanya alasannya terlibat BDS di kanal berita Palestine DeepDive News Channel.

Seiring kampanye BDS berkembang pesat, tak jarang Waters dituduh sebagai antisemit.

Namun tanggapan Waters cukup menarik. Dalam satu wawancara lain dengan Global Consortium for Sustainable Peace, Waters menyebut cap antisemit kepadanya datang dari propaganda orang-orang yang jalan pikirannya ruwet, yang gemar berpikir ruwet dalam memandang konflik Israel-Palestina.

“Orang menyebut perseteruan Israel-Palestina adalah masalah yang kompleks padahal bukan. Itu sesederhana pertanyaan apakah kita percaya atau tidak dengan hak asasi manusia. Saya memercayai itu, dan pemerintah Israel tidak.” Sesederhana itu menurut Waters.

Sikap kritis Waters juga disasarkan kepada rekan-rekan musikusnya. Ia berkirim surat kepada banyak sekali musikus dan mengampanyekan agar mereka tidak melakukan konser di Israel. Walau, tidak semua setuju dengan Roger Waters.

Bon Jovi, pada tahun 2015, tetap mengadakan konser di Ibukota Israel Tel Aviv, meskipun sudah menerima surat dari Waters.

Waters segera menyalak dan menyebut bahwa Bon Jovi tak ubahnya ‘pendukung imigran pembakar bayi’.

Waters punya alasan untuk marah. Baginya, konser di Israel tidak sesuai dengan misi perdamaian dunia. Bernyanyi di Tel Aviv sama artinya dengan meyakinkan bahwa kondisi di sana baik-baik saja, dan itu melupakan fakta bahwa warga Palestina sedang dalam kondisi menderita.

Hingga detik ini, Roger Waters masih menyalak, berkirim surat, membuat petisi, berkampanye, dan melakukan apapun demi Palestina.

Topik: MusikPalestinaPink FloydRoger WatersSolidaritas PalestinaTokoh
Ananta Damarjati

Ananta Damarjati

Warga negara Indonesia, tinggal di Jakarta

POS LAINNYA

Hari Pemuda Internasional 2022: Sejarah, Tema, dan Tujuannya
Tokoh & Peristiwa

Hari Pemuda Internasional 2022: Sejarah, Tema, dan Tujuannya

12 Agustus 2022
Ketua Dewan Syuro Rabithah Alawiyah Habib Zein Umar bin Smith Wafat, Ini Sepak Terjangnya
Tokoh & Peristiwa

Ketua Dewan Syuro Rabithah Alawiyah Habib Zein Umar bin Smith Wafat, Ini Sepak Terjangnya

10 Agustus 2022
Sejarah Susu Formula dan Skandal Nestle
Tokoh & Peristiwa

Sejarah Susu Formula dan Skandal Nestle

1 Agustus 2022
1-7 Agustus: Pekan Menyusui Sedunia, Ini Tema dan Manfaatnya
Tokoh & Peristiwa

1-7 Agustus: Pekan Menyusui Sedunia, Ini Tema dan Manfaatnya

1 Agustus 2022
Jamal Khashoggi, Jurnalis yang Dibunuh Atas Perintah Putra Mahkota Arab Saudi
Tokoh & Peristiwa

Jamal Khashoggi, Jurnalis yang Dibunuh Atas Perintah Putra Mahkota Arab Saudi

20 Juli 2022
Hari Populasi Sedunia: Populasi Bertambah, Masalah Turut Bertambah
Tokoh & Peristiwa

Hari Populasi Sedunia: Populasi Bertambah, Masalah Turut Bertambah

11 Juli 2022
Lainnya
Selanjutnya
Drama Korea Birthcare Center: Pesan untuk Para Ibu

Drama Korea Birthcare Center: Pesan untuk Para Ibu

Pemulihan Ekonomi Nasional Tahun 2021

Ekonomi Indonesia 2021, Amat Sangat Sulit untuk Pulih

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

koalisi gerindra pkb

Koalisi Gerindra-PKB, Prabowo: Gus Imin Orator Luar Bisa

13 Agustus 2022
Penulis The Satanic Verses, Salman Rushdie Dibunuh

Penulis The Satanic Verses, Salman Rushdie Dibunuh

13 Agustus 2022
Indonesia Merupakan Ekosistem yang Kondusif bagi Pertumbuhan E-commerce

Indonesia Merupakan Ekosistem yang Kondusif bagi Pertumbuhan E-commerce

13 Agustus 2022
Ekonomi Berbasis Kerakyatan

Menko PMK: Pentingnya Memiliki Sistem Ekonomi Berbasis Kerakyatan

13 Agustus 2022
Prabowo Subianto Resmi Maju Calon Presiden 2024

Rapimnas Partai Gerindra: Prabowo Subianto Resmi Maju Calon Presiden 2024

13 Agustus 2022
pelajar Indonesia di luar negeri

Jenderal Andika Berharap Pelajar Indonesia di Luar Negeri Berperan Penting dalam Pembangunan

13 Agustus 2022
Anugerahkan Tanda Kehormatan

Jokowi Anugerahkan Tanda Kehormatan Bagi 127, Sastrawan Ajib Rosidi Salah Satunya

12 Agustus 2022

SOROTAN

Filosofi Pohon
Opini

Filosofi Pohon

:: Redaksi
11 Agustus 2022

Penulis: Andi Rukman Nurdin Karumpa * BELAJAR dari filosofi pohon, selayaknya sebagai seorang insan berakal untuk pandai mempelajari dan mencari...

Selengkapnya
Kaum Khawarij Modern

Potret Keberagamaan yang Ekslusif Kaum Khawarij Modern

9 Agustus 2022
Sejarah Penetapan Tahun Hijriah dan Arti Bulan-Bulan dalam Kalender Islam

Sejarah Penetapan Tahun Hijriah dan Arti Bulan-Bulan dalam Kalender Islam

1 Agustus 2022
satu abad chairil anwar

Satu Abad Chairil Anwar, Puisi dan Doa

26 Juli 2022
Film Invisible Hopes

Film Invisible Hopes Mengungkap Sisi Gelap Anak-Anak yang Lahir di Jeruji Penjara

23 Juli 2022
Beredar Surat Pengangkatan Tenaga Honorer Jadi PNS, Begini Penjelasan Kemen PANRB

Pegawai Negeri Dibutuhkan, Tetapi Cenderung Tidak Diapresiasi

21 Juli 2022
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Risalah
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Sastra
  • Khazanah
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang