Scroll untuk baca artikel
pojok

Makna dan Arti Syafakillah Laa Ba’sa Thohurun Insya allah

Redaksi
×

Makna dan Arti Syafakillah Laa Ba’sa Thohurun Insya allah

Sebarkan artikel ini
syafakillah laa ba'sa thohurun insya allah
Ilustrasi foto: Pexels.com/Polina Tankilevitch

Laa Ba’sa Thohurun Insyaallah: Ungkapan Penghibur dalam Islam Saat Menjenguk Orang Sakit

BARISAN.CO – Dalam budaya Islam, mengekspresikan dukungan dan doa kepada mereka yang sedang sakit adalah suatu kebiasaan yang sangat dianjurkan. Salah satu ungkapan yang sering diucapkan ketika menjenguk orang sakit adalah “syafakillah laa ba’sa thohurun insya allah.”

Ungkapan ini sarat dengan makna spiritual dan penghiburan, mencerminkan keyakinan mendalam bahwa penyakit bukan hanya sebuah cobaan, tetapi juga sebuah peluang untuk mendapatkan pengampunan dosa.

Syafakillah (شفاكِ الله،) Laa Ba’sa Thohurun Insyaallah” (لا بَأسَ طَهُورٌ إِن شَاءَ اللَّهُ), secara harfiah artinya adalah “Tidak ada bahaya, Itu bersih jika Allah menghendaki.”

“syafakillah laa ba’sa thohurun insya allah” dalam bahasa Arab dapat diterjemahkan sebagai “Semoga Allah menyembuhkanmu. Tidak mengapa, semoga penyakit ini membersihkan (dosa-dosa) dengan izin Allah.” Terdapat beberapa kata kunci dalam ungkapan ini yang mengandung makna yang mendalam:

Syafakillah: Secara harfiah berarti “Semoga Allah menyembuhkanmu.” Ungkapan ini merupakan doa langsung untuk kesembuhan orang yang sakit.

Laa Ba’sa: Secara harfiah berarti “tidak mengapa” atau “tidak ada bahaya.” Kata-kata ini memberikan rasa penghiburan kepada yang sakit, meyakinkan mereka bahwa keadaan mereka bukanlah sesuatu yang perlu terlalu dikhawatirkan.

Thohurun: Berarti “membersihkan” atau “penyucian.” Dalam konteks ini, mengacu pada keyakinan bahwa penyakit dapat menjadi sarana untuk membersihkan dosa-dosa seseorang.

Insyaallah: Frasa ini berarti “dengan izin Allah.” Menunjukkan ketergantungan dan pengharapan kepada kehendak Allah dalam setiap keadaan.

Dalam ajaran Islam, penyakit dan penderitaan dianggap sebagai bagian dari ujian hidup yang diberikan oleh Allah. Rasulullah Muhammad SAW bersabda:

Tiada seorang Muslim tertimpa suatu penyakit atau sejenisnya, melainkan Allah akan menggugurkan dosa-dosanya sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menggarisbawahi pandangan bahwa setiap kesakitan atau penyakit yang dialami oleh seorang Muslim dapat menjadi sarana penghapus dosa, asalkan orang tersebut bersabar dan tetap teguh dalam iman mereka. Dengan demikian, ungkapan “Laa Ba’sa Thohurun Insyaallah” tidak hanya berfungsi sebagai kata-kata penghiburan tetapi juga sebagai pengingat akan hikmah dan rahmat Allah dalam setiap keadaan yang dihadapi.

Mengunjungi orang sakit dan mengucapkan “Laa Ba’sa Thohurun Insyaallah” juga mencerminkan nilai-nilai sosial dan emosional yang mendalam dalam Islam. Tindakan ini menunjukkan empati, kepedulian, dan dukungan kepada yang sakit, yang pada gilirannya dapat membantu mereka merasa lebih baik secara emosional. Dukungan moral dari teman dan keluarga sangat penting dalam proses penyembuhan, dan ungkapan ini menjadi salah satu cara untuk memberikan semangat dan dorongan kepada mereka yang sedang menghadapi cobaan.

Doa memiliki peran sentral dalam kehidupan seorang Muslim, terutama ketika menghadapi kesulitan seperti penyakit. Dengan mengucapkan “syafakillah laa ba’sa thohurun insya allah,” tidak hanya menyampaikan harapan sembuh, tetapi juga memohon kepada Allah agar memberikan kekuatan dan kesabaran kepada yang sakit. Doa ini mengandung harapan bahwa Allah akan memberikan penyembuhan dan sekaligus membersihkan dosa-dosa, memberikan rasa tenang dan kepasrahan kepada kehendak-Nya.

Menjenguk orang sakit bukan sekadar rutinitas sosial, tetapi juga merupakan bentuk nyata dari menjaga dan memperkuat tali silaturahmi. Dalam Islam, menjaga hubungan baik dengan sesama adalah sebuah kewajiban. Dengan menjenguk orang sakit dan mengucapkan “syafakillah laa ba’sa thohurun insya allah,” kita menunjukkan rasa cinta dan perhatian kepada sesama, yang merupakan cerminan dari ajaran Islam untuk saling mengasihi dan membantu. Ini adalah salah satu cara untuk merajut kembali ikatan sosial yang mungkin terputus oleh kesibukan sehari-hari.