Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Senggang Tokoh & Peristiwa

Sejarah Berdirinya Kopassus, Ada Jejak Bule Mualaf Idjon Djanbi

:: Thomi Rifai
16 April 2021
dalam Tokoh & Peristiwa
Sejarah Berdirinya Kopassus, Ada Jejak Bule Mualaf Idjon Djanbi
Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

BARISAN.CO – Hari ini 69 tahun lalu, tepatnya 16 April 1952 merupakan hari lahirnya Komando Pasukan Khusus atau Kopassus, salah satu pasukan elite TNI “Korps Baret Merah” kebanggaan Indonesia.

Sejarah kelahiran Kopassus sebagai satuan tidak terlepas dari rangkaian bersejarah dalam kehidupan bangsa Indonesia. Seperti timbulnya gangguan gerombolan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia yang bergerilya dan menakutkan di Jawa Barat di tahun 1949 dan pemberontakan kelompok yang menamakan dirinya Republik Maluku Selatan (RMS) pada tahun 1950.

Dikutip dari kopassus.mil.id, pimpinan Angkatan Perang RI saat itu segera mengerahkan pasukan untuk menumpas gerombolan tersebut. Adapun operasi ini dipimpin langsung oleh Panglima Tentara Teritorium III (Siliwangi) Kolonel AE Kawilarang, sedangkan sebagai Komandan Operasinya ditunjuk Letkol Slamet Riyadi.

Operasi ini memang berhasil menumpas gerakan pemberontakan. Kendati begitu, dengan korban yang tidak sedikit pula dari pihak TNI. Setelah dikaji, ternyata dalam beberapa pertempuran, musuh dengan kekuatan yang relatif lebih kecil sering kali mampu menggagalkan serangan TNI yang kekuatannya jauh lebih besar.

BACAJUGA

RUU BPIP: Konteksnya, Konsekuensinya

Dr Kusuma Espe: Panglima Soedirman Nyatakan Letkol Soeharto adalah Bunga Pertempuran

7 Maret 2022
Kronologi Serangan Umum 1 Maret 1949 dan Positioning Indonesia di Dunia Internasional

Kronologi Serangan Umum 1 Maret 1949 dan Positioning Indonesia di Dunia Internasional

1 Maret 2021

Hal ini ternyata bukan hanya disebabkan semangat anggota pasukan musuh yang lebih tinggi atau perlengkapan yang lebih lengkap. Namun, juga taktik dan pengalaman tempur yang baik didukung kemampuan tembak tepat dan gerakan perorangan.

Peristiwa inilah yang akhirnya mengilhami Letkol Slamet Riyadi untuk memelopori pembentukan suatu satuan pemukul yang dapat digerakkan secara cepat dan tepat untuk menghadapi berbagai sasaran di medan yang bagaimanapun beratnya.

Sayangnya, cita-cita Letkol Slamet Riyadi tidak dapat terwujud saat itu karena ia gugur pada salah satu pertempuran berdarah. Cita-cita Letkol Slamet Riyadi kemudian dilanjutkan oleh Kolonel Alexander Evert Kawilarang.

Dalam autobiografinya, AE Kawilarang: Untuk Sang Merah Putih (1989), Kawilarang menulis: “Untuk melawan gerakan-gerakan gerombolan yang mobil itu, saya perhitungkan, perlu dibentuk suatu kesatuan yang terlatih bertempur, secara kesatuan kecil sampai dengan dua orang saja dan all round. Dan itu harus diciptakan, diadakan.”

Indonesia, menurutnya, harus punya pasukan khusus. Dia memulai dari kesatuan yang dipimpinnya dahulu. Kawilarang lantas memanggil seorang bule bernama Mohammad Idjon Janbi yang merupakan bekas perwira pasukan khusus Belanda yang sudah menjadi warga Indonesia.

Dulunya Idjon Djanbi bernama Kapten Rokus Bernandus Visser. Mantan komandan sekolah terjun payung Belanda. Dia anggota pasukan elite Belanda yang akhirnya bersimpati pada perjuangan Indonesia. Visser kemudian keluar dari tentara Belanda. Menikah dan masuk Islam. Dia mengganti namanya menjadi Mohammad Idjon Djanbi.

1 April 1952, atas keputusan Menteri Pertahanan saat itu, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Idjon Djanbi diangkat menjadi Mayor Infanteri TNI dengan NRP 17665. Idjon Djanbi diberi tugas melatih kader dari para perwira dan bintara untuk membentuk pasukan khusus.

Tanggal 16 April 1952, dibentuklah pasukan khusus Kesatuan Komando Teritorium Tentara III/Siliwangi, disingkat Kesko III. Pasukan itu berada di bawah komando Mayor Infanteri Idjon Djanbi. Tanggal itulah yang hingga kini diperingati sebagai hari jadi Kopassus.

Pasukan ini diujicobakan pada 1953 untuk menghalau DI/TII di Jawa Barat. Kawilarang cukup puas dengan aksi pasukan di Gunung Rakutak.

Semula Idjon hanya dibantu Letnan Hang Haryono dan Sersan Mayor Trisno Yuwono. Keduanya pernah mengikuti Combat Intelligence dan memiliki wing penerjun.Dua pelatih itu dirasa kurang seiring berkembangnya pasukan khusus tersebut. Akhirnya, tenaga pelatih ekstra diambil dari Sekolah Kader Infanteri dan Depot Batalyon.

Kendali Kesko III diambil alih langsung di bawah Markas Besar Angkatan Darat pada 18 Maret 1953, namanya pun diganti menjadi Kesatuan Komando Angkatan Darat.

Pada 25 Juli 1955, komando yang dipimpin Mayor Infanteri Idjon Djanbi kembali berubah nama menjadi Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD). Nama Pusat Pasukan Khusus AD (Puspassus AD) dan Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassanda) juga pernah dipakai pasukan yang sekarang dikenal sebagai Komando Pasukan Khusus ini.

Kiprah Mayor Idjon Djanbi dalam mencetak pasukan khusus itu tak selamanya mulus. Banyak pihak yang meminta dirinya diganti atau mengurangi perannya dalam melatih pasukan khusus. Alasannya, pihak-pihak itu khawatir Idjon Djanbi –yang notabene mantan tentara Belanda– menjadi mata-mata untuk Belanda di tubuh Angkatan Darat.

Idjon Djanbi akhirnya memilih mengajukan pensiun. Di akhir tahun 1957, Idjon Djanbi resmi pensiun dan diberi jabatan sebagai kepala perkebunan di sebuah perkebunan milik asing yang telah dinasionalisasi. Idjon Djanbi juga menjalankan bisnis di bidang pariwisata di Yogyakarta.

Pada tahun 1977, Idjon Djanbi terkena sakit usus buntu dan harus menjalan operasi. Dua minggu setelah operasi usus buntu, Idjon Djanbi tutup usia di Rumah Sakit Panti Rapih pada 1 April 1977. Idjon Djanbi lalu dikebumikan di TPU Yogyakarta. [rif]

Topik: AE KawilarangIdjon DjanbiKorps Baret MerahLetkol Slamet RiyadiRokus Bernandus VisserRPKADSri Sultan Hamengku Buwono IX
Thomi Rifai

Thomi Rifai

POS LAINNYA

Sejarah dan Makna Angpau dalam Perayaan Imlek
Tokoh & Peristiwa

Sejarah dan Makna Angpau dalam Perayaan Imlek

20 Januari 2023
Sepak Terjang Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu, Pengganti Azyumardi Azra
Sosok

Sepak Terjang Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu, Pengganti Azyumardi Azra

15 Januari 2023
Mengingat Tragedi Wasior Papua yang Termasuk dalam 12 Pelanggaran HAM Berat (10)
Tokoh & Peristiwa

Mengingat Tragedi Wasior Papua yang Termasuk dalam 12 Pelanggaran HAM Berat (10)

13 Januari 2023
Kisah Peristiwa Simpang KKA Aceh yang Masuk dalam 12 Pelanggaran HAM Berat (9)
Tokoh & Peristiwa

Kisah Peristiwa Simpang KKA Aceh yang Masuk dalam 12 Pelanggaran HAM Berat (9)

13 Januari 2023
Termasuk Pelanggaran HAM Berat: Pembunuhan Dukun Santet, Ninja Bantai Kiai (8)
Tokoh & Peristiwa

Termasuk Pelanggaran HAM Berat: Pembunuhan Dukun Santet, Ninja Bantai Kiai (8)

12 Januari 2023
Rekam Jejak M Kuncoro Wibowo, Dirut Baru Transjakarta
Sosok

Rekam Jejak M Kuncoro Wibowo, Dirut Baru Transjakarta

12 Januari 2023
Lainnya
Selanjutnya
Takwa

Titik Temu Ketakwaan dalam Selimut Ramadan

Larangan Tidur Setelah Sahur, Begini Penjelasannya

Larangan Tidur Setelah Sahur, Begini Penjelasannya

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

Impor Gula Akan Meningkat Tahun 2023

Impor Gula Akan Meningkat Tahun 2023

26 Januari 2023
Demo Kepala Desa

Perpanjangan Masa Jabatan Kepala Desa Dinilai Ugal-ugalan

26 Januari 2023
Normalisasi Sungai Berlanjut, Ciliwung Institute Pertanyakan Logika Kementerian PUPR

Normalisasi Sungai Berlanjut, Ciliwung Institute Pertanyakan Logika Kementerian PUPR

26 Januari 2023
Kenapa Kita Menangis Saat Menonton Film?

Kenapa Kita Menangis Saat Menonton Film?

26 Januari 2023
Menciptakan Wirausaha Muda

Merdeka Belajar, Menciptakan Wirausaha Muda, Mengapa Tidak?

26 Januari 2023
pH Tubuh

Berbahaya Jika pH Tubuh Terlalu Asam

26 Januari 2023
sholawat bulan rajab

Lirik Sholawat Bulan Rajab Teks Arab, Latin dan Artinya

26 Januari 2023

SOROTAN

Anak yang Tumbuh Miskin, Saat Dewasa Sulit Lepas dari Jerat Kemiskinan
Sorotan Redaksi

Anak yang Tumbuh Miskin, Saat Dewasa Sulit Lepas dari Jerat Kemiskinan

:: Anatasia Wahyudi
25 Januari 2023

Di mana pun mereka berada, anak-anak yang tumbuh dalam kemiskinan menderita dari standard hidup yang buruk, mengembangkan lebih sedikit keterampilan...

Selengkapnya
Mengapa Ridwan Kamil Baru Sekarang Masuk Parpol?

Mengapa Ridwan Kamil Baru Sekarang Masuk Parpol?

23 Januari 2023
Dua Jalan Sehat dalam Satu Hari

Dua Jalan Sehat dalam Satu Hari

22 Januari 2023
Imlek, Kesetaraan, dan Keadilan di Jakarta

Imlek, Kesetaraan, dan Keadilan di Jakarta

22 Januari 2023
BIN Ingatkan Potensi Ancaman 2023 Ekonomi Bakal Gelap, Kenapa Pemerintah Tak Hentikan Bangun Infrastruktur Mercusuar?

BIN Ingatkan Potensi Ancaman 2023 Ekonomi Bakal Gelap, Kenapa Pemerintah Tak Hentikan Bangun Infrastruktur Mercusuar?

21 Januari 2023
Politik Para Pecundang

Politik Para Pecundang: Menebar dan Melempar Buah Busuk

21 Januari 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang