MENARIK apa yang dilakukan suporter kesebelasan Jepang dalam pertandingan Piala Dunia 2022. Selain gembira karena kesebelasannya mengalahkan Tim Panser Jerman yang diibiratkan seperti David vs Goliath, perilaku terpuji suporter juga mendapat sorotan masyarakat dunia.
Usai peluit wasit mengakhiri pertandingan 2-1 untuk kemenangan Jepang, para suporter tidak langsung beringsut. Mereka dengan sigap dan telaten mengeluarkan plastik ukuran besar untuk mengumpulkan sampah dari tribun tempat mereka menonton.
Aksi mereka ini bukan yang pertama kali. Dalam pertandingan Piala Dunia sebelumnya juga mereka kerap membersihkan sampah dari tribun mereka sampai tidak ada yang tersisa.
Namun, karena revolusi media sosial yang sangat masif, aksi mereka pada Piala Dunia 2022 di Qatar ini publikasinya sangat cepat sehingga langsung viral direspons netizen.
Jurnalis Aljazeera Sandra Gathmann yang memiliki acara sendiri bertajuk “Start Here”, sampai mewawancarai langsung mereka untuk konsumsi Instragram pribadinya.
Dalam perbincangan dengan sejumlah suporter yang ditemui langsung Sandra, mereka mengatakan membersihkan tempat yang digunakan sebagai bagian dari budaya Atarimae.
Budaya ini sudah diajarkan sejak kanak-kanak dan di sekolah sebagai kebiasaan sehari-hari. Atarimae maknanya adalah hal yang sudah sewajarnya dilakukan. Aturan yang sudah biasa dan ini terkait dengan alam.
Sebuah budaya yang sangat agung dan semoga saja menjadi legasi positif dari Piala Dunia 2022. Isu perubahan iklim dan pemanasan global diharapkan lebih menonjol dan mendapat perhatian penuh dibandingkan dengan isu politik dan LGBT.
Di Indonesia, partai politik seperti Partai Keadilan Sejahtera juga sudah menerapkan Atarimae kendati namanya berbeda dan lebih didasarkan pada ajaran Islam. Seperti ungkapan Kebersihan Sebagian dari Iman.
Karena itu ketika ada pawai massa atau deklarasi yang melibatkan PKS, tempat yang digunakan dijamin bersih. Selain ada tim pemburu sampah mereka juga dengan kesadaran sendiri membawa kantong sampah masing-masing.
Pun, ketika Muhammadiyah menggelar pembukaan muktamar di Stadion Manahan Solo juga menjunjung budaya Atarimae. Tak ada sampah yang tersisa karena ribuan pengunjung dan penggembira sangat sadar tempat yang digunakan harus bersih kembali dan alam ini harus lestari.
Kelestarian dan keberlanjutan alam ini adalah tekad universal semua bangsa. Upaya dunia untuk terus menurunkan suhu bumi di bawah 1,5 derajat semoga terwujud dengan dimulai dari diri sendiri, komunitas, bangsa dan dunia.
Terimakasih suporter Jepang yang telah memberikan inspirasi.