Scroll untuk baca artikel
Khazanah

Salahuddin Al-Ayyubi, Pembebas Yerusalem dan Mengembalikan Mesir ke Khalifah Abbasiyah

Redaksi
×

Salahuddin Al-Ayyubi, Pembebas Yerusalem dan Mengembalikan Mesir ke Khalifah Abbasiyah

Sebarkan artikel ini

Bani Fathimiyah yang dipimpin Khalifah Al-‘Adhid mulai digoncang pergolakan di dalam negerinya. Para menteri Bani Fatimiyyah mendapat kekuasaan besar hingga memperlemah kekuasaan khalifah Bani Fatimiyyah.

Rapuhnya fondasi-fondasi pemerintahan, para menteri memperoleh kekuasaan  dan mereka saling memperbutkan kekuasaan satu sama lain. Sehingga membuat orang-orang Maroko, Sudan dan terlebih Turki berkeinginan melakukan revolusi.

Saat itu Nuruddin Mahmud melihat sebuah peluang untuk menaklukkan kerajaan Syiah ini. Beliau berpandangan penaklukkan Bani Fathimiyyah adalah jalan lapang untuk membebaskan Jerusalem dari kekuasaan Pasukan Salib.

Nuruddin Mahmud merealisasikan cita-citanya, beliau mengirim pasukan dari Damaskus yang dipimpin oleh Asaduddin Syirkuh bersama keponakannya, Shalahuddin al-Ayyubi, ke Mesir. Asaduddin dengan enam ribu bala tentara bergerak menuju Mesir. Sebelumnya para prajurit dengan diberikan uang dua puluh dinar  dan memenuhi segala kebutuhannya.

Mengetahui kedatangan pasukan Asaduddin ini, sebagian Pasukan Salib yang berada di Mesir pun lari kocar-kacir. Sehingga yang dihadapi oleh Asaduddin dan Shalahuddin hanyalah orang-orang Fathimiyyah saja.

Akhir Pemerintahan Bani Fatimiyyah

Bani Fathimiyah berhasil dihancurkan setelah Perdana Menteri, Syawar dibunuh dan Asaduddin diangkat menjadi menteri di wilayah Mesir. Namun setelah menaklukkan Kairo, Asaduddin tidak berumur panjang dan beliau meninggal dunia dua bulan setelah itu.

Praktis, dengan pengaruh ini, Al-‘Adhid hanya mengemban nama sebagai khalifah saja. Sesudah Asaduddin, orang-orang berbeda pendapat tentang siapa yang layak menggantikannya sebagai panglima.

Hingga sesuai dengan permintaan Khalifah Bani Fatimiyyah dan sebagian jenderal. Mengangkat Shalahuddin al-Ayyubi sebagai penggantinya dan demikianlah pemerintahan dinasti Al-Ayyubi dimulai di Mesir.

Setelah Salahuddin naik takhta, tidak tersisa bagian Al-‘Adhid kekuasaan kecuali nama saja sebagai khalifah. Ia sama sekali tidak memiliki peran dalam urusan pemerintahan hingga ia jatuh sakit dan ditarik dari pemerintahan.

Salahudin sendiri tidak menggangu Al-‘Adhid, hingga akhirnya khalifah Al-‘Adhid meninggal pada tahun 567H.

Pemerintahan Syiah Khilafah Bani Fatimiyyah

Akhir pemerintahan Bani Fatimiyyah terjadi pada tahun 567. Pemerintahan Bani Fatimiyyah tergolong lama, sejak berdiri tahun 296 dengan khalifah pertama Al-Mahdi Billah.

Para Khalifah Bani Fatimiyyah banyak membantu penyebaran Syiah di Mesir, Bani Fatimiyyah mengibarkan bendera Syiah dan menyatakan Syiah sebagai mazhab resmi orang-orang Mesir. Tentu ini sangat bertentangan dengan Khilafah Abbasiyah yang berbahzab sunni.