Tim peneliti melakukan meta-analisis baru yang mengevaluasi studi terbitan antara tahun 2012 hingga 2021 untuk melihat efek ponsel pada kualitas sperma. Mereka meninjau data dari 18 penelitian yang mencakup 4.280 sampel sperma.
BARISAN.CO – Di era modern saat ini, manusia tidak bisa lepas dari ponsel. Tak jarang, kita menemukan beberapa orang cenderung merasa cemas saat ponselnya lowbat.
Namun, ada kabar buruk bagi laki-laki yang menggunakan ponsel. Mengutip Study Finds, sebuah penelitian menemukan laki-laki yang ingin memulai rumah tangga harus mengurangi sedikit waktunya dari ponsel mereka.
“Laki-laki haru berusaha mengurangi penggunaan ponsel demi melindungi kualitas spermanya,” kata Dr. Yun Hak Kim, asisten profesor di Universitas Nasional Pusan.
Dalam penelitian sebelumnya, ponsel memancarkan gelombang elektromagnetik frekuensi tingkat rendah yang mungkin bisa merusak otak, jantung, dan sistem endokrin.
Sebuah tinjauan studi tentang gelombang elektromagnetik frekuensi radio pada tahun 2011 menunjukkan gelombang ini juga mengurangi kualitas sperma. Namun, analisis data berfokus pada jenis ponsel yang eksis pada zaman itu.
Sedangkan, dalam studi ini, para ilmuwan melihat jumlah kerusakan gelombang elektromagnetik frekuensi radio dari smartphone yang mungkin ditimbulkan bagi kesehatan penggunanya.
Tim peneliti melakukan meta-analisis baru yang mengevaluasi studi terbitan antara tahun 2012 hingga 2021 untuk melihat efek ponsel pada kualitas sperma. Mereka meninjau data dari 18 penelitian yang mencakup 4.280 sampel sperma.
Hasilnya memperlihatkan hubungan antara penggunaan ponsel dan penurunan motalitas, viabilitas, dan konsentrasi sperma. Menariknya, para peneliti tidak menemukan hubungan antara penurunan kualitas sperma dan durasi waktu dalam penggunaan ponsel. Hanya menemukan dampak yang terjadi akibat paparan ponsel itu sendiri.
Perusahaan terknologi terus mengembangkan ponsel. Para peneliti menyarankan lebih banyak penelitian untuk mengevaluasi tingkat ancaman yang dihasilkan oleh perangkat seluler terhadap kesuburan laki-laki.
Jumlah sperma yang rendah disebut dengan oligozoospermia. Itu terjadi saat kondisi laki-laki memiliki kurang dari 15 juta sperma per mililiter air mani. Memiliki jumlah sperma yang rendah membuat lebih sulit pasangannya hamil secara alami, meski kemungkinan masih bisa saja terjadi.
Gejalanya termasuk dengan menurunnya dorongan seks atau disfungsi ereksi, nyeri, bengkak atau benjolan pada area testis, dan adanya penurunan rambut di wajah atau tubuh atau tanda lainnya dari kelainan kromosom.
Melihat penelitian di atas, tentu ini bisa saja jadi masalah di masa depan dari penggunaan ponsel tersebut. Agar kualitas sperma tetap terjaga, laki-laki bisa memulai dengan cara mengurangi penggunaan ponsel. [ysn]