Identifikasi Kandungan Gula dengan Memahami Informasi Nilai Gizi
Dari 195 negara, Indonesia berada di urutan ke-52 dengan prevalensi diabetes tertinggi di antara populasi berusia 20 hingga 79 tahun.
Selain faktor keturunan, makanan dan minuman juga menjadi faktor risiko dari penyakit ini. Di Indonesia khususnya, banyak orang yang abai dengan informasi nilai gizi (nutrition fact) yang tertera pada kemasan produk. Padahal, ini dapat membantu mengidentifikasi kandungan gula.
Bila tahu cara membaca label yang benar, kita dapat mengidentifikasi kandungan gula yang terkadang tersembunyi didalamnya. Gula dapat muncul di tempat yang tidak terduga. Mereka bisa bersembunyi bahkan dalam makanan, seperti saus salad, granola bar, dan makanan jadi.
Tiap orang memiliki toleransi berbeda terhadap gula, tetapi bagi penderita diabetes tipe 2 yang tidak toleran dengan karbohidrat, mengonsumsi terlalu banyak gula dapat menyebabkan masalah.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan, hanya 6 sendok teh gula perhari.
Sialnya, banyak nama pengganti untuk gula tambahan dalam kemasan. Sinonim gula paling umum adalah dekstrosa, fruktosa, dan glukosa. Tetapi, masih ada puluhan sinonim lainnya. Sementara itu, saat menemukan label yang menyatakan sirup jagung fruktosa tinggi sebagai salah satu bahan, itu sebenarnya nama lain untuk gula.
Oleh karenaya, tidak hanya membaca label makanan dan minuman, kita juga perlu mengetahui arti sebenarnya dari bahan tertentu.