Barisan.co – Pada suhu lingkungan yang hangat menuju panas, sering kali kita mengeluarkan keringat dalam jumlah relatif banyak. Begitu pula sebaliknya, pada suhu dingin nyaris sama sekali keringat itu tidak keluar.
Ya, berkeringat adalah salah satu cara tubuh melalui kulit untuk menstabilkan suhu. Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh.
Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme feed back (umpan balik ) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik.
Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 37°C. Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan merangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik tetap.
Kulit Sebagai Pengatur Suhu Tubuh
Kulit merupakan bagian organ tubuh manusia yang terletak di luar dan hanya sedikit saja yang membatasi bagian dalam tubuh. Luas kulit pada manusia pada orang dewasa di perkirakan sekitar 1,5 m2 dengan berat sekitar 15 % dari berat badan secara keseluruhan.
Kulit manusia terdiri dari 3 lapisan kulit bagian utama yakni : epidermis, dermis, dan hipodermis. Lapisan kulit Epidermis terdiri dari stratum korneum yang kaya akan keratin, stratum lucidum, stratum granulosum yang kaya akan keratohialin, stratum spinosum dan stratum basal yang mitotik. Dermis terdiri dari serabut-serabut penunjang antara lain kolagen dan elastin. Sedangkan hipodermis terdiri dari sel-sel lemak, ujung saraf tepi, pembuluh darah dan pembuluh getah bening.
Kulit kita membantu tubuh kita mempertahankan suhu internal yang konstan. Ketika suhu lingkungan naik, pembuluh darah hadir dalam melebarkan kulit. Dengan cara ini, banyak panas yang hilang dari tubuh. Di sisi lain, dalam menanggapi lingkungan yang dingin, pembuluh darah mengerut, sehingga mengurangi kehilangan panas tubuh.
Kelenjar keringat hadir dalam kulit juga memainkan peran penting dalam regulasi suhu. Keringat akan lebih banyak diproduksi ketika suhu lingkungan naik. Penguapan keringat dari kulit menciptakan efek pendinginan.
Di sisi lain, folikel rambut membantu menjaga suhu tubuh saat terkena lingkungan yang dingin. Ketika rambut berdiri di ujung kulit, sebuah fenomena yang lebih dikenal sebagai merinding, udara yang terperangkap di antara mereka bertindak sebagai insulator untuk mencegah hilangnya panas.
Menghangatkan dan mendinginkan tubuh
Kulit kita kita membantu jika kita merasakan terlalu panas atau terlalu dingin. Pembuluh darah, rambut, kelenjar keringat saling bekerja sama untuk menjaga tubuh kita pada temperatur yang sesuai. seperti pada saat kita berlari pada saat suhu panas, kita akan merasa kepanasan, atau saat kita bermain diluar ketika temperatur dingin, maka saat itulah kulit kita akan menjaga kesimbangan temperatur tubuh kita.
Menurut Prof. Dr. Albert Hutapea, MPH dari Universitas Advent Indonesia dalam bukunya Keajaiban-keajaiban Dalam Tubuh Manusia, tubuh kita begitu pintar karena akan dengan sendirinya menjaga tubuh kita pada temperatur normal sekitar 98.6°F (37°C) sehingga sel-sel tubuh kita akan tetap stabil. Kulit kita secara otomatis akan menanggapi pesan dari sensor dalam otak kita yang biasa disebut hypothalamus.