Scroll untuk baca artikel
Kesehatan

Sinus, Rongga Hidung Bak Katup Lorong

Redaksi
×

Sinus, Rongga Hidung Bak Katup Lorong

Sebarkan artikel ini
  • Sebagai peredam perubahan tekanan udara

Fingsi ini berjalan bila ada perubahan tekanan yang besar dan mendadak, misalnya pada waktu bersin atau membuang ingus.

  • Membantu produksi mucus 

Mukus yang di hasilkan oleh sinus para narsal memang jumlahnya kecil dibandingkan dengan mukus dari rongga hidung, namun efektif untuk membersihkan partikel yang turut masuk dengan udara inspirasi karena mukus ini keluar dari meatus medius, tempat yang paling strategis.

Waspada Sinusitis

Dalam kondisi tertentu, sinus bisa saja mengalami satu kejadian tidak mengenakkan, yakni radang, dalam istilah medisnya disebut sinusitis. Menurut dr. Emmy, sinusitis adalah keradangan mukosa sinus paranasal yang umunya disertai atau dipicu oleh rinitis sehingga sering disebut rinosinusitis.

Penyebab utama adalah selesma yang merupakan infeksi virus yang selanjutnya diikuti oleh infeksi bakteri. Sinus yang paling sering terkena adalah sinus maksila dan ethmoid. Bila mengenai semua sinus paranasal disebut pansinusitis.

Pada sinus maksila karena memilik letak yang berdekatan dengan akar gigi rahang atas, maka infeksi gigi mudah menyebar ke sinus, disebut sinusitis dentogen.

Sedang menurut dr. Ashadi Budi, Dokter Spesialis Telinga Hidung Tengggorok – Bedah Kepala Leher, RS Bedah THT SS Medika, kronologi terjadinya sinus bisa dianalogikan dengan pintu kamar pada lorong hotel. Semua rongga sinus punya pintu namanya ostium.

Setiap ostium akan bermuara ke ruangan yang namanya kompleks ostiomeatal. Analoginya begini, bayangkan kamar-kamar di hotel, misalkan (anggap ini sinus) yang memiliki pintu. Dan pintu-pintu itu mengarah ke lorong atau koridor. Ujung-ujungnya di tempat asal ruangan besar (lobby misalkan).

Pintu sinus itu nama lainnya ostium, koridor itu resesus atau meatus, lobby ruangan itu kompleks ostiomeatal. Jika salah satu pintu ketutup, maka satu sinus akan radang (sinusitis). Kalau lorongnya ketutup maka beberapa sinus akan sinusitis (multiple sinusitis). Kalau lobbynya yang ketutup, maka semua sinus akan sinusitis (pansinusitis).

Penyebabnya adalah selesma karena virus, berbagai rinitis (alergi, hormonal pada wanita hamil), polip hidung, kelainan anatomi hidung (deviasi septum atau hipertrofi konkha), sumbatan pada muara sinus, infeksi tonsil, infeksi gigi, kelainan imunologik, diskinesia silia.

Sedang gejala yang sering dijumpai adalah keluhan hidung buntu disertai nyeri/rasa tertekan pada muka, ingus purulen (bernanah) yang sering turun ke tenggorok (post nasal drip) yang menyebabkan batuk dan sesak. Dapat pula disertai gejala seperti demam, lesu dan pusing. 

Terapi sinusitis

Pengobatan yang dilakukan menurut dr. Emmy adalah dengan terapi. Tujuan terapi sinusitis adalah mempercepat penyembuhan, mencegah komplikasi dan mencegah perubahan menjadi kronik.