Barisan.co – Pondok Pesantren menjadi salah satu sistem pendidikan tertua di Indonesia. Hingga saat ini diberbagai daerah sudah banyak berdiri pondok pesantren. Beragam ciri pondok pesantren hadir memberikan ciri khasnya tersendiri. Mulai dari pondok salaf, pondok modern hingga pondok salaf modern.
Sebagaimana menurut Mastuhu dalam bukunya Sistem Pendidikan pesantren, pesantren memiliki sistem tersendiri. Sesuai dengan tujuan pendidikan yang digunakan serta fungsinya yang komprehensif sebagai lembaga pendidikan, sosial dan penyiaran agama.
Begitupun juga dengan karakteristik pesantren. Sedangkan prinsip-prinsip sistem pendidikan yang ada di pondok pesantren yakni:
1. Prinsip Theocentris
Prinsip ini memandang semua aktivitas manusia harus senantiasa diarahkan pada pencapaian nilai ibadah kepada Tuhan. Semua aktivitas pendidikan merupakan bagian integral dari totalitas kehidupan, sehingga belajar di pesantren tidak dipandang sebagai alat tetapi dipandang sebagai tujuan. Oleh karena itu kegiatan belajar-mengajar di pesantren tidak memperhitungkan waktu.
Prinsip ibadah mengajarkan agar sesuatu tindakan bisa bernilai ibadah, ia harus diarahkan dan didasarkan atas niat mencapai ridho Tuhan. Tanpa niat seperti ini, tidak ada artinya amal yang dilakukan.
2. Prinsip sukarela dan mengabdi
Para pengasuh pondok pesantren memandang semua kegaitan pendidikan sebagai ibadah kepada Tuhan. Oleh karena itu, maka penyelenggaraan pesantren dilaksanakan secara sukarela dan mengabdi pada sesama dalam rangka mengabdi kepada Tuhan.
Sebagaimana perintah agama, bahwa santri wajib menghormati ustadznya serta saling menghormati satu sama lain. Santri yakin bahwa dirinya tidak menjadi orang berilmu tanpa guru dan bantuan sesama. Untuk itu banyak santri yang mengabdikan dirinya di pesantren sampai bertahun-tahun tanpa pamrih hanya untuk mencapai ridla Allah semata.
3. Prinsip kearifan
Pesantren menekankan pentingnya kearifan dalam menyelenggarakan pendidikan pesantren dan dalam tingkah laku sehari-hari. Kearifan yang dimaksud disini adalah berperilaku sabar, rendah hati, berbuat adil dan amar ma’ruf nahi mungkar, mampu mencapai tujuan tanpa merugikan orang lain dan mendatangkan manfaat bagi kepentingan bersama.
4. Prinsip kesederhanaan
Pesantren menekankan pentingnya penampilan sederhana sebagai salah satu nilai luhur pesantren dan menjadi pedoman perilaku sehari-hari bagi seluruh warga pesantren. Kesederhanan bukanlah kemiskinan, melainkan hidup secara wajar, proporsional dan tidak berkebihan, terutama pada materi.
Kesederhanaan sudah menjadi ciri kehidupan pesantren, seluruh elemen pesantren berusaha untuk memperoleh ridlo Allah dengan senantiasa mendekatkan diri kepada-Nya dan tidak memikirkan kepentingan duniawi. Mereka membiasakan diri untuk hidup dalam kesufian.
5. Prinsip kolektivitas
Menurut Mastuhu, di pesantren berlaku prinsip bahwa santri harus mendahulukan kewajiban dan kepentingan orang lain di atas kepentingan sendiri, sehingga terjadi kekompakan, rasa solidaritas dan persaudaran yang erat di antara para santri. Dalam pesantren, upaya kebersamaan diciptakan melalui kegiatan-kegiatan setiap hari, misalnya kegiatan keagamaan dan kegiatan belajar.
6. Prinsip Mandiri
Santri dilatih untuk mengatur dan bertanggung jawab atas keperluannya sendiri. Prinsip ini tidak bertentangan dengan prinsip kolektivitas, bahkan sebaliknya justru menjadi bagian dari padanya, karena mereka menghadapi nasib dan kesukaran yang sama. Maka jalan yang baik setiap individu mengatasi masalahnya ialah tolong-menolong. Disisi lain, santri dituntut aktif dan mampu memilih yang sesuai dengan kebutuhannya. Keberanian mengambil sikap ini sangat menentukan kesuksesan seorang santri