Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Opini

Bagaimana Membuat Parpol Lebih Berguna Bagi Kehidupan Kita

:: Opini Barisan.co
10 April 2021
dalam Opini
Bagaimana Membuat Parpol Lebih Berguna Bagi Kehidupan Kita

Suasana pengambilan nomor urut partai politik untuk Pemilu 2019 di Gedung Komisi Pemilihan Umum, Minggu (18/2/2018). Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Kristianto Purnomo.

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

Demokrasi hanya bisa kuat kalau lembaga-lembaganya kuat. Maka kalau kita merasakan demokrasi sedang ambyar seperti sekarang, jelas bisa disimpulkan bahwa ada lembaga yang kurang beres kinerjanya.

Partai politik boleh diduga menjadi pemilik saham terbesar keambyaran demokrasi kita. Setidaknya menurut Lembaga Survei Indonesia (LSI), parpol dicap sebagai lembaga yang paling tidak dipercaya publik dari 12 lembaga yang disurvei. Hanya 5 persen responden yang sangat percaya kepada partai politik—bandingkan dengan misalnya TNI di posisi teratas yang sangat dipercaya 25 persen responden.

Persoalan parpol jelas cukup esensial untuk segera dibenahi. Sebab, hanya parpol yang barangkali masih mengusung corak wawasan lama di tengah zaman yang sudah maju ini. Oligarki politik, patriarki, feodalisme, macetnya kaderisasi, dan buruknya pengelolaan keuangan parpol menjadi masalah besar. Pada yang disebut terakhir, bahkan bisa dikata semua kader parpol telah ada yang terciduk KPK.

Kenapa penting mengubah cara parpol bekerja? Daniel Dakhidae, intelektual Indonesia yang baru saja pergi itu, suatu ketika pernah mengatakan bahwa sedang terjadi kecenderungan putar-balik (reverse) sistem politik ke arah otoritarianisme.

BACAJUGA

kualitas demokrasi

Siti Zuhro: Kualitas Demokrasi Kita Ternyata Tidak Berkualitas

16 Januari 2023
Mahfud MD demokrasi

Mahfud MD: Demokrasi dan Tata Kelola Pemerintah Hubungannya Sedang Tidak Baik

10 Januari 2023

Setelah Orde Baru mengekang, mengintervensi, dan membatasi parpol, ruang partisipasi politik dibuka luas di era awal refomasi. Muncul sembilan ratusan partai dalam kurun 1998-1999. Reformasi membuat pecahnya pemilu bebas dan munculnya jaminan independensi parpol.

Terdapat pula perluasan peran dan fungsi parpol. Parpol tidak hanya sekadar kendaraan politik elektoral tetapi juga non-elektoral. Bahkan, parpol menjadi kendaraan politik di pemilu untuk posisi eksekutif (Presiden) dan kepala daerah. Parpol juga menentukan posisi strategis di lembaga publik. Terlihat jelas adanya peran dan perubahan fungsi parpol dibanding era Orde Baru.

Namun menurut penjelasan Daniel Dhakidae, kini ada gerak balik, atau sekurang-kurangnya adanya keinginan untuk bergerak balik, kepada apa yang disebut sebagai strong state, negara kuat, sebagaimana pernah dijalankan di era Soekarno dan Soeharto. Muncul semangat kebangsaan baru yang menginginkan negara kuat menjadi sponsor baru di tengah globalisme dan globalisasi.

Perubahan kecenderungan untuk banyak meniru zaman sebelum reformasi ini, menurut Daniel Dhakidae, akan membawa serta perubahan dalam paham kebangsaan. Keberkuasaan masyarakat sipil (partai politik, LSM, maupun modal) yang dicapai sejak reformasi bisa jadi terkikis.

Maka, upaya memperkuat lembaga-lembaga demokrasi—terutama parpol—jelas merupakan keharusan. Parpol setidaknya perlu menyelesaikan persoalan yang sudah disebut di atas. Yang paling mendesak adalah penegasan ideologi partai untuk mengikis elitisme, transparansi dan pengumpulan dana, serta perbaikan kaderisasi.

Pertama, pembenahan ideologi partai. Ini penting untuk menyelesaikan kecenderungan hari ini, di mana semua parpol mirip-mirip satu dengan yang lainnya. Harus dimengerti bahwa keengganan publik untuk mengidentifikasi dirinya dengan parpol tertentu adalah karena mereka merasa, “Toh, semuanya sama saja”. Dengan ideologi parpol yang jelas, identitas setiap partai pun akan menjadi jelas.

Sebab ideologi yang tidak jelas hanya membawa parpol terdikte pendapat elite partai. Apa kata big brother, itulah yang diterima sebagai kebenaran.

Kecenderungan elitisme ini setidaknya masih kental ditunjukkan oleh empat partai besar yaitu PDIP, Gerindra, Nasdem, dan Demokrat.

Selain masalah elitisme, ketersediaan sumber dana juga penting untuk dibenahi. Biaya demokrasi yang mahal, dalam banyak kasus, membuat parpol memaksa para kadernya memanfaatkan sumber-sumber samar. Beberapa kader partai pun tak jarang melakukan korupsi demi fundraising partainya.

Demikian pula parpol harus dapat merangkul masyarakat untuk terlibat, syukur-syukur bisa meningkatkan status mereka sebagai kader parpol. Sejauh yang bisa dinilai hari ini, kaderisasi hanya sebatas indikator musiman. Kaderisasi tidak pernah fokus memperkuat kelembagaan politik internal partai.

Padahal, kader-kader inilah yang menjadi ujung tombak penghubung antara masyarakat dengan negara. Dari merekalah semestinya pendidikan kewarganegaraan, terutama menyangkut hal-hal kepentingan orang banyak, dapat disampaikan oleh parpol kepada publik. Dengan demikianlah parpol menjadi terasa lebih berguna bagi kita. []


Topik: Daniel DhakidaeDemokrasiLembaga Survei IndonesiaPartai Politik
Opini Barisan.co

Opini Barisan.co

Media Opini Indonesia

POS LAINNYA

Mengapa Ridwan Kamil Baru Sekarang Masuk Parpol?
Opini

Mengapa Ridwan Kamil Baru Sekarang Masuk Parpol?

23 Januari 2023
Dua Jalan Sehat dalam Satu Hari
Opini

Dua Jalan Sehat dalam Satu Hari

22 Januari 2023
Imlek, Kesetaraan, dan Keadilan di Jakarta
Opini

Imlek, Kesetaraan, dan Keadilan di Jakarta

22 Januari 2023
BIN Ingatkan Potensi Ancaman 2023 Ekonomi Bakal Gelap, Kenapa Pemerintah Tak Hentikan Bangun Infrastruktur Mercusuar?
Opini

BIN Ingatkan Potensi Ancaman 2023 Ekonomi Bakal Gelap, Kenapa Pemerintah Tak Hentikan Bangun Infrastruktur Mercusuar?

21 Januari 2023
Politik Para Pecundang
Opini

Politik Para Pecundang: Menebar dan Melempar Buah Busuk

21 Januari 2023
cak nun Strukturalisme
Opini

Strukturalisme yang Bertabrakan dengan Kontekstualisme

21 Januari 2023
Lainnya
Selanjutnya
Al-Ghazali

3 Tingkatan Puasa Menurut Imam Al-Ghazali dalam Kitab Ihya’ Ulumuddin

Wapres Anjurkan Warga di Zona Merah Tetap Beribadah di Rumah

Wapres Anjurkan Warga di Zona Merah Tetap Beribadah di Rumah

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

Impor Gula Akan Meningkat Tahun 2023

Impor Gula Akan Meningkat Tahun 2023

26 Januari 2023
Demo Kepala Desa

Perpanjangan Masa Jabatan Kepala Desa Dinilai Ugal-ugalan

26 Januari 2023
Normalisasi Sungai Berlanjut, Ciliwung Institute Pertanyakan Logika Kementerian PUPR

Normalisasi Sungai Berlanjut, Ciliwung Institute Pertanyakan Logika Kementerian PUPR

26 Januari 2023
Kenapa Kita Menangis Saat Menonton Film?

Kenapa Kita Menangis Saat Menonton Film?

26 Januari 2023
Menciptakan Wirausaha Muda

Merdeka Belajar, Menciptakan Wirausaha Muda, Mengapa Tidak?

26 Januari 2023
pH Tubuh

Berbahaya Jika pH Tubuh Terlalu Asam

26 Januari 2023
sholawat bulan rajab

Lirik Sholawat Bulan Rajab Teks Arab, Latin dan Artinya

26 Januari 2023

SOROTAN

Anak yang Tumbuh Miskin, Saat Dewasa Sulit Lepas dari Jerat Kemiskinan
Sorotan Redaksi

Anak yang Tumbuh Miskin, Saat Dewasa Sulit Lepas dari Jerat Kemiskinan

:: Anatasia Wahyudi
25 Januari 2023

Di mana pun mereka berada, anak-anak yang tumbuh dalam kemiskinan menderita dari standard hidup yang buruk, mengembangkan lebih sedikit keterampilan...

Selengkapnya
Mengapa Ridwan Kamil Baru Sekarang Masuk Parpol?

Mengapa Ridwan Kamil Baru Sekarang Masuk Parpol?

23 Januari 2023
Dua Jalan Sehat dalam Satu Hari

Dua Jalan Sehat dalam Satu Hari

22 Januari 2023
Imlek, Kesetaraan, dan Keadilan di Jakarta

Imlek, Kesetaraan, dan Keadilan di Jakarta

22 Januari 2023
BIN Ingatkan Potensi Ancaman 2023 Ekonomi Bakal Gelap, Kenapa Pemerintah Tak Hentikan Bangun Infrastruktur Mercusuar?

BIN Ingatkan Potensi Ancaman 2023 Ekonomi Bakal Gelap, Kenapa Pemerintah Tak Hentikan Bangun Infrastruktur Mercusuar?

21 Januari 2023
Politik Para Pecundang

Politik Para Pecundang: Menebar dan Melempar Buah Busuk

21 Januari 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang