Barisan.co
  • Beranda
  • Opini
  • Analisis
    • Esai
    • Analisis Awalil
    • Perspektif
  • Kolom
  • Khazanah
  • Lifestyle
  • Sosok
  • Sastra
  • Barisan Tv Network
    • Barisan Tv
    • Awalil Rizky
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Kolom Kontemplasi

Demokrasi Itu Konsensus

:: Ardi Kafha
10 April 2021
dalam Kontemplasi
Demokrasi Konsesnus

Illustrasi/Pixabay.com

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

DEMOKRASI itu konsensus. Demokrasi itu suara terbanyak. Maka demokrasi tak mengandaikan perubahan yang radikal. Bukan perubahan yang melahirkan chaos. Demokrasi, yang ditandai dengan pemilu, hanya akan melahirkan orang-orang yang tak mungkin berani meneguhkan apa yang telah dijanjikannya.

Masih jelas nyaring di telinga, seorang Jokowi yang “jumawa” mengatakan hanya akan tunduk pada kehendak rakyat, akan tunduk pada konstitusi, tapi seusai duduk di kursi empuk ia pun tak berkutik dengan tekanan yang anti rakyat. Bersama “salam dua jari” di periode pertama, yang konon akan menegakkan revolusi mental, kenyataannya tak sanggup bikin sesuatu yang dahsyat. Kebijakan “kerja”-nya sama saja dengan sudah-sudah.

Hal itu persis pula dengan Obama yang awal kekuasaannya digadang bakal sanggup menuntaskan konflik di Palestina. Senyatanya sama saja dengan presiden sebelumnya yang tak bisa “kejam” terhadap zionis Yahudi. Sama saja dengan Bush yang tak adil dengan Palestina, sama saja bersikap nyinyir terhadap Hamas. Dan itu terjadi sebagai out put demokrasi. Demokrasi yang mustahil berperilaku ekstrem. Sebab ekstrem itu hanya milik minoritas, padahal demokrasi ada dan hanya untuk mayoritas.

Lantas? Anti demokrasi? Berarti anti mayoritas dong. Kembali ke monarki? Pada dinasti yang tampuk kekuasaannya bergulir turun temurun? Tidak juga, sebab lonceng zaman telah berpihak. Telah menetapkan pilihan pada demokrasi.

BACAJUGA

alissa wahid pemilu 2024

Alissa Wahid Soroti Pemilu 2024, Demokrasi di Indonesia Saat ini Masih Bersifat Prosedural

7 Desember 2023
Demokrasi Sedang Diuji

IALA: Marwah MK Terguncang, Demokrasi Sedang Diuji

14 November 2023

Saya dan anda-anda semua merupakan bagian dari mayoritas, entah yang diam saja demi kenyamanan maupun yang sok lantang laiknya aktivis, sama-sama dihentikan oleh jumlah suara yang terbanyak. Yang menerima demokrasi maupun yang menentang. Yang ikut masuk ke bilik suara maupun yang anti nyoblos. Tetap saja dalam pusaran demokrasi. Memang demokrasi mengecewakan, tapi kita tak bisa berkelit darinya.

Bagaimanapun demokrasi itu konsensus. Dan masyarakat diam yang mayoritas tak menghendaki adanya radikalisme. Hidup harmoni yang tanpa keributan. Hidup guyub rukun yang tanpa kekerasan, jadi idaman setiap kita.

Akal sehat telah menjelaskan bahwa perubahan mesti radikal, bersifat revolusi. Namun kenyataan sering berjalan dalam harmoni yang tak menyentuh akar masalah. Kenyataan punya hukum yang berlepas dari common sense. Kenyataan tetap jadi milik yang mendambakan tata tentrem, jadi milik yang meneguhkan naluri alias bawaan lahir.

Yang revolusi, perubahan yang sampai ke akar-akarnya adalah jenis “perintah”. Naluri kita setuju dengan perintah atau keharusan, namun tak rela untuk jadi laku. Naluri kita sepakat adanya perubahan, tapi dalam langkahnya tetap menghendaki adanya kesinambungan yang tak menciderai kebiasaan.

Demokrasi itu konsensus, artinya upaya pelanggengan kebiasaan terus menerus. Dulu Soekarno mendapati gelar “pemimpin besar revolusi”, dan Soeharto melanjutkannya dengan sebutan “bapak pembangunan”.  Soekarno sukses menancapkan doktrin demokrasi terpimpin, giliran Soeharto meneruskannya jadi demokrasi Pancasila.

Yang mana keduanya tiada beda. Sama-sama menyifatkan diri sebagai pemimpin yang kharismatik sekaligus otoriter khas raja tempo dulu. Sama-sama mewariskan ideologi tertutup yang antikritik, anti kebebasan berpendapat. Dan kini sudah lebih dari dua dasawarsa, reformasi digulirkan, tapi demokrasi tetap saja.

Demokrasi memelihara budaya korupsi, memelihara feodalisme. Berkat demokrasi, korupsi kian meluas dan kian vulgar. Banyak pejabat yang diseret, namun belum ada yang berani menyentuh gurita istana. Keluarga istana tetap bisa melenggang, terbebas dari jeratan bui. Seolah ada ketetapan, “siapa pun yang tersangka korupsi, niscaya akan dipenjarakan, kecuali si dia.”

Memang demokrasi itu suara terbanyak. Suara terbanyak tak sepakat dengan korupsi. Namun mayoritas pula yang menyuburkan perilaku korup, hingga menjadi kebiasaan. Serasa aneh di tengah-tengah masyarakat, sekiranya tanpa gratifikasi. Tanda tali kasih, ucapan terima kasih sebagai imbalan lantaran berhasil meloloskan tender.

Pengguna jalan yang melanggar lalu lintas, akan dengan senang hati melepaskan uang sogokan, seraya penegak hukum pun sungkan untuk tak menerimanya. Seakan tak elok jadi orang suci yang tak mempan dengan sogokan. Seolah-olah tidak etis menjadi orang baik sendirian, sebab yang wajar adalah kerja sama dalam ketidakjujuran.

Ohoi…Demokrasi, akan sampai kapan bertahan? Jawaban yang pasti adalah: entahlah! Belum ada rumusan yang membeberkan bahwa abad XXI adalah the end of democration. Memang benar, sudah banyak yang menentangnya, namun tak sedikit pula yang mengidamkannya. Menjadi  idaman, sebab demokrasi itu konsensus.

Demokrasi itu suara terbanyak. Suara terbanyak, penanda ketiadaan manusia sempurna. Manusia tak sempurna, tapi mengejar kesempurnaan. Semua berhak mengemukakan cita-cita. Berhak menentukan pilihan. Entah ditempuh dengan pemungutan suara, entah yang lain. Hasilnya, suara terbanyak, konsensus. Yang adalah demokrasi. Pelakunya disebut demokrat. Dan bapak demokrasinya adalah mbuh!

Topik: Demokrasi
Bagikan1Tweet1Send
Ardi Kafha

Ardi Kafha

Pegiat Taman Baca Masyarakat

POS LAINNYA

Serangan Udara
Kontemplasi

Serangan Udara

7 Desember 2023
Mengingkari Kebenaran
Kontemplasi

Mengingkari Kebenaran

6 Desember 2023
Keikhlasan yang Sempurna
Kontemplasi

Keikhlasan yang Sempurna

5 Desember 2023
Kemenangan yang Nyata
Kontemplasi

Kemenangan yang Nyata

4 Desember 2023
tanda kekuasaan allah
Kontemplasi

Tanda Kekuasaan Allah

3 Desember 2023
Dialah Yang Esa
Kontemplasi

Dialah Yang Esa

2 Desember 2023
Lainnya
Selanjutnya
Menikmati Tanjung Mareha, Daratan Menjorok yang Memisah Dua Pantai di Sumba Barat Daya

Menikmati Tanjung Mareha, Daratan Menjorok yang Memisah Dua Pantai di Sumba Barat Daya

Makanan Pendamping ASI

Masalah Dalam Pemberian Makanan Pendamping (MP) ASI

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

QolaQ Foundation
Kesehatan

Era Baru Proteksi Kesehatan dan Jiwa, QolaQ Foundation Hadirkan Platform Mutual Aid Inklusif Berbasis Web3 Pertama di Indonesia

:: Alfin Hidayat
7 Desember 2023

Era Baru Proteksi Kesehatan

Selengkapnya
Pengamanan Zat Adiktif

Organisasi Kesehatan Dukung Pengamanan Zat Adiktif dalam RPP Kesehatan, Berharap Presiden Jokowi dan Menkes Bersikap Tegas

7 Desember 2023
Butet Dilarang Bicara Politik di TIM, Jangan Sampai Anies yang Disalahkan

Butet Dilarang Bicara Politik di TIM, Jangan Sampai Anies yang Disalahkan

7 Desember 2023
Serangan Udara

Serangan Udara

7 Desember 2023
alissa wahid pemilu 2024

Alissa Wahid Soroti Pemilu 2024, Demokrasi di Indonesia Saat ini Masih Bersifat Prosedural

7 Desember 2023
Respons Mahasiswa Ilmu Pemerintahan atas Kampanye Anies di Kalimantan Selatan

Respons Mahasiswa Ilmu Pemerintahan atas Kampanye Anies di Kalimantan Selatan

6 Desember 2023
agus munif calon wali kota semarang

Agus Munif Driver Ojek Online Siap Maju Calon Wali Kota Semarang

6 Desember 2023
Lainnya

SOROTAN

Butet Dilarang Bicara Politik di TIM, Jangan Sampai Anies yang Disalahkan
Opini

Butet Dilarang Bicara Politik di TIM, Jangan Sampai Anies yang Disalahkan

:: Yayat R Cipasang
7 Desember 2023

Butet baru sekira tiga bulan jadi "oposisi" sudah mengeluh dan berkeluh-kesah. PENGAKUAN budayawan Butet Kartaredjasa soal dirinya dilarang bicara politik...

Selengkapnya
Kereta Penglaju, Anies Baswedan dan Ignasius Jonan

Kereta Penglaju, Anies Baswedan dan Ignasius Jonan

6 Desember 2023
Makan Malam Imajinatif Anies Baswedan

Makan Malam Imajinatif Anies Baswedan

5 Desember 2023
Apakabar Kang Emil, Erick Thohir dan Sandi Uno?

Apakabar Kang Emil, Erick Thohir dan Sandi Uno?

3 Desember 2023
Pemimpin Karbitan dan Kaderisasi Pemimpin

Pemimpin Karbitan dan Kaderisasi Pemimpin

1 Desember 2023
Horeee…PDIP Jadi Oposisi

Food Estate, Proyek Gagal yang Bakal Dilanjutkan Prabowo

29 November 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Beranda
  • Opini
  • Analisis
    • Esai
    • Analisis Awalil
    • Perspektif
  • Kolom
  • Khazanah
  • Lifestyle
  • Sosok
  • Sastra
  • Barisan Tv Network
    • Barisan Tv
    • Awalil Rizky

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang