Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

Utang Luar Negeri Tumbuh Melambat, Tetapi Nilainya Meningkat

Redaksi
×

Utang Luar Negeri Tumbuh Melambat, Tetapi Nilainya Meningkat

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO“Tumbuh melambat pada Januari, Posisi ULN Tercatat USD420,7 miliar” merupakan judul artikel dalam rubrik cerita BI pada laman resmi Bank Indonesia. Cerita itu melengkapi rilis Bank Indonesia tentang laporan Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI) edisi Maret 2021 pada hari Senin (15/03/2021).

Data SULNI menunjukkan posisi ULN tersebut meningkat sebesar 2,6% dibanding posisi Januari 2020 (yoy). Sedangkan pertumbuhan posisi bulan Desember 2020 dibanding Desember 2019 sebesar 3,4%. Bank Indonesia pun menyebutnya sebagai tumbuh melambat.

Jika dilihat dari nilai posisi ULN, terjadi peningkatan atau ULN bertambah besar. Posisi ULN bulan Desember 2020 sebesar US$417,48 miliar, dan posisi Januari 2020 sebesar US$410,13 miliar. 

SULNI melaporkan posisi ULN akhir Januari terdiri dari ULN Pemerintah sebesar US$210,8 miliar, ULN Bank Indonesia sebesar US$2,9 miliar, dan ULN swasta sebesar US$207,1 miliar.

Secara tahunan (yoy), ULN Pemerintah meningkat 2,8%, dengan laju pertumbuhan yang melambat. Pertumbuhan bulan Desember 2020 sebesar 3,3%. Bank Indonesia menyebutkan penyebab utamanya, yaitu adanya pembayaran pinjaman bilateral dan multilateral yang jatuh tempo.

Pada saat bersamaan, posisi surat utang Pemerintah masih meningkat seiring penerbitan Surat Utang Negara (SUN) dalam denominasi dolar AS dan Euro di awal tahun.

Dengan demikian, meski tumbuhnya melambat dari bulan sebelumnya, posisi ULN Pemerintah masih bertambah. Dibandingkan dengan posisi Desember 2020 dan posisi Januari 2020. 

Posisi ULN swasta pada Januari 2021 sebesar US$207,1 miliar sebenarnya sedikit turun dibanding Desember 2020 yang sebesar US$208,24 miliar. Namun meningkat dari posisi Januari 2020 yang sebesar US$202,37 miliar. ULN swasta disebut tumbuh secara tahunan sebesar 2,3% (yoy).

Perlu diketahui dalam kelompok swasta telah tercakup ULN Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar US$57,5miliar. Meningkat sebesar 8,31% dibanding posisi setahun sebelumnya. ULN BUMN tumbuh lebih tinggi dibanding ULN swasta secara keseluruhan.

Utang Luar Negeri Indonesia (juta dolar)
Desember 2019Desember 2020Pertumbuhan (yoy)Januari 2021Januari 2021Pertumbuhan (yoy)
Pemerintah199.876,14206.375,023,25%204.945,29210.763,122,84%
Bank Sentral 2.996,282.870,87-4,19%2.818,712.867,591,73%
Swasta200.690,21208.235,243,76%202.370,14207.084,232,33%
Total ULN403.562,63417.481,123,45%410.134,14420.714,942,58%
tambahan info
ULN BUMN51.709,5358.094,4512,35%53.065,5857.474,088,31%
Porsi atas Swasta25,77%27,90%26,22%27,75%

Sumber data: SULNI Bank Indonesia, diolah

Bank Indonesia dalam rilis yang sama menilai bahwa struktur ULN Indonesia tetap sehat, yang tercermin dari rasionya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir Januari 2021 yang tetap terjaga di kisaran 39,5%. Dikatakan relatif stabil dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 39,4%.

Meskipun tidak dinyatakan dalam narasi rilis Bank Indonesia, data pada SULNI itu sendiri menyebut rasionya hanya 36,07% pada akhir tahun 2019. Dan rasio pada Januari 2021 tersebut merupakan yang tertinggi selama belasan tahun terakhir. 

Struktur ULN Indonesia yang tetap sehat juga dikatakan oleh Bank Indonesia tercermin dari besarnya pangsa ULN berjangka panjang yang mencapai 89,4% dari total ULN. Dengan informasi tersebut, ingin dikatakan tekanan dari beban pembayaran pokok utang tidak terlalu besar.

Akan tetapi perlu diketahui bahwa porsi dimaksud dihitung berdasar data posisi utang berdasar waktu asal atau waktu ketika utang terjadi.

Jika dilihat dari waktu sisa pelunasan, karena sebagian utang berjangka panjang telah memasuki waktu pelunasan, maka porsinya turun menjadi 84,87%. Berarti pula sekitar 15,13% dari posisi ULN Januari 2021 harus dilunasi selama setahun ke depan.

Kondisi terkait jangka waktu utang berdasar waktu sisa pelunasan, terdapat perbedaan yang cukup besar antara ULN Pemerintah dan ULN swasta.

Porsi ULN Pemerintah yang berjangka pendek hanya sebesar 5,16%. Sedangkan ULN Swasta sebesar 25,49%. Sekitar seperempat dari posisi ULN swasta saat ini harus dilunasi selama setahun ke depan.