Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Terkini Politik & Hukum

Dukungan Publik Kepada 75 Pegawai KPK Terus Berdatangan

:: Ananta Damarjati
7 Mei 2021
dalam Politik & Hukum
Dukungan Publik Kepada 75 Pegawai KPK Terus Berdatangan

Ilustrasi: KOMPAS.com/Garry Andrew Lotulung.

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

BARISAN.CO – Pimpinan KPK menyatakan 75 dari 1.351 pegawai KPK gagal memenuhi syarat asesmen wawasan kebangsaan. Kini status para pegawai yang tak lolos itu, termasuk Novel Baswedan, menjadi perdebatan oleh warga sekolong jagat dunia maya Indonesia.

Banyak publik mempertanyakan di antaranya soal keabsahan tes wawasan kebangsaan itu. Sekaligus dipertanyakan pula respons pimpinan KPK atas tidak lolosnya Novel Baswedan.

Bukannya mengambil respons, pimpinan KPK Firli Bahuri malah melempar tanggung jawab kepada Kementerian Pemberdayaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PANRB) serta Badan Kepegawaian Negara (BKN).

Alasan lempar tanggung jawab tersebut ialah sebab menurutnya proses asesmen alih status pegawai KPK menjadi ASN, sesuai dengan amanat UU KPK yang baru, melibatkan dua lembaga tersebut sejak awal. Justru kemarin pihak pimpinan KPK menegaskan bahwa lembaganya sedang menunggu penjelasan dari Kementerian PANRB dan BKN.

BACAJUGA

IPK Indonesia 2022

Indeks Persepsi Korupsi Indonesia 2022 Melorot, Lagi

3 Februari 2023
komunitas peduli keadilan

Komunitas Peduli Keadilan Desak KPK Hentikan Penyelidikan Formula E

7 Oktober 2022

Diketahui, tes asesmen kebangsaan KPK merupakan rangkaian syarat untuk mengukur tiga aspek, yakni integritas, netralitas, dan radikalisme. Pegawai wajib memenuhi aspek tersebut agar dapat dinilai seberapa jauh kesetiaannya kepada Pancasila, UUD ’45, NKRI, dan pemerintah yang sah; seberapa jauh keterlibatannya pada organisasi yang dilarang pemerintah; serta seberapa besar integritasnya maupun moralitasnya.

Namun, publik mempertanyakan soal materi tes asesmen kebangsaan tersebut yang banyak OOT (out of context) dari isu pemberantasan korupsi. Misalnya dalam tes tersebut ditanyakan: Kenapa belum menikah; Apakah masih punya hasrat; Bersedia ndak jadi istri kedua; Kalo pacaran ngapain aja.

Apakah pertanyaan ini pantas & tepat diajukan pd Pegawai KPK untuk mengukur wawasan kebangsaan?

1. Kenapa belum menikah?
2. Apakah masih punya hasrat?
3. Bersedia ndak jadi istri kedua?
4. Kalo pacaran ngapain aja?

Demi transparansi, soal & kertas kerja TWK tsb hrsnya dbuka.

— Febri Diansyah (@febridiansyah) May 6, 2021

Publik pun memberi dukungan kepada pegawai KPK yang dinyatakan tidak lolos termasuk Novel Baswedan. Pengamat politik Rocky Gerung, menyebut, KPK tanpa Novel Baswedan bak pagi hari tanpa matahari. Tidak lolosnya Novel dalam tes asesmen itu, menurut Rocky, adalah lonceng kematian KPK.

“Kita tahu bahwa KPK tewas bukan karena Covid-19, melainkan karena stupid,” kata Rocky Gerung dalam kanal YouTubenya.

Politisi Gerindra Fadli Zon pun juga memberi dukungan. Ia mengatakan bahwa apa yang terjadi pada KPK merupakan cermin kemunduran dalam berbangsa. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam tes asesmen KPK, kata dia, tak ada hubungan dengan integritas dan malah bisa mengganggu ranah privat kebebasan menjalankan ajaran agama dan keyakinan yang dijamin konstitusi.

Kalau benar pertanyaan2 Tes Kebangsaan pegawai @KPK_RI spt yg beredar itu, sungguh kita alami kemunduran dlm berbangsa. Sejumlah pertanyaan itu tak ada hubungan dg integritas, malah bisa mengganggu ranah privat kebebasan jalankan ajaran agama n keyakinan yg dijamin konstitusi.

— FADLI ZON (Youtube: Fadli Zon Official) (@fadlizon) May 5, 2021

Sementara itu, peneliti PUKAT UGM Zainal Arifin Mochtar, mengatakan, perlu ada kejelasan siapa saja 75 pegawai KPK yang dinyatakan tidak memenuhi syarat menjadi aparatur sipil negara berdasarkan hasil asesmen tes wawasan kebangsaan.

“Perlu ditunggu juga tindak lanjut dari tes wawasan kebangsaan tersebut. Tes itu akan menjadi alat potong atau tidak,” kata Zainal.

Menurut Zainal, persoalan tersebut tidak masuk akal karena TWK digunakan untuk alih fungsi pegawai KPK menjadi ASN. Ia menilai, tes ini hanya untuk memusnahkan pegawai KPK yang kritis. []

Topik: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)Novel BaswedanPelemahan KPKTes Wawasan Kebangsaan KPK
Ananta Damarjati

Ananta Damarjati

Warga negara Indonesia, tinggal di Jakarta

POS LAINNYA

Kabar Pilpres 2024
Politik & Hukum

Pilpres 2024: Hal-hal yang Bisa Disimpulkan Sejauh ini

3 Februari 2023
IPK Indonesia 2022
Politik & Hukum

Indeks Persepsi Korupsi Indonesia 2022 Melorot, Lagi

3 Februari 2023
RUU PPRT
Politik & Hukum

Lini Masa RUU PPRT, Terkatung 19 Tahun di Senayan Menunggu Ketok Palu

2 Februari 2023
Gejolak Kekerasan Meningkat, Israel Semakin Mesra dengan Amerika
Politik & Hukum

Gejolak Kekerasan Meningkat, Israel Semakin Mesra dengan Amerika

1 Februari 2023
Tahlil dan Doa Satu Abad NU
Politik & Hukum

Tahlil dan Doa Satu Abad NU, Gus Yusuf: PKB adalah Anak Kandung NU

1 Februari 2023
Anies Capres Koalisi Perubahan
Politik & Hukum

Anies Capres Koalisi Perubahan, Ambang Batas Terpenuhi Menunggu Calon Lain

31 Januari 2023
Lainnya
Selanjutnya
Roket China Diprediksi Jatuh ke Perairan Internasional Akhir Pekan Ini

Roket China Diprediksi Jatuh ke Perairan Internasional Akhir Pekan Ini

Alami Zoom Fatigue? Anda Tak Sendiri, Pendiri Zoom Juga Mengalaminya

Alami Zoom Fatigue? Anda Tak Sendiri, Pendiri Zoom Juga Mengalaminya

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

Jarnas Sanak ABW Bengkulu Terus Berinovasi, Dari Olah Pupuk Organik Hingga Kembangkan Industri

Jarnas Sanak ABW Bengkulu Terus Berinovasi, Dari Olah Pupuk Organik Hingga Kembangkan Industri

4 Februari 2023
Dituding Greenwashing, Shell Dilaporkan

Dituding Greenwashing, Shell Dilaporkan

4 Februari 2023
Perkuat Jaringan Jateng, Relawan ANIES Tingkat Kecamatan Kebumen Resmi Dibentuk

Perkuat Jaringan Jateng, Relawan ANIES Tingkat Kecamatan Kebumen Resmi Dibentuk

4 Februari 2023
3 Petani Pakel

3 Petani Pakel Banyuwangi Ditangkap, Aliansi Masyarakat Sipil Desak Jokowi Segera Selesaikan Kasus Pakel

4 Februari 2023
Geliat Cagar Budaya

Geliat Cagar Budaya dan Gegap-Gempita Teknologi Digital: Milenial Dipihak Mana?

4 Februari 2023
cap go meh 2023

Besok, Puncak Cap Go Meh 2023 Dikenal dengan Festival Lampion

4 Februari 2023
jus untuk menurunkan gula darah

11 Jus untuk Menurunkan Gula Darah, Efektif dan Perlu Dicoba

4 Februari 2023

SOROTAN

Geliat Cagar Budaya
Opini

Geliat Cagar Budaya dan Gegap-Gempita Teknologi Digital: Milenial Dipihak Mana?

:: Redaksi Barisan.co
4 Februari 2023

Cagar Budaya dan Teknologi Digital

Selengkapnya
Amerika Bicara Utilitas dan Efisiensi Air Sungai, Indonesia Masih Berkutat dengan Proyek Sodetan dan Buang Air ke Laut

Amerika Bicara Utilitas dan Efisiensi Air Sungai, Indonesia Masih Berkutat dengan Proyek Sodetan dan Buang Air ke Laut

3 Februari 2023
Perlindungan PRT

Rentan Alami Kekerasan, Perlindungan Terhadap PRT Perlu Perhatian Serius

2 Februari 2023
Pakar Hukum: Ditolaknya UAS, Privilege Singapura

Berkongsi Kita Pecah

1 Februari 2023
Taruhan Alphard, sampai Kapan?

Taruhan Alphard, sampai Kapan?

1 Februari 2023
Pemilu Serentak Tahun 2024

Menyongsong Pemilu Serentak Tahun 2024 yang Berkualitas dan Berintegritas

1 Februari 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang