4. Gagal Mengatasi Masalah Ketenagakerjaan
Pada aspek ketenagakerjaan, Awalil Rizky mencatat bahwa tingkat pengangguran di Indonesia hanya sedikit mengalami penurunan selama era Jokowi, dan bahkan jumlah penganggur secara absolut mengalami kenaikan.
Sementara itu, tingkat kerentanan pekerja justru meningkat, terutama dengan banyaknya pekerja di sektor informal yang tidak mendapatkan jaminan sosial memadai.
Target penurunan tingkat pengangguran terbuka (TPT) yang diharapkan turun ke angka di bawah 5% juga tidak tercapai, bahkan pada 2024, angka tersebut masih berkisar di atas 6%.
5. Gagal Mengurangi Kemiskinan dan Kesejahteraan Umum
Awalil juga menyoroti kegagalan pemerintah dalam mengatasi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan umum.
Memang benar bahwa tingkat kemiskinan telah sedikit berkurang, tetapi penurunan tersebut jauh dari target yang ditetapkan.
Jumlah penduduk miskin tidak menurun signifikan, dan yang lebih mengkhawatirkan, kelas menengah yang seharusnya menjadi motor penggerak ekonomi justru menurun.
“Banyak masyarakat kelas menengah jatuh ke dalam kategori rentan miskin, atau bahkan miskin,” ujar Awalil.
6. Gagal Mengurangi Ketimpangan Ekonomi
Ketimpangan ekonomi menjadi masalah yang semakin mencolok di bawah pemerintahan Jokowi. Indeks gini, yang mengukur kesenjangan pendapatan, memang menunjukkan sedikit perbaikan.
Namun, berbagai indikator ketimpangan lainnya, seperti distribusi simpanan di perbankan, justru memburuk.
Awalil menyebutkan bahwa ketimpangan simpanan di bank umum menunjukkan jurang yang semakin lebar antara pemegang rekening besar dan kecil, mencerminkan ketimpangan kekayaan yang makin akut.
7. Gagal Memperkuat Ketahanan Eksternal
Dalam hal ketahanan ekonomi eksternal, Awalil menilai bahwa kinerja pemerintah dalam menjaga stabilitas transaksi internasional tidak memadai.
Cadangan devisa Indonesia meningkat secara lambat, sementara nilai tukar rupiah melemah, menambah kerentanan ekonomi terhadap pengaruh luar.
Ia juga menyebutkan bahwa ada ancaman pelarian modal dari Indonesia, yang mengindikasikan kelemahan struktural dalam menarik investasi jangka panjang.
8. Gagal Menciptakan Iklim Industri Keuangan yang Sehat
Salah satu kritik terbesar Awalil Rizky adalah kegagalan pemerintahan Jokowi dalam menciptakan iklim industri keuangan yang sehat dan produktif. Ia menilai bahwa sektor keuangan di Indonesia lebih menguntungkan bagi pencari rente daripada mendukung sektor riil.
Banyak dana yang disalurkan ke sektor non-produktif, sementara sektor riil yang seharusnya menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi terhambat oleh regulasi dan kebijakan fiskal yang tidak sinkron.
9. Gagal Mengelola Fiskal Secara Efisien
Kritik terakhir yang disampaikan Awalil adalah kegagalan dalam pengelolaan fiskal.
Menurutnya, pengeluaran negara selama dekade terakhir tidak efektif dan efisien, sementara beban utang terus bertambah.