Scroll untuk baca artikel
Blog

Sisik-Melik Meningkatnya Ketimpangan

Redaksi
×

Sisik-Melik Meningkatnya Ketimpangan

Sebarkan artikel ini

Sayang, BPS dan lembaga resmi pemerintah Indonesia tidak menyajikan data tentang kekayaan orang per orang kepada publik. Berbagai lembaga internasional biasanya menghitung dan memublikasikannya sebagai perbandingan antarnegara.

Yang paling sering dikutip adalah majalah Forbes dan Credit Suisse, suatu lembaga keuangan terkemuka.

Credit Suisse pernah menyajikan data tentang distribusi kekayaan dari tiap negara menurut desil penduduk. Tiap 10 persen kelompok penduduk memiliki beberapa persen dari total kekayaan penduduk.

Pada tahun 2009, kekayaan kelompok desil 10 (10 persen) teratas sebesar 74,1 persen dari total kekayaan penduduk Indonesia. Padahal pada tahun 2010 masih sebesar 66,8 persen. Porsinya meningkat.

Jika dilihat dari 30 persen kelompok teratas (desil 8 sampai dengan 10), maka kekayaannya mencapai 85,8 persen dari total kekayaan penduduk Indonesia. Padahal, pada tahun 2010 masih sebesar 79,8 persen.

Sebaliknya dengan 40 persen penduduk terbawah (desil 1 sampai dengan 4), kekayaannya hanya sebesar 1,5 persen dari total kakayaan penduduk Indonesia pada tahun 2019. Turun dari porsinya pada tahun 2010 yang masih sebesar 2,6 persen.

Bahkan data Credit Suisse mengindikasikan fenomena satu dekade ini di Indonesia, kekayaan kelompok teratas meningkat pesat. Kelompok terbawah relatif stagnan dan ada yang turun. Desil satu (10 persen terbawah) bahkan turun dari kisaran 0 persen menjadi minus 0,1 persen: Arti kekayaan minus ini adalah utangnya melebihi asetnya.

Data Credit Suisse ini tampak terkonfirmasi dari berbagai data yang dikeluarkan oleh lembaga lain. “Tampaknya ke depan, fenomena ini masih akan berlanjut,” ucap Awalil. []


Penulis: Yusnaeni