Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Fokus

Gara-gara Patroli Internet

:: Redaksi Barisan.co
24 Maret 2021
dalam Fokus
Gara-gara Patroli Internet

Ilustrasi: okezone.com

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

BARISAN.CO – Mungkin kehadiran Polisi Virtual dapat dinilai baik kalau dikaitkan dengan status warganet Indonesia yang, menurut laporan Digital Civility Index (DCI), termasuk paling barbar di kolong jagat. Warganet, dengan begitu, perlu ditertibkan demi percakapan yang sehat.

Tapi seiring kebijakan Polisi Virtual itu berjalan, ada banyak catatan minor yang penting diungkapkan.

Kasus penangkapan Arkham Mukmin, semisal, jelas membawa atmosfer ketakutan bagi kita semua untuk beropini. Warga Slawi, Jawa Tengah, itu dicokok oleh tim Polres Surakarta lantaran mengkritik rencana Gibran Rakabuming yang hendak menggelar pertandingan Piala Menpora di kotanya.

“Tau apa dia tentang sepak bola, taunya cmn dikasih jabatan saja,” begitu tulis Arkham Mukmin, lewat akun Instagram @arkham_87 miliknya. Komentar Arkham ini, kata polisi Solo, memenuhi kriteria hoaks karena tidak benar bahwa jabatan Gibran merupakan pemberian: Gibran menjabat atas proses demokrasi yang sah.

BACAJUGA

Membangun Ketersambungan & Rasa Memiliki dari Pekerja JIS yang Jadi Youtuber

Membangun Ketersambungan & Rasa Memiliki dari Pekerja JIS yang Jadi Youtuber

15 Desember 2021
Berkah Jakarta International Stadium bagi Warga Kampung Bayam

Berkah Jakarta International Stadium bagi Warga Kampung Bayam

15 Desember 2021

Barangkali Arkham Mukmin tahu bahwa menjadi warganegara bukanlah pilihan bebas. Artinya, tanpa harus menjadi anggota DPR atau wakil rakyat sekalipun, warga seperti dia dituntut—oleh hati nurani—untuk terlibat dalam percakapan publik demi memajukan negaranya. Termasuk lewat cara kritik.

Tidak ada yang salah dengan itu karena begitulah demokrasi bekerja. Tapi polisi virtual mengubah aturan main yang ada.

Jika kemudian ini berlanjut tanpa koreksi, maka situasi hanya akan menjerumuskan kita kepada ‘kriminalisasi pendapat’—hal yang dua dekade lampau sudah pernah dilawan habis-habisan oleh bangsa ini.

Edukasi & UU ITE

Koordinator Presidium Demokrasiana Institute Zaenal Abidin Riam cukup menyayangkan dipilihnya virtual police sebagai jalan tengah yang diambil polisi dalam upaya menertibkan etika warganet di dunia maya. Menurutnya, sebagaimana dikatakan pula oleh banyak masyarakat sipil lain, justru kehadiran polisi virtual membuat diskursus di ruang publik terhambat.

“Orang takut menyampaikan kritik di dunia maya, khawatir kritiknya dianggap ujaran kebencian. Itu buruk bagi demokrasi kita,” katanya Zaenal saat Barisanco memintainya pendapat, Minggu (21/3).

Menurut Zaenal, sebetulnya lebih tepat jika upaya penertiban demikian dikemas dalam bentuk-bentuk edukasi. Memang cara ini lebih memakan waktu, dan tak ada jalan mudah kalau bicara edukasi. Namun, hal itu tetap bisa diupayakan, dan ia meyakini bahwa edukasi akan lebih membawa dampak positif bagi masyarakat.

“Yang lebih tepat sesungguhnya adalah mengedukasi masyarakat untuk bijak bermedia sosial. Bukan berarti virtual police tidak memiliki manfaat. Akan tetapi cara (edukasi) ini jelas lebih membantu warganet untuk aware terhadap unggahannya di medsos.” Ucap Zaenal.

Namun menurut Zaenal, masalah yang lebih mendasar daripada patroli siber lebih perlu diselesaikan. Harus disebut secara jelas bahwa tidak akan ada polisi virtual jika UU ITE tidak segera direvisi.

“Virtual police pada dasarnya bukan akar masalah atas semakin mudah ditemukannya kriminalisasi pendapat orang di ruang publik. Yang seharusnya dilakukan pemerintah adalah serius melakukan revisi UU ITE, dan sayangnya keseriusan itu belum benar-benar terlihat.” Kata Zaenal

Menurut Zaenal, kuatnya desakan publik tentang revisi UU ITE semestinya direspons pemerintah dan DPR. Apalagi, pasal-pasal yang multitafsir dalam UU tersebut sudah jelas-jelas menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat.

Jika desakan merevisi UU ITE tersebut masih saja disikapi setengah hati, salah-salah kita hanya akan terjebak pada persoalan remeh-temeh saling lapor antarwarga. Sementara, diam-diam, persoalan besar terkait kondisi berbangsa menguap hampa dan cenderung dilupakan. []

———-

Indeks Laporan:

  1. Gara-gara Patroli Internet
  2. Apakah Virtual Police Seseram yang Kita Bayangkan?
  3. Obsesi Sejumlah Negara Mengawasi Internet Warganya
  4. Polisi Vistual Ciptakan Persepsi Ancaman, Direktur SAFEnet Berbagi Tips Mengantisipasinya

Penulis: Ananta Damarjati

Topik: FokusPolisi Virtual
Redaksi Barisan.co

Redaksi Barisan.co

Media Opini Indonesia

POS LAINNYA

Membangun Ketersambungan & Rasa Memiliki dari Pekerja JIS yang Jadi Youtuber
Fokus

Membangun Ketersambungan & Rasa Memiliki dari Pekerja JIS yang Jadi Youtuber

15 Desember 2021
Berkah Jakarta International Stadium bagi Warga Kampung Bayam
Fokus

Berkah Jakarta International Stadium bagi Warga Kampung Bayam

15 Desember 2021
Jakarta Tourism Forum: Ada Banyak Sebab Kita Patut Membanggakan Stadion JIS
Fokus

Jakarta Tourism Forum: Ada Banyak Sebab Kita Patut Membanggakan Stadion JIS

15 Desember 2021
Fokus

Sukar Mengikis Kebiasaan Konsumsi Daging Anjing di Surakarta

8 Desember 2021
Fokus

BAWA: Daging Anjing Masih Dijual Bebas Sebab Aturan Tak Dijalankan

8 Desember 2021
Fenomena Mengonsumsi Daging Anjing & Masalah-Masalahnya
Fokus

Fenomena Mengonsumsi Daging Anjing & Masalah-Masalahnya

8 Desember 2021
Lainnya
Selanjutnya
Tak Ada Kerugian Negara dalam Rencana Balapan Formula E Jakarta

Tak Ada Kerugian Negara dalam Rencana Balapan Formula E Jakarta

Terdampak Pandemi, Berikut Tips Pelaku UMKM Agar Bertahan dan Sukses

Terdampak Pandemi, Berikut Tips Pelaku UMKM Agar Bertahan dan Sukses

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

Ilham Habibie Beberkan 3 Teknologi yang Paling Dibutuhkan Indonesia

Ilham Habibie Beberkan 3 Teknologi yang Paling Dibutuhkan Indonesia

14 Agustus 2022
Lima Prinsip Relawan ANIES

Lima Prinsip Relawan ANIES

14 Agustus 2022
Demokrasi atau Democrazy, Kasus Indonesia dan Amerika

Demokrasi atau Democrazy, Kasus Indonesia dan Amerika

14 Agustus 2022
jakarta kota yang nyaman

Cerita Orang Jepang: Jakarta Kota yang Nyaman

14 Agustus 2022
potensi diri

6 Langkah Mengenali Potensi Diri, Saatnya Raih Kesuksesan

14 Agustus 2022
Assasin

Assasin – Cerpen Noerjoso

14 Agustus 2022
Salman Rushdie Selamat, Pelaku Didakwa Penyerangan dan Pembunuhan Berencana

Salman Rushdie Selamat, Pelaku Didakwa Penyerangan dan Pembunuhan Berencana

14 Agustus 2022

SOROTAN

Lima Prinsip Relawan ANIES
Opini

Lima Prinsip Relawan ANIES

:: Redaksi
14 Agustus 2022

Oleh: Laode Basir, Koordinator Relawan ANIES Satu simpul relawan yang makin aktif mendukung pencalonan Anies Baswedan sebagai Presiden menyebut dirinya...

Selengkapnya
Filosofi Pohon

Filosofi Pohon

11 Agustus 2022
Kaum Khawarij Modern

Potret Keberagamaan yang Ekslusif Kaum Khawarij Modern

9 Agustus 2022
Sejarah Penetapan Tahun Hijriah dan Arti Bulan-Bulan dalam Kalender Islam

Sejarah Penetapan Tahun Hijriah dan Arti Bulan-Bulan dalam Kalender Islam

1 Agustus 2022
satu abad chairil anwar

Satu Abad Chairil Anwar, Puisi dan Doa

26 Juli 2022
Film Invisible Hopes

Film Invisible Hopes Mengungkap Sisi Gelap Anak-Anak yang Lahir di Jeruji Penjara

23 Juli 2022
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Risalah
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Sastra
  • Khazanah
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang