Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Senggang Tokoh & Peristiwa

Agus ‘PM Toh’ Masih Bertutur Hikayat

:: Ananta Damarjati
25 Desember 2020
dalam Tokoh & Peristiwa
Agus ‘PM Toh’ Masih Bertutur Hikayat

Ilustrasi barisan.co/Bondan PS

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

BARISAN.CO – Di tanah kelahirannya, Sabang, Aceh, Agus Nur Amal sering pergi ke hajatan-hajatan untuk menonton pertunjukan hikayat. Siapa Agus ini? Dalam dunia penutur dongeng, ia lebih akrab disapa lewat julukan panggung yang unik: PM Toh.

PM Toh dikenal, mula-mula, karena ia banyak menggelar pertunjukan dongeng di kamp-kamp pengungsian tsunami Aceh, 2004. Pertunjukannya tidak megah, hanya bermodal kardus bekas yang dibentuk seolah-olah televisi, di mana ia kemudian mendongeng dari dalam televisi itu.

Meski begitu, sebagai sarana trauma healing, apa yang ia lakukan berdampak luar biasa bagi candra jiwa para penyintas tsunami, terutama anak-anak.

Namanya mulai tertangkap radar percakapan publik luas ketika ia muncul di sebuah iklan televisi sekitar tahun 2005. Kemunculan PM Toh itu sangat ikonik. Dalam iklan durasi semenit itu, tampak PM Toh sedang bercerita di hadapan sejumlah anak tentang sebuah kisah negeri Ujung Karang yang sering ditimpa gempa.

BACAJUGA

Filosofi Pohon

Filosofi Pohon

11 Agustus 2022
Abdus Salam: Muslim Peraih  Nobel Pertama yang Tidak Bisa Menyebut Dirinya Muslim

Abdus Salam: Muslim Peraih Nobel Pertama yang Tidak Bisa Menyebut Dirinya Muslim

21 Februari 2022

Cara ia menyampaikan cerita, disertai mimik muka yang karikatural, membuat penampilan PM Toh mudah diingat penonton.

Namun sebetulnya eksistensi si tukang dongeng dari Aceh ini tidak dimulai begitu saja dari situ. Jejak keseniannya telah terbangun lama, sejak ia masih sekolah dasar. PM Toh juga pernah berkuliah di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dari tahun 1988.

Pada awal 1990-an, ia memutuskan kembali ke kampung. Bukan tanpa alasan. Pada masa itu ia menyadari bahwa di Aceh, seni berhikayat telah pelahan-lahan ditelan zaman, dan ia berniat untuk melestarikannya. Sejak itulah, PM Toh bergerilya melakukan pentas dari kampung satu ke kampung lain.

“Saya memenuhi panggilan pentas, dari kawinan sampai acara pemerintah,” ujarnya di satu wawancara. Bila tak ada pentas, PM Toh ikut mengurus kebun milik Adnan, gurunya menutur hikayat.

Di bawah bimbingan Adnan, PM Toh terus berlatih dan mengasah kemampuannya untuk menjadi seorang penutur hikayat yang baik. “Kadang, saya disuruh bercerita di bawah pohon kelapa atau bicara dengan batu,” kata PM Toh, mengenang prosesnya berlatih. “Bahkan, pernah disuruh cerita semalam suntuk dengan sabut kelapa.”

Kebebasan berimajinasi

Dalam setiap pertunjukannya, PM Toh melengkapi diri dengan alat-alat sederhana seperti gayung, serbet, koran, semprotan, dan perkakas domestik lain. Mungkin tak pernah terpikir bagi orang biasa untuk memberi makna kepada gayung bukan sebagaimana fungsinya. Akan tetapi di hadapan PM Toh, perkakas-perkakas itu bisa tampil menjadi benda imajinatif. Gayung bisa menceritakan kedatangan helikopter, serbet menjadi ombak laut, semprotan menjadi satelit angkasa, dan sikat wc menjadi bunga yang ditanam seorang anak bernama Leonard.

Ya, pertujukan PM Toh memang hanya memakai properti sederhana, imajinasi lah yang membuatnya istimewa dan luar biasa.

Di satu wawancara, PM Toh mengatakan bahwa pertunjukannya berkeinginan untuk merangsang imajinasi aktif penonton meski lewat benda-benda seadanya. Dalam artian, ia ingin memberi ruang bagi imajinasi untuk bisa menjembatani jarak antara hikayat dengan kenyataan.

Berbeda dengan film, kartun, atau gim misalnya, yang memakai imajinasi pasif. Di mana, ada semacam prinsip truisme agar benda-benda dibentuk dan dimaknai seasli-aslinya, sehingga gayung adalah gayung dan helikopter adalah helikopter. Di sini gayung tidak bisa disebut helikopter seperti PM Toh bisa lakukan.

PM Toh masih terus menutur hikayat sampai detik ini. Belakangan ia tampil di sejumlah iklan layanan pencegahan Covid-19. Masih sama seperti dulu: sederhana, seadanya, imajinatif.

“Kawan-kawan semua di seluruh nusantara. Kita sekarang ngomong soal virus Corona” Sapa PM Toh saat muncul dari sebuah televisi kardus, sambil membawa kresek lecek berwarna merah di tangan kanan. “Ini virus saya pegang di tangan, nanti pindah ke tangan yang satu, lalu nempel ke badan yang lainnya, menyebar ke sana, menempel ke sini!”

Dengan setengah bernyanyi ia mengatakan itu, sambil memindahkan kresek ‘Corona’ dari tangan kanan ke tangan kiri, lalu memasukkannya ke saku baju, dikeluarkan lagi, diayun ke sana ke mari, lalu ditempelkan ke mata sebelah kanan. “Menempel ke sini!”

Topik: DongengPM TohTokohTsunamiTsunami Aceh
Ananta Damarjati

Ananta Damarjati

Warga negara Indonesia, tinggal di Jakarta

POS LAINNYA

Mengenang Tragedi Trisakti, Tonggak Sejarah Lahirnya Reformasi di Indonesia
Tokoh & Peristiwa

Mengenang Tragedi Trisakti, Tonggak Sejarah Lahirnya Reformasi di Indonesia

12 Mei 2023
delima silalahi penerima anugerah lingkungan goldman 2023
Sosok

Delima Silalahi Penerima Goldman Environmental Prize, Gerakan Menanam dan Merestorasi Ekosistem

26 April 2023
Di Balik Lirik Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki yang Masih Relevan Hingga Sekarang
Tokoh & Peristiwa

Di Balik Lirik Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki yang Masih Relevan Hingga Sekarang

22 April 2023
Politik Jadi Bagian dari Proses Pendewasaan Joko Purnomo
Sosok

Politik Jadi Bagian dari Proses Pendewasaan Joko Purnomo

21 April 2023
Awal Mula Perkawanan M. Chozin Amirullah dengan Anies Baswedan
Tokoh & Peristiwa

Awal Mula Perkawanan M. Chozin Amirullah dengan Anies Baswedan

21 April 2023
Bela Hak Buruh Berujung Dipecat, Dani Eko Wiyono Justru Semakin Gigih Berjuang
Sosok

Bela Hak Buruh Berujung Dipecat, Dani Eko Wiyono Justru Semakin Gigih Berjuang

12 April 2023
Lainnya
Selanjutnya
Syaiful Rozak

Hukum Progresif: Hukum yang Pro- rakyat

Timur Tak Hanya Papua, Ada Ambon dengan Logat Uniknya

Timur Tak Hanya Papua, Ada Ambon dengan Logat Uniknya

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

Bahlil Lahadalia Menjadi Pengusaha
Terkini

Bahlil Lahadalia Ajak Lulusan Universitas Paramadina Menjadi Pengusaha

:: Redaksi Barisan.co
1 Juni 2023

Orasi ilmiah "Kebijakan Investasi untuk Mencapai Indonesia yang Sejahtera"

Selengkapnya
kandungan gizi tempe

Kandungan Gizi Tempe, Berikut Cara Menggoreng yang Baik dan Renyah

1 Juni 2023
korupsi dan ideologi

Korupsi dan Rontoknya Ideologi

1 Juni 2023
Kalender Jawa Juni 2023 Lengkap, Weton dan Penanggalan Hijriah

Kalender Jawa Juni 2023 Lengkap, Weton dan Penanggalan Hijriah

1 Juni 2023
Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2023

Poster Perhatikan Kebutuhan Pokok Bukan Terus Merokok, Mahasiswa Peringati Hari Tanpa Tembakau Sedunia

1 Juni 2023
ChatGPT Menyesatkan, Pengacara ini Bakal Kena Sanksi Pengadilan

ChatGPT Menyesatkan, Pengacara ini Bakal Kena Sanksi Pengadilan

1 Juni 2023
Dampak Buruk Polusi Cahaya bagi Kesehatan

Dampak Buruk Polusi Cahaya bagi Kesehatan

1 Juni 2023
Lainnya

SOROTAN

korupsi dan ideologi
Opini

Korupsi dan Rontoknya Ideologi

:: Redaksi Barisan.co
1 Juni 2023

Korupsi dan ideologi

Selengkapnya
Pohon Hayat dan Pohon Ditebang

Pohon Hayat dan Pohon Ditebang

31 Mei 2023
Mengawasi Black Campaign

Penguatan Peran Bawaslu dalam Mengawasi Black Campaign di Sosial Media pada Pilpres 2024

31 Mei 2023
Denny Indrayana, Profesor Asli Bukan Kompresor Apalagi Provokator

Denny Indrayana, Profesor Asli Bukan Kompresor Apalagi Provokator

30 Mei 2023
Pemilu Turki: Kemenangan Petahana, Kekalahan Lembaga Survei

Pemilu Turki: Kemenangan Petahana, Kekalahan Lembaga Survei

29 Mei 2023
Era Disrupsi, Pejabat dan Pengamat

Era Disrupsi, Pejabat dan Pengamat

29 Mei 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang