Scroll untuk baca artikel
Kesehatan

Sedia Termometer Sebelum Anak Demam

Redaksi
×

Sedia Termometer Sebelum Anak Demam

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Anak-anak merupakan kelompok usia yang rentan demam. Daya tahan tubuh mereka belum ‘matang’, sehingga berpotensi mengalami demam lebih sering dibandingkan orang dewasa.

Sebenarnya demam adalah hal normal yakni reaksi sistem imun karena adanya kuman sehingga bisa dieleminasi oleh tubuh. Maka, jika anak demam, para orang tua tak perlu cemas. Cukup berikan mereka nutrisi yang lengkap dan banyak cairan untuk menghindari dehidrasi.

Dokter Spesialis Anak Mayapada Hospital Bogor, dr. Felliyani, Sp.A mengatakan seorang anak bisa dikatakan demam jika suhu tubuhnya di atas 38 derajat. Untuk mengetahuinya, para orang tua bisa mengeceknya dengan termometer.

“Jangan hanya pegang kepalanya saja, harus diukur dengan termometer,” tegas dr. Felli pada Health Talkshow Mayapada Hospital di Radio Sonora, kemarin sore (12/3/2021).

Seringkali orang tua merasa khawatir saat tubuh atau kepala anak terasa hangat. Dikira sakit, padahal belum tentu. Menggunakan termometer untuk memastikannya adalah langkah yang tepat.

Termometer bisa diletakkan di lipatan tubuh seperti ketiak dan paha. Sebab di sinilah letaknya pembuluh darah besar arteri dan vena femoralis. Saat demam, suhu tubuh akan meningkat. Panas itu berasal dari dalam tubuh yang berpindah ke permukaan kulit melalui dinding darah. Sehingga hasil pengecekan di bagian ini lebih akurat dibandingkan tempat lain.

Saat tidak ada termometer di rumah, orang tua bisa mengeceknya dengan meraba di salah satu bagian tubuh tersebut. Kalau terasa lebih panas, ada kemungkinan anak memang sedang demam. “Tapi paling akurat dengan termometer,” ujarnya.

Orang tua juga bisa memerhatikan gejala lain. Misal apakah anak terlihat lemas, pucat, selalu ingin tidur, rewel, tidak nafsu makan, dan enggan bermain. Bisa juga dengen mengecek denyut jantung atau nadinya. Sebab kenaikan suhu badan 1 derajat saja bisa meningkatkan 10 kali denyut jantung.

Jika badan terasa panas dan disertai dengan gejala tersebut, kemungkinan besar anak sedang mengalami demam. Cobalah istirahatkan anak, berikan ia nutrisi cukup dan minum yang banyak. Karena demam menimbulkan risiko dehidrasi.

Kalau anak malas makan dan terlihat sangat lemas sekali, orang tua bisa memberikan obat penurun panas. Yang paling aman adalah paracetamol dan ibuprofen, khususnya bagi anak yang berusia di bawah enam bulan.

Dosis paracetamol harus disesuaikan dengan berat badannya yaitu 10 miligram per  kilogram berat badan. Jadi, jika berat badan anak 10 kilogram, dosis paracetamol yang diberikan adalah 100 miligram. “Jangan melebihi dosis karena bisa mengganggu fungsi hati. Diukur dari berat badan bukan umur,” ucap dr. Felli.

Selanjutnya, orang tua bisa mengompres ketiak atau paha anak dengan lap yang sudah dicelupkan air hangat sebelumnya. Lamanya 15 menit. Mengompres anak dengan air hangat akan membuat anak lebih cepat berkeringat dan demamnya bisa turun.

Seringkali orang tua memakaikan baju tebal atau berlapis pada anak. Alasannya agar anak berkeringat dan cepat sembuh. Padahal cara ini salah. Bahan yang tebal justru mencegah keluarnya panas dari dalam tubuh. Bukannya menurun, suhunya malah bisa meninggi.

Berikan saja anak baju yang tipis agar suhu panasnya bisa mudah keluar dari tubuh.

Saat sudah lebih dari tiga hari, tapi demam anak tak kunjung turun, maka sebaiknya dibawa ke dokter. Apalagi jika kondisinya makin buruk, seperti tidak mau makan. Ada indikasi anak menderita penyakit tertentu atau dehidrasi. “Kalau lebih dari tiga hari tapi belum juga turun dan lemas, bawa ke rumah sakit. Lemas adalah tanda dehidrasi,” katanya.