Scroll untuk baca artikel
Blog

Food Este Jokowi Bagaimana? Soeharto Gagal, Canangkan Lahan Padi Sejuta Hektar

Redaksi
×

Food Este Jokowi Bagaimana? Soeharto Gagal, Canangkan Lahan Padi Sejuta Hektar

Sebarkan artikel ini

Barisan.co – Persoalan ketahanan pangan menjadi persoalan serius, sehingga membuat Presiden Joko Widodo berupaya pada progam Food Este. Bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Presiden Jokowi meninjau lahan yang akan dijadikan Food Este atau lumbung pangan di Desa Bentuk Jaya, Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah.

Presiden Jokowi juga didampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono.

Rancangan program pengembangan Food Estate yang dilakukan di lahan seluas 165 ribu hektar (ha) yang akan melibatkan beberapa Kementerian. Selain Kementerian Pertanian, ada juga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian BUMN, Kementerian Pertahanan dan Kementerian Desa PDTT.

Bahkan Presiden Jokowi  telah menunjuk Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk memimpin pembangunan food estate atau lumbung pangan nasional.

Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu di laman Twitternya memberikan masukan supaya program tersebut tidak gagal untuk belajar empat program cetak sawah yang telah gagal.

“Agar program cetak sawah di Kalimantan Tengah tidak gagal, sebaiknya pelajari 4 program cetak sawah yang telah gagal yakni Program 1 juta Ha lahan gambut, Program rice estate di Merauke, Program cetak sawah baru oleh BUMN, dan Program cetak sawah baru oleh Kementerian Pertanian 2014-2019,” tutur Didu

Semantara itu Farid Gaban dalam status Faceboonya mengatakan cita-cita membuat food estate skala besar (lumbung pangan nasional) bukan cerita baru. Soeharto pernah mencanangkan lahan padi sejuta hektar. Susilo Bambang Yudhoyono mencetak Merauke (Papua) menjadi lumbung pangan; kebijakan yang dilanjutkan oleh Joko Widodo, baik di Merauke maupun kini tambah di Kalimantan.

Farida Gaban menyatakan ketimbang membangun lumbung pangan nasional, pemerintah semestinya mendorong pengenalan kembali lumbung di setiap desa. Artinya: mendukung petani-petani kecil di pedesaan.

“Badan Pangan Dunia (FAO) mengakui peran besar petani gurem (family farming). Sekitar 70% pangan dunia diproduksi oleh petani keluarga,” ujar Farid. (Lukni/Red)