Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Khazanah

Arab Pegon Hubungannya dengan Sastra di Nusantara

:: Redaksi
10 Oktober 2020
dalam Khazanah
Huruf Arab Pegon
Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

Barisan.co – Arab Pegon didefinisikan sebagai sebuah tulisan, aksara atau huruf arab tanpa lambang atau tanda baca. Menurut kamus Jawa-Indonesia karya Purwadi, Pegon memiliki arti tidak biasa mengucapkan. Sedangkan kata lain dari Pegon yakni gundhul atau polos.

Sedangkan “Huruf Arab Pegon” digunakan menuliskan terjemahan maupun makna tersurat di dalam kitab kuning yang biasa digunakan di kalangan Pondok Pesantren dengan menggunakan bahasa tertentu. Biasanya arab pegon menggunakan bahasa tertentu itu artinya biasa menyesuaikan daerah bisa jawa maupun sunda.

Masuknya arab pegon terjadi karena akulturasi kelompok individu yang memiliki kebudayaan yang berbeda. Lalu menimbulkan beberapa perubahan yang mengikuti pola budaya daerah.

Tentu saja karena arab tentu tidak terlepas dari masukanya agama Islam masuk ke Jawa. Menurut Koentjaraningrat dalam bukunya yang berjudul Kebudayaan Jawa, menyebutkan, bahwa Islam masuk ke Jawa melalui suatu negara yang baru muncul di pantai barat Jazirah Melayu, yaitu Malaka.

BACAJUGA

Kesusastraan jawa

Kesusastraan Jawa, Tinjauan Umum dan Jenisnya

20 Mei 2022
kali putih

Kali Putih – Puisi Sudarmono

10 April 2022

Pada abad ke-14, ketika kekuasaan Majapahit sebagai suatu kerajaan yang berdasarkan perdagangan mulai berkurang, maka bagian barat dari rute perdagangan yang melalui kepulauan Nusantara berhasil dikuasai oleh negara itu. Pelabuhannya sering dikunjungi oleh pedagang-pedagang muslim dari Gujarat dan Persia.

Masuknya agama Islam tersebar pula aksara Arab. Lalu aksara Arab berkaulturasi dengan kebudayaan setempat seperti bahasa Melayu dan bahasa Jawa.

Di Malaysia aksara Arab ini dikenal dengan nama aksara Jawi  yang juga dipakai untuk bahsa Indonesia zaman dahulu yang kemudian dikenal dengan Arab Melayu.  Kemudian menuju Jawa disebut sebut aksara Pegon.

Tulisan Arab dikenal di Indonesia setidaknya dalam pertengahan abad ke-13 M. Tulisan Arab ketika itu sudah digunakan oleh golongan yang terbatas di Indonesia.

Kesusasteraan Melayu yang tertua, sebagian ditulis dengan tulisan Arab bahasa Melayu, bahkan sampai waktu yang terakhir ini masih ada hasil-hasil kesusasteraan Indonesia yang ditulis dengan huruf Arab tersebut.

Kesusasteraan Nusantara

Masuknya agama Islam di Nusantara mewarnai perkembangan kesusastraan yang bercorak tulisan. Karya-karya kesusasteraan Nusantara juga dipengaruhi Islam yang dituliskan oleh penulis Islam Nusantara bertujuan menjadikanya sebagai media penyampaian Islam kepada pembacanya.

Para pemuka agama Islam memanfaatkan sastra untuk menyalurkan unsur-unsur pemikiran Islam ke masyarakat Nusantara. Penulis-penulis Islam menyalurkan karya-karya dari sumber peradaban Islam yang diterapkan dalam ide-ide keislaman yang ada di Nusantara kemudian karya-karya tersebut dijadikan media untuk berdakwah.

Banyak teks sastra yang tadinya bernafaskan Hindu Budha digubah oleh pujangga keraton menjadi bernafaskan Islam. Penggubahan dan penciptaan secara besar-besaran dalam suasana religius Islam di lingkungan keraton Jawa terjadi pada abad ke-18 dan 19 sewaktu kekuasaan keraton semakin terjepit secara politik oleh pemerintah kolonial Belanda.

Slamet Riyadi dalam bukunya Tradisi Kehidupan Sastra di Kesultanan menyebutkan diantara 1196 naskah koleksi Widya Budaya (perpustakaan keraton Yogyakarta) yang dapat diidentifikasikan sebagai karya Produksi Hamengku Buwono II sampai dengan Hamengku Buwono IX, berupa karya baru, saduran dan setengah saduran dan salinan. Naskah-naskah tersebut dikelompokkan atas naskah babad, silsilah, sastra, pewayangan, suluk, piwulang, primbon, jawuko, penanggalan, bahasa, dan tari.

Selain menulis naskah huruf Jawa, para sastrawan (umumnya abdi dhalem) juga menulis naskah dengan huruf Arab pegon, yaituhuruf Arab tanpa memakai sandangan  (fatkhah, dhomah dan kasroh). Naskah yang ditulis dengan huruf Arab pegon antara lain serat Menak, serat Ambiya, produksi zaman Hamengku Buwono V dan hikayat Bayan Budiman yang tidak mencantumkan waktu penyalinan dan diperkirakan ditulis sesudah masa Hamengku Buwono V.

Ragam bahasa digunakan, bukan saja bahasa Jawa, namun juga menggunakan bahasa daerah lainnya. Berikut beberapa kitab yang memakai aksara Arab dan berbahasa daerah, koleksi perpustakaan Nasional Republik Nusantara; (1) Hikayat Sang Boma; (Arab – Melayu), (2) Hikayat Sultan Taburat; (Arab – Melayu), (3) Kutika; (Bugis dan Arab), (4) Undang-undang Johor; (Arab – bahasa Melayu).

Topik: Arab PegonHuruf Arab Pegonkesusasteraan NusantaraPegonSastra
Redaksi

Redaksi

Media Opini Indonesia

POS LAINNYA

keutamaan surat Al Fatihah
Khazanah

5 Keutamaan Surat Al Fatihah: Obat Hingga Ruqyah

6 Agustus 2022
ciri ciri orang beriman
Khazanah

12 Ciri-Ciri Orang Beriman, Lengkap dengan Dalinya

5 Agustus 2022
mimbar masjid
Khazanah

Asal Usul dan Sejarah Mimbar Masjid

29 Juli 2022
ibnu miskawaih
Khazanah

Ibnu Miskawaih, Penggagas Pendidikan Anak Usia Dini

23 Juli 2022
nrimo ing pandum
Khazanah

Nrimo ing Pandum, Khazanah Tasawuf Nusantara

20 Juli 2022
aqoid 50
Khazanah

Syiiran Aqoid 50 (Seket), Lirik dan Penjelasannya

17 Juni 2022
Lainnya
Selanjutnya
Diabetes

Makanan dan Minuman Bagi Penderita Diabetes

Apa Kata Dosen tentang Kualitas Skripsi Mahasiswa Lulusan Covid-19

Apa Kata Dosen tentang Kualitas Skripsi Mahasiswa Lulusan Covid-19

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

koalisi gerindra pkb

Koalisi Gerindra-PKB, Prabowo: Gus Imin Orator Luar Bisa

13 Agustus 2022
Penulis The Satanic Verses, Salman Rushdie Dibunuh

Penulis The Satanic Verses, Salman Rushdie Dibunuh

13 Agustus 2022
Indonesia Merupakan Ekosistem yang Kondusif bagi Pertumbuhan E-commerce

Indonesia Merupakan Ekosistem yang Kondusif bagi Pertumbuhan E-commerce

13 Agustus 2022
Ekonomi Berbasis Kerakyatan

Menko PMK: Pentingnya Memiliki Sistem Ekonomi Berbasis Kerakyatan

13 Agustus 2022
Prabowo Subianto Resmi Maju Calon Presiden 2024

Rapimnas Partai Gerindra: Prabowo Subianto Resmi Maju Calon Presiden 2024

13 Agustus 2022
pelajar Indonesia di luar negeri

Jenderal Andika Berharap Pelajar Indonesia di Luar Negeri Berperan Penting dalam Pembangunan

13 Agustus 2022
Anugerahkan Tanda Kehormatan

Jokowi Anugerahkan Tanda Kehormatan Bagi 127, Sastrawan Ajib Rosidi Salah Satunya

12 Agustus 2022

SOROTAN

Filosofi Pohon
Opini

Filosofi Pohon

:: Redaksi
11 Agustus 2022

Penulis: Andi Rukman Nurdin Karumpa * BELAJAR dari filosofi pohon, selayaknya sebagai seorang insan berakal untuk pandai mempelajari dan mencari...

Selengkapnya
Kaum Khawarij Modern

Potret Keberagamaan yang Ekslusif Kaum Khawarij Modern

9 Agustus 2022
Sejarah Penetapan Tahun Hijriah dan Arti Bulan-Bulan dalam Kalender Islam

Sejarah Penetapan Tahun Hijriah dan Arti Bulan-Bulan dalam Kalender Islam

1 Agustus 2022
satu abad chairil anwar

Satu Abad Chairil Anwar, Puisi dan Doa

26 Juli 2022
Film Invisible Hopes

Film Invisible Hopes Mengungkap Sisi Gelap Anak-Anak yang Lahir di Jeruji Penjara

23 Juli 2022
Beredar Surat Pengangkatan Tenaga Honorer Jadi PNS, Begini Penjelasan Kemen PANRB

Pegawai Negeri Dibutuhkan, Tetapi Cenderung Tidak Diapresiasi

21 Juli 2022
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Risalah
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Sastra
  • Khazanah
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang