Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Fokus

Gara-gara Patroli Internet

:: Redaksi Barisan.co
24 Maret 2021
dalam Fokus
Gara-gara Patroli Internet

Ilustrasi: okezone.com

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

BARISAN.CO – Mungkin kehadiran Polisi Virtual dapat dinilai baik kalau dikaitkan dengan status warganet Indonesia yang, menurut laporan Digital Civility Index (DCI), termasuk paling barbar di kolong jagat. Warganet, dengan begitu, perlu ditertibkan demi percakapan yang sehat.

Tapi seiring kebijakan Polisi Virtual itu berjalan, ada banyak catatan minor yang penting diungkapkan.

Kasus penangkapan Arkham Mukmin, semisal, jelas membawa atmosfer ketakutan bagi kita semua untuk beropini. Warga Slawi, Jawa Tengah, itu dicokok oleh tim Polres Surakarta lantaran mengkritik rencana Gibran Rakabuming yang hendak menggelar pertandingan Piala Menpora di kotanya.

“Tau apa dia tentang sepak bola, taunya cmn dikasih jabatan saja,” begitu tulis Arkham Mukmin, lewat akun Instagram @arkham_87 miliknya. Komentar Arkham ini, kata polisi Solo, memenuhi kriteria hoaks karena tidak benar bahwa jabatan Gibran merupakan pemberian: Gibran menjabat atas proses demokrasi yang sah.

BACAJUGA

Junta Militer

Dua Tahun Myanmar di Bawah Junta Militer, Lebih dari 2.900 Warga Sipil Tewas

5 Februari 2023
Rohingya

Eksodus Jutaan Rakyat Myanmar & Kekacauan Negeri Pagoda Emas yang Belum Selesai

5 Februari 2023

Barangkali Arkham Mukmin tahu bahwa menjadi warganegara bukanlah pilihan bebas. Artinya, tanpa harus menjadi anggota DPR atau wakil rakyat sekalipun, warga seperti dia dituntut—oleh hati nurani—untuk terlibat dalam percakapan publik demi memajukan negaranya. Termasuk lewat cara kritik.

Tidak ada yang salah dengan itu karena begitulah demokrasi bekerja. Tapi polisi virtual mengubah aturan main yang ada.

Jika kemudian ini berlanjut tanpa koreksi, maka situasi hanya akan menjerumuskan kita kepada ‘kriminalisasi pendapat’—hal yang dua dekade lampau sudah pernah dilawan habis-habisan oleh bangsa ini.

Edukasi & UU ITE

Koordinator Presidium Demokrasiana Institute Zaenal Abidin Riam cukup menyayangkan dipilihnya virtual police sebagai jalan tengah yang diambil polisi dalam upaya menertibkan etika warganet di dunia maya. Menurutnya, sebagaimana dikatakan pula oleh banyak masyarakat sipil lain, justru kehadiran polisi virtual membuat diskursus di ruang publik terhambat.

“Orang takut menyampaikan kritik di dunia maya, khawatir kritiknya dianggap ujaran kebencian. Itu buruk bagi demokrasi kita,” katanya Zaenal saat Barisanco memintainya pendapat, Minggu (21/3).

Menurut Zaenal, sebetulnya lebih tepat jika upaya penertiban demikian dikemas dalam bentuk-bentuk edukasi. Memang cara ini lebih memakan waktu, dan tak ada jalan mudah kalau bicara edukasi. Namun, hal itu tetap bisa diupayakan, dan ia meyakini bahwa edukasi akan lebih membawa dampak positif bagi masyarakat.

“Yang lebih tepat sesungguhnya adalah mengedukasi masyarakat untuk bijak bermedia sosial. Bukan berarti virtual police tidak memiliki manfaat. Akan tetapi cara (edukasi) ini jelas lebih membantu warganet untuk aware terhadap unggahannya di medsos.” Ucap Zaenal.

Namun menurut Zaenal, masalah yang lebih mendasar daripada patroli siber lebih perlu diselesaikan. Harus disebut secara jelas bahwa tidak akan ada polisi virtual jika UU ITE tidak segera direvisi.

“Virtual police pada dasarnya bukan akar masalah atas semakin mudah ditemukannya kriminalisasi pendapat orang di ruang publik. Yang seharusnya dilakukan pemerintah adalah serius melakukan revisi UU ITE, dan sayangnya keseriusan itu belum benar-benar terlihat.” Kata Zaenal

Menurut Zaenal, kuatnya desakan publik tentang revisi UU ITE semestinya direspons pemerintah dan DPR. Apalagi, pasal-pasal yang multitafsir dalam UU tersebut sudah jelas-jelas menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat.

Jika desakan merevisi UU ITE tersebut masih saja disikapi setengah hati, salah-salah kita hanya akan terjebak pada persoalan remeh-temeh saling lapor antarwarga. Sementara, diam-diam, persoalan besar terkait kondisi berbangsa menguap hampa dan cenderung dilupakan. []

———-

Indeks Laporan:

  1. Gara-gara Patroli Internet
  2. Apakah Virtual Police Seseram yang Kita Bayangkan?
  3. Obsesi Sejumlah Negara Mengawasi Internet Warganya
  4. Polisi Vistual Ciptakan Persepsi Ancaman, Direktur SAFEnet Berbagi Tips Mengantisipasinya

Penulis: Ananta Damarjati

Topik: FokusPolisi Virtual
Redaksi Barisan.co

Redaksi Barisan.co

Media Opini Indonesia

POS LAINNYA

Junta Militer
Fokus

Dua Tahun Myanmar di Bawah Junta Militer, Lebih dari 2.900 Warga Sipil Tewas

5 Februari 2023
Rohingya
Fokus

Eksodus Jutaan Rakyat Myanmar & Kekacauan Negeri Pagoda Emas yang Belum Selesai

5 Februari 2023
Opium Myanmar
Fokus

Ekonomi Terpuruk, Rakyat Myanmar Berbondong Tanam Opium

5 Februari 2023
Hari Anti-Hukuman Mati
Fokus

Makin Banyak Negara yang Hapus Hukuman Mati

9 Oktober 2022
Suud Rusli Terpidana Mati
Fokus

Suud Rusli Menanti Hukuman Mati

9 Oktober 2022
Anti Hukuman Mati
Fokus

Milenial Memandang Hukuman Mati

9 Oktober 2022
Lainnya
Selanjutnya
Tak Ada Kerugian Negara dalam Rencana Balapan Formula E Jakarta

Tak Ada Kerugian Negara dalam Rencana Balapan Formula E Jakarta

Terdampak Pandemi, Berikut Tips Pelaku UMKM Agar Bertahan dan Sukses

Terdampak Pandemi, Berikut Tips Pelaku UMKM Agar Bertahan dan Sukses

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

tidak kenal pancasila
Terkini

Budhy Munawar Rachman: Generasi Milenial dan Gen Z Tidak Kenal Baik Pancasila

:: Redaksi Barisan.co
4 Juni 2023

Tidak kenal pancasila

Selengkapnya
Memanggil Pulang

Memanggil Pulang yang Bernama Kesejahteraan – Cerpen Langit Biru Asmaradhana

4 Juni 2023
lembaran cinta

Lembaran Cinta

4 Juni 2023
pendengar

Pendengar Pertama

4 Juni 2023
Tazkiyatun Nafs

Tazkiyatun Nafs Menurut Al-Quran, Berikut Pandangan Ustadz Adi Hidayat

4 Juni 2023
LRT Bali

Menghitung Untung Rugi Bikin LRT di Pulau Bali

3 Juni 2023
harga daging ayam

Pedagang Menjerit Harga Daging Ayam Rp49.000/Kg, Zulhas Bilang Masih Wajar

3 Juni 2023
Lainnya

SOROTAN

Anies Pilih Duduk di Tribun Formula E daripada di VVIP yang Gratisan?
Opini

Anies Pilih Duduk di Tribun Formula E daripada di VVIP yang Gratisan?

:: Yayat R Cipasang
3 Juni 2023

AJANG balapan mobil listrik Formula E kembali digelar di Jakarta. Namun sayangnya ajang internasional yang diprediksi bakal menggeser Formula 1...

Selengkapnya
Pancasila Titik Temu Antara Keislaman dan Keindonesiaan

Pancasila Titik Temu Antara Keislaman dan Keindonesiaan

3 Juni 2023
Hutan atau Emas?

Hutan atau Emas?

3 Juni 2023
Politik Kreatif Anies Membongkar Kedok Politik Pencitraan

Politik Kreatif Anies Membongkar Kedok Politik Pencitraan

2 Juni 2023
korupsi dan ideologi

Korupsi dan Rontoknya Ideologi

1 Juni 2023
Pohon Hayat dan Pohon Ditebang

Pohon Hayat dan Pohon Ditebang

31 Mei 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang