Pasangan Pramono Anung dan Rano Karno berfokus pada solusi transportasi berkelanjutan melalui jalur sepeda, peningkatan penggunaan transportasi umum, dan penataan transportasi publik untuk mengurangi polusi di Jakarta.
BARISAN.CO – Salah satu isu yang menjadi sorotan adalah program transportasi ramah lingkungan dari pasangan calon nomor urut 03, Pramono Anung dan Rano Karno.
Isu ini jelang Debat Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Pilkada Jakarta yang berlangsung Minggu (06/10/2024).
Salah satu program utama pasangan Pramono Anung dan Rano Karno adalah membangun jalur sepeda, yang dinilai dapat mengurangi polusi udara di Jakarta, yang sebagian besar berasal dari sektor transportasi.
Program pembangunan jalur sepeda ini didukung oleh data yang menunjukkan bahwa transportasi menyumbang sekitar 30-40% dari total polusi di ibu kota.
Dengan mendorong masyarakat beralih ke sepeda, diharapkan emisi gas buang dari kendaraan bermotor dapat ditekan, sehingga kualitas udara Jakarta bisa membaik secara signifikan.
Namun, program tersebut tidak berjalan mulus. Sebelumnya, beberapa anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jakarta meminta evaluasi terhadap jalur sepeda yang sudah dibangun.
Beberapa di antaranya bahkan telah dibongkar karena dianggap tidak efektif dan mengganggu arus lalu lintas.
Perdebatan tentang pentingnya jalur sepeda dan sinkronisasi dengan kebijakan lain terus menjadi bahan diskusi di tingkat legislatif.
Menanggapi hal tersebut, La Ode Basir, juru bicara dari tim pemenangan Pramono Anung dan Rano Karno, menyatakan bahwa pihaknya siap mengevaluasi program tersebut.
“Kami sangat terbuka untuk evaluasi. Justru ini adalah kesempatan untuk memastikan program ini benar-benar bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.
Menurut La Ode, pasangan Anung-Rano Karno tidak hanya fokus pada jalur sepeda sebagai solusi transportasi ramah lingkungan.
“Mereka juga memiliki dua program tambahan yang dirancang untuk mendukung transportasi dan lingkungan berkelanjutan,” imbuhnya.
Lebih lanjut ia menyampaikan, program pertama adalah peningkatan penggunaan transportasi umum.
La Ode menekankan pentingnya memaksimalkan penggunaan transportasi massal seperti bus, yang dinilai lebih efisien dibandingkan kendaraan pribadi, baik yang menggunakan bahan bakar fosil maupun energi terbarukan.
“Perbandingan penggunaan antara kendaraan pribadi dan transportasi umum sangat timpang, dan itu perlu diubah. Kendaraan pribadi, apa pun bahan bakarnya, tetap memberikan kontribusi besar terhadap polusi. Karena itu, kami akan menggenjot penggunaan transportasi umum agar lebih banyak digunakan oleh warga Jakarta,” lanjut La Ode.
Selain itu, program ketiga dari pasangan ini adalah penataan transportasi publik secara lebih komprehensif.