Jokowi menjelaskan di Terowongan 2 terdapat masalah teknis yang harus segera diselesaikan.
Dwiyana Slamet Riyadi selaku Presiden Direktur KCIC mengungkapkan terowongan 2 menjadi salah satu area dengan tantangan geologis tersulit.
Direktur Eksekutif Rujak Center For Studies, Elisa Sutanudjaja mengkritiknya. Dalam artikel yang ia tulis berjudul Kereta Cepat: Akselerasi Ketimpangan dalam Urbanisasi dan Bencana Ekologis Masa Depan.
Dalam tulisan tersebut, Elisa menelisik ketimpangan pada kawasan perkotaan hasil dari megaproyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Serta keterkaitannya dengan ketimpangan akibat dari proses suburbunisasi.
Menurutnya, kesulitan dan dampak negatif dari proyek itu bisa saja dimodifikasi dan ditanggulangi, namun tak jarang, solusi teknis membawa dampak lain yang bisa jadi hanya memindahkan masalah ke tempat lain.
“Pada akhirnya kereta cepat ini hanyalah jadi contoh lain solusi yang dapat membawa prahara di masa depan. Namun, untungnya bukan kita yang harus berhadapan dengan masalah baru (namun lama) yang muncul, melainkan anak cucu kita,” tulis Elisa. [rif]