Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Opini

Terorisme Miskin Mental

:: Opini Barisan.co
30 Maret 2021
dalam Opini
Terorisme Miskin Mental
Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp
Oleh: Yudi Latif

Kemiskinan material memang bisa dekatkan seseorang pada kekufuran (kegelapan), tetapi kemiskinan mental lebih gawat dari itu: nista di dunia dan akhirat. Dalam miskin mental, orang tak bisa melihat sisi positif pengalaman hidupnya.

Siapa tak bisa berdamai dengan masa lalu tak bisa melihat kebaikan hari ini. Siapa tak bisa lihat kebaikan hari ini, tak bisa lihat harapan kebahagiaan hidup mendatang di dunia. Siapa tak bisa lihat kebahagiaan hidup di dunia, berharap bisa raih kebahagiaan di akhirat dengan segera akhiri hidupnya.

Orang miskin mental memang berani mati, tapi tak berani hidup. Padahal, tak ada jalan pintas menuju surga. Janji surgawi hanya bisa diraih lewat keberanian hidup, beramal kebajikan atasi rintangan dan tantangan zaman, demi memberi kebahagiaan hidup warga bumi.

Dalam kemiskinan mental, ruang jiwa juga terlalu sempit untuk bisa menerima perbedaan. Kehadiran yang berbeda dipandang dengan kecurigaan permusuhan, yang harus disingkirkan dengan pengucilan dan penyerangan.

BACAJUGA

Martabak

Judi, Martabak, Terorisme

22 April 2021
Yang Perlu Diurai dari Jalinan Terorisme & Perempuan

Yang Perlu Diurai dari Jalinan Terorisme & Perempuan

4 April 2021

Dalam aksi teroris, kebencian pada perbedaan dan jalan pintas menuju surga menyatu dalam aksi bom bunuh diri. Pekikannya, “Hidup mulia atau mati syahid”. Kenyataannya, “Hidup tak mulia, mati pun tak syahid”. Kebencian pada hidup membuat hidupnya tak bisa mulia.

Siapa tak bisa hidup mulia di dunia tak mampu kobarkan kesyahidan (kesungguhan) jelang kematian —dengan berani mengolah kehidupan; malah, memamerkan kepengecutan dengan bunuh diri dan bunuh orang. Orang yang mati syahid wariskan kebahagiaan dan kebaikan pada kehidupan. Orang yang mati pengecut, mewariskan kesengsaraan dan keburukan pada kehidupan.

Dengan demikian, terorisme bukanlah sebab, melainkan korban dari kemiskinan (material dan mental). Seperti pernah diingatkan dalam Pesan Ramadhan Vatikan, “Kemiskinan telah menodai dan merendahkan martabat manusia/kemanusiaan dan tidak jarang menjadi penyebab keterasingan, kemarahan bahkan kebencian dan hasrat untuk membalas dendam.”

Betapapun kita benci terorisme, solusinya tak cukup dengan kutukan. Kita perlu menumpas akarnya dengan meningkatkan kualitas dan kecerdasan hidup secara berkeadilan. Diingatkan oleh H.G. Wells, “Sejarah kian jadi arena adu cepat antara pendidikan dan prahara.”

Betapapun kita benci terorisme, solusinya tak cukup dgn kutukan. Kita perlu menumpas akarnya dgn meningkatkan kualitas dan kecerdasan hidup secara berkeadilan. Diingatkan oleh H.G. Wells, “Sejarah kian jadi arena adu cepat antara pendidikan dan prahara.” []


* Tulisan ini dinukil dari akun Instagram Yudi latif

Topik: TerorismeYudi Latif
Opini Barisan.co

Opini Barisan.co

Media Opini Indonesia

POS LAINNYA

Lima Prinsip Relawan ANIES
Opini

Lima Prinsip Relawan ANIES

14 Agustus 2022
Filosofi Pohon
Opini

Filosofi Pohon

11 Agustus 2022
Kaum Khawarij Modern
Opini

Potret Keberagamaan yang Ekslusif Kaum Khawarij Modern

9 Agustus 2022
Saat Anies Baswedan Meneladani Karakter dan Ajaran Tuhan Yesus Kristus
Opini

Saat Anies Baswedan Meneladani Karakter dan Ajaran Tuhan Yesus Kristus

15 Juli 2022
Diamnya Anies Menghadapi Fitnah, Tanda Kekuatan Seorang Muslim
Opini

Diamnya Anies Menghadapi Fitnah, Tanda Kekuatan Seorang Muslim

12 Juli 2022
Catatan Kelucuan di Negeri +62
Opini

Catatan Kelucuan di Negeri +62

12 Juli 2022
Lainnya
Selanjutnya
Wr Supratman

Bangunlah Jiwanya Bangunlah Badannya

Lembaga peradilan

Lembaga Peradilan: Bukan Tempat Mencari Menang

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

Ilham Habibie Beberkan 3 Teknologi yang Paling Dibutuhkan Indonesia

Ilham Habibie Beberkan 3 Teknologi yang Paling Dibutuhkan Indonesia

14 Agustus 2022
Lima Prinsip Relawan ANIES

Lima Prinsip Relawan ANIES

14 Agustus 2022
Demokrasi atau Democrazy, Kasus Indonesia dan Amerika

Demokrasi atau Democrazy, Kasus Indonesia dan Amerika

14 Agustus 2022
jakarta kota yang nyaman

Cerita Orang Jepang: Jakarta Kota yang Nyaman

14 Agustus 2022
potensi diri

6 Langkah Mengenali Potensi Diri, Saatnya Raih Kesuksesan

14 Agustus 2022
Assasin

Assasin – Cerpen Noerjoso

14 Agustus 2022
Salman Rushdie Selamat, Pelaku Didakwa Penyerangan dan Pembunuhan Berencana

Salman Rushdie Selamat, Pelaku Didakwa Penyerangan dan Pembunuhan Berencana

14 Agustus 2022

SOROTAN

Lima Prinsip Relawan ANIES
Opini

Lima Prinsip Relawan ANIES

:: Redaksi
14 Agustus 2022

Oleh: Laode Basir, Koordinator Relawan ANIES Satu simpul relawan yang makin aktif mendukung pencalonan Anies Baswedan sebagai Presiden menyebut dirinya...

Selengkapnya
Filosofi Pohon

Filosofi Pohon

11 Agustus 2022
Kaum Khawarij Modern

Potret Keberagamaan yang Ekslusif Kaum Khawarij Modern

9 Agustus 2022
Sejarah Penetapan Tahun Hijriah dan Arti Bulan-Bulan dalam Kalender Islam

Sejarah Penetapan Tahun Hijriah dan Arti Bulan-Bulan dalam Kalender Islam

1 Agustus 2022
satu abad chairil anwar

Satu Abad Chairil Anwar, Puisi dan Doa

26 Juli 2022
Film Invisible Hopes

Film Invisible Hopes Mengungkap Sisi Gelap Anak-Anak yang Lahir di Jeruji Penjara

23 Juli 2022
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Risalah
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Sastra
  • Khazanah
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang