“semoga mereka memerima aku bekerja di sana meski pun aku hanya lulusan SMA saja, tidak apa-apa meskipun harus menjadi Office Boy yang penting aku bisa menghidupi kebutuhan adik-adiku” batin Kelvin dalam hati.
Syukurlah Kelvin diterima di sana meski harus menjadi OB tak apa yang penting dia ada pemasukan untuk biaya hidup adik-adiknya, ibu Kelvin sudah meninggal saat dia sedang ujian nasional jadi hanya Kelvin yang bisa di andalkan untuk kebutuhan hidup adik-adiknya.
Bertahun tahun berlalu ia bersama dengan perusahaan tersebut, sampai ketika Kelvin di angkat menjadi direktur utama yang memegang tanggung jawab penuh terhadap perusahaan nya, adik-adik Kelvin bisa sekolah dengan tenang tanpa ada keterlambatan tidak seperti Kelvin ah ngomong-ngomong dika jadi kangen sekolah
“apa kabar ya, bu indah? Apa aku jenguk ke sekolah lama?” Gumam Kelvin saat sedang membaca berkas-berkas.
Akhirnya Kelvin memutuskan untuk pergi ke sekolah lama nya, Kelvin berjalan mencari letak ruang guru “tak banyak yang berubah” batin Kelvin.
“Assalamualaikum,” ucap Kelvin seraya membuka pintu ruang guru di sekolah lamanya “waalaikumussalam, cari siapa ya?” Tanya bu Indah yang kini tampak menua dengan adanya sedikit uban di rambutnya “ibu, ini Kelvin!” Serunya tak lama setelah ia masuk ke dalam ruang guru
“Kelvin mana?” Ucap bu Indah “itu lo bu yang dulunya sering datang terlambat ke sekolah” tak lama kemudian di susul dengan pelukan hangat serta wajah ter kejut dari sang guru yang tidak menyangka murid yang sering terlambat datang ke sekolah akan menjadi seperti ini.
* Amelia Bunga Nofitasari, Siswi MTs Mazro’atul Ulum Pringtulis