Scroll untuk baca artikel
Kontemplasi

Zuhud, Inilah Penawar Agar Tidak Cinta Dunia

Redaksi
×

Zuhud, Inilah Penawar Agar Tidak Cinta Dunia

Sebarkan artikel ini

Zuhud merupakan salah satu ajaran tasawuf. Bukan semata-mata ajaran meninggalkan wilayah duniawi. Namun zuhud sebagai bentuk perilaku memalingkan muka keduniawian yang berlebihan. Dengan kata lain zuhud adalah tidak terlalu menghiraukan dunia.

Menghapus rasa cinta harta benda di dalam hati yang tidak ada hubungannya dengan akhirat. Sehingga sikap dan perilaku zuhud mengabdikan diri kepada Allah Swt dengan penuh rasa cinta. Menjadikan dunia ini hanya jalan menuju sang maha pencipta

Ali bin Abi Thalib Ra pernah ditanya tentang zuhud, beliau menjawab: “Zuhud ialah hendaklah kamu tidak terpengaruh dan iri hati terhadap orang-orang yang serakah terhadap keduniaan, baik dari orang mukmin atau dari orang kafir”.

Ajaran tasawuf tentang duniawi, sebagaimana Allah Swt berfirman dalam surat Al-Hadid ayat 20:

Ketahuilah olehmu, bahwa kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau, perhiasan dan bermegah-megahan antara sesama kamu, berlomba mengumpulkan harta kekayaan dan anak-anak”. (QS. Al Hadid : 20)

Dari Zaid bin Tsabit Ra beliau berkata: Kami mendengar Rasulullah Saw bersabda:

Barangsiapa yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan atau tidak pernah merasa cukup (selalu ada) di hadapannya. Padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah tetapkan baginya. Dan barangsiapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan utama)nya maka Allah akan menghimpunkan urusannya. Menjadikan kekayaan atau selalu merasa cukup (ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanya dalam keadaan rendah (tidak bernilai di hadapannya).“ (HR Ibnu Majah/4105), Ahmad/5/183, ad-Daarimi/229), Ibnu Hibban/680)

Maka bagi seseorang yang menjalani hidup zuhud akan merasa malu di hadapan Allah Swt ketika hidup berfoya-foya. Hidup bermegah-megahan dan berlomba-lomba menumpuk harta kekayaan, hingga mengejar jabatan.

Sebagai pelaku hidup zuhud menyadari bahwa dunia ini sekadar permainan dan penuh tipu muslihat. Hidup zuhud bukan berarti tidak mempertimbangkan harta dunia sama sekali. Dunia hanya jalan supaya keimanan tertanam dan bekal menuju akhirat.

Cinta dunia

Orang yang menjalankan hidup zuhud disebut sebagai seorang zahid. Sebagian ahli tasawuf berkata: “Orang yang berzuhud di dunia ialah orang yang mencintai akhirat. Seolah-olah ia bisa melihat situasi dan keadaan akhirat di hadapan matanya. Seolah-olah ia bisa melihat siksa dan pahala. Lantaran itu ia akan menyingkirkan dirinya dari dunia.”

Sesungguhnya dalam menjalani hidup zuhud saat ini sangat sulit dan memang penuh dengan cobaan dan rintangan. Maka dari itu, seorang zahid memang benar-benar senantiasa berusaha memenuhi kebutuhannya. Selain kebutuhan bagi kelangsungan hidupnya, seorang zahid hendaknya meningkatkan pengetahuan tentang zat Allah Swt.

Seorang zahid berusaha senantiasa tidak selalu berurusan dengan usaha duniawi, ia mengisi hatinya dengan ketundukan kepada Allah Swt. Berzikir dan beramal sebagai bentuk mencukupi kebutuhan hidupnya, “Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. Ath-Thalaq: 3)

Diceritakan bahwa Nabi Isa as pernah bersabda: “Aku ingatkan kamu sekalian dengan ikhlas, bahwasanya cinta kepada dunia itu pokok segala dosa. Dalam harta itu terdapat berbagai penyakit.”

Sahabatnya bertanya: “Wahai Rasulullah! Apa pula penawarnya?”
Jangan ikutkan kehendaknya,” jawab Isa.
Jika kita ikutkan juga?,” tanya sahabat
Isa pun berkata, “Nanti akan timbul padanya perasaan bangga dan congkak.
Mereka bertanya lagi: “Jika tidak ada bangga dan congkak?
Nanti akan dipengaruhi daripada duduk dan berzikir kepada Allah Swt,” jawab Isa.