Scroll untuk baca artikel
Khazanah

Ilmuwan Islam Penemu Ilmu Tata Surya

Redaksi
×

Ilmuwan Islam Penemu Ilmu Tata Surya

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Matahari merupakan pusat tata surya. Jika digambarkan identik berbentuk bulat. Diameternya sekitar 1.392.684 km, kira-kira 109 kali diameter Bumi, dan massanya (sekitar 2×1030 kilogram, 330.000 kali massa Bumi) mewakili kurang lebih 99,86 % massa total tata surya.

Lantas siapa penemu matahari sebagai pusat tata surya? Ulama dan Ilmuwan Islam telah mengkajinya melalui ilmu yang dikenal ilmu perbintangan dan astronomi.

Era kebangkitan Islam menjadi pertanda kejayaan Islam semenjak gerakan keilmuan dikembangkan. Gerakan keilmuan ditandai dengan banyak dilakukan upaya penterjemahan yang dilakukan pada era Daulah Abbasiah.

Semenjak itu muncul dan lahirlah para ilmuwan muslim yang masyhur dan dikenal hingga sekarang ini. Ilmuwan muslim tersebut yakni:

  1. Al-Biruni (fisika, kedokteran);
  2. Jabir bin Hayyan (Geber) pada ilmu kimia;
  3. Al-Khawarizmi (Algorism) pada ilmu matematika;
  4. Al-Kindi (filsafat);
  5. Al-Farazi,
  6. Al-Fargani,
  7. Al-Bitruji (astronomi);
  8. Abu Ali Al-Hasan bin Haythami pada bidang teknik dan optik;
  9. Ibnu Sina (Avicenna) yang dikenal dengan Bapak Ilmu Kedokteran Modern;
  10. Ibnu Rusyd (Averroes) pada bidang filsafat;
    Ibnu Khaldun (sejarah, sosiologi).

Mereka telah meletakkan dasar pada berbagai bidang ilmu pengetahuan.
Beberapa ilmuwan muslim lainnya pada masa Daulat Abbasiyah yang karyanya diakui dunia diantaranya:

  1. Al-Razi (guru Ibnu Sina), berkarya dibidang kimia dan kedokteran, menghasilkan 224 judul buku, 140 buku tentang pengobatan, diterjemahkan ke dalam Bahasa Latin. Bukunya yang paling terkenal adalah Al-Hawi Fi Ilm At Tadawi (30 jilid, berisi tentang jenis-jenis penyakit dan upaya penyembuhannya). Buku-bukunya menjadi bahan referensi serta panduan dokter di seluruh Eropa sampai abad 17. Al-Razi adalah tokoh pertama yang membedakan antara penyakit cacar dengan measles. Dia juga orang pertama yang menyusun buku mengenai kedokteran anak. Sesudahnya, ilmu kedokteraan berada di tangan Ibnu Sina;
  2. Al-Battani (Al-Batenius), seorang astronom. Hasil perhitungannya tentang bumi mengelilingi pusat tata surya dalam waktu 365 hari, 5 jam, 46 menit, 24 detik, mendekati akurat.
    Buku yang paling terkenal adalah Kitab Al Zij dalam bahasa latin: De Scienta Stellerum u De Numeris Stellerumet Motibus, dimana terjemahan tertua dari karyanya masih ada di Vatikan;
  3. Al Ya’qubi, seorang ahli geografi, sejarawan dan pengembara. Buku tertua dalam sejarah ilmu geografi berjudul Al Buldan (891), yang diterbitkan kembali oleh Belanda dengan judul Ibn Waddih qui dicitur al-Ya’qubi historiae;
  4. Al Buzjani (Abul Wafa). Ia mengembangkan beberapa teori penting di bidang matematika (geometri dan trigonometri).
    Sejarah telah membuktikan bahwa kontribusi Islam pada kemajuan ilmu pengetahuan di dunia modern menjadi fakta sejarah yang tak terbantahkan.

Bahkan dimulai dari dunia Islamlah ilmu pengetahuan mengalami transmisi (penyebaran, penularan), Diseminasi dan proliferasi (pengembangan) ke dunia Barat yang sebelumnya diliputi oleh masa ‘the Dark Ages’ mendorong munculnya zaman renaissance atau enlightenment (pencerahan) di Eropa.

Melalui dunia Islam-lah mereka mendapat akses untuk mendalami dan mengembangkan ilmu pengetahuan modern. (Alfin/Luk)