Masa ketika dia butuh kasih sayang orang tua dan pihak lain di lingkungannya. Tanpa kasih sayang pihak lain dan lingkungannya, dia tidak bisa terus tumbuh dan berkembang sampai bisa menyelesaikan pendidikan dan meniti karir sukses sampai akhirnya menggenggam kekuasaan tiada batas. Dia lupa bahwa dia berasal dari makhluk lemah dan tak berdaya. Kelalaian yang menyakitkan.
Setelah kejatuhan, meski katakanlah dia masih mempunyai setumpuk harta kekayaan dan pengaruh, tetapi dia tidak akan mampu menghindari catatan sejarah, terlebih catatan kemanusiaan. Dia telah terlempar dalam jurang kenistaan. Nista juga bagi anak keturunannya kelak, sungguh sangat menyakitkan.
Maka pelajaran bijak bagi kita sekalian adalah, tetaplah di jalan lurus. Tidak rugi sama sekali bila tetap tegak di jalan lurus. Godaan kerakusan, kenikmatan harta duniawi dan gemerlap kemewahan, sekali lagi bisa kita saksikan adalah semu belaka.
Kelak ketika akhir waktunya tiba, yang dia butuhkan hanya selubang kubur 2 x 1 meter saja. Silakan masukkan segenap harta kekayaannya ke dalam liang lahatnya, apabila mampu merasakan kenikmatan harta kekayaannya di alam kubur.
Kesadaran akhir dan kekal janganlah kita terlupa. Banyak sekali orang melupakan bahkan menertawakan adanya hari akhir. Padahal telah ditunjukkan Tuhan di depan mata hidungnya bahwa ada Awal dan adanya Akhir. Itu bukan hanya peristiwa kebetulan belaka. Bahwa “Akhir” itu tidak hanya kasat mata di dunia sebatas lubang kubur. Tetapi ada Alam Akhirat.
Tempat manusia mempertanggung jawabkan segala tindak lakunya di dunia. Menjawab segala pertanyaan ke mana amanatnya sebagai pemimpin di muka bumi telah dia bawa. Ke mana harta benda, dan kekuasaannya telah digunakan.
Adakah barisan panjang umat manusia yang menuntut keadilan dan tanggung jawab “hukum semesta” akan kerusakan dan kedzaliman yang telah dia lakukan semasa hidup. Ya, banyak orang melupakan dan menertawakan perihal hari akhir.
Bagi Begawan yang telah mengerti hakikat dan makna, maka segala tingkah laku manusia dan makluk hidup di muka bumi hanyalah permainan dunia belaka.
Mereka yang gila harta dan kekuasaan, baginya hanya tontotan lucu dan menggelikan. Dia mengerti dan amat paham, itu semua hanya skenario Ilahiah yang dijalankan manusia sebagai makhluk lemah tak berdaya.
Dan mereka yang senantiasa memohon ampun dan mengharap ridhaNya, adalah orang-orang beruntung di dunia dan akhirat.